Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

(1)

xi  ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMETS (TGT) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR SISWA

Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Ivena Lemmuela Anindita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi; (2) peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Tahapan penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi (rerata skor motivasi pra penelitian: 56,67; siklus I: 63,58 dan siklus II: 67,05); (2) ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi (tingkat ketuntasan siswa pada pra penelitian: 10,81%; siklus I: 51,4% dan siklus II: 73%).


(2)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) IN ECONOMICS TO

IMPROVE STUDENT’S MOTIVATION AND STUDENT’S ACHIEVEMENT

A Case Study on The Eleventh Grade Students of the Social Science Department of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta

Ivena Lemmuela Anindita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to find out the (1) improvement of student’s learning motivation by applying a cooperative learning model type TGT in economics; (2) improvement of student’s learning achievement by applying a cooperative learning type TGT in economics.

It is a classroom action research. This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta in January-March 2012. The population is the eleventh grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. This research was conducted based on 2 cycles. Methods of collecting the data are observation, interview, documentation and questionnaire. The phases of classroom action research are planning, implementation, observation, and reflection. Data analysis techniques are descriptive analysis and comparative analysis.

Based on the analysis the result shows that: (1) there is improvement in motivation, students can increase student’s learning motivation by applying cooperative learning model type TGT in economics (the average score of student’s motivation before research is 56,67; cycle I is 63,58; and cycle II is 67,05); (2) there is positive improvement in student’s learning achievement by applying cooperative learning model type TGT in economics (student passing grade before research is 10,81%; cycle I is 51,4%; and cycle II is 73%).


(3)

PENERA

TEAM

PE

MO

Studi

 

JURU

FA

APAN M

MS-GAM

LAJARA

OTIVASI

Kasus pada Di

PROGRA

USAN PE

AKULTA

UN

MODEL PE

MES-TOUR

AN EKON

BELAJA

a Siswa Kel

iajukan untu Memperole Program S

Ivena

N

AM STUD

ENDIDIKA

AS KEGUR

NIVERSIT

Y

EMBELA

URNAMEN

NOMI UN

AR DAN H

las XI IPS 3

SKRIP

uk Memenu eh Gelar Sa Studi Pendi

Oleh

a Lemmue

NIM: 0813

DI PENDI

AN ILMU

RUAN DA

TAS SAN

YOGYAK

2012

AJARAN

NTS

(TGT

NTUK ME

HASIL B

3 SMA Pang

PSI

uhi Salah Sa arjana Pendi dikan Akun

:

la Anindit

334017

IDIKAN A

U PENGE

AN ILMU

NATA DH

KARTA

2

KOOPE

T) DALA

ENINGKA

BELAJAR

gudi Luhur atu Syarat idikan ntansi

 

ta

AKUNTA

TAHUAN

U PENDID

HARMA

RATIF T

AM MATA

ATKAN

R SISWA

Yogyakarta

ANSI

N SOSIAL

DIKAN

TIPE

A

a

L


(4)

(5)

 


(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan

karunia-Nya, yang selalu membimbingku dan menyertaiku.

2. Kedua orang tuaku yaitu Bapak Edy Prijanto dan Ibu

Ani Sumarni terimakasih atas segala doa, perhatian, dukungannya.

3. Kakakku Lemmuela Alvita dan Chosa Kastuhandani

yang selalu mendukung dan memberi semangat.

4. Lourentius Dwi Hasto, terimakasih atas segala

perhatian, dukungan, dan doanya.

5. Teman-temanku terimakasih atas kebersamaan,


(7)

MOTTO

Sukses tak akan datang bagi orang yang hanya menunggu dan tidak berbuat apa-apa , tapi bagi orang

yang berusaha akan mewujudkan impian dan cita-citanya.

Selama kita yakin tidak ada yang tidak mungkin, percaya bahwa kita mempunyai kemampuan yang tidak


(8)

(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournaments (TGT) dalam Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini banyak mendapat masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;


(11)

ix 

5. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

8. Tenaga administrasi Program Pendidikan Akuntansi yang telah memantau kelancaran proses belajar selama ini;

9. Br.Herman Yoseph, FIC selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogayakarta;

10.Staf pengajar, tenaga administrasi, dan siswa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, khususnya untuk kelas XI IPS 3 yang telah banyak membantu untuk kelancaran pelaksanaan penelitian;

11.Seluruh keluargaku: kedua orang tuaku Bapak Edy Prijanto dan Ibu Ani Sumarni, kakakku Lemmuela Alvita Kurniawati dan F. Chosa Kastuhandani terimakasih atas segala perhatian, dukungan, doa dan kasih sayangnya;

12.Lourentius Dwi Hasto, terimakasih atas perhatian, pengertian, doa dan dukungannya;

13.Seluruh teman-temanku khususnya semua teman angkatan 2008 yang banyak memberikan pengalaman, kasih, dan perhatian.


(12)

(13)

xi  ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS-GAMES-TOURNAMETS (TGT) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN

HASIL BELAJAR SISWA

Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Ivena Lemmuela Anindita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi; (2) peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Januari-Maret 2012. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Tahapan penelitian tindakan kelas meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi (rerata skor motivasi pra penelitian: 56,67; siklus I: 63,58 dan siklus II: 67,05); (2) ada peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam mata pelajaran ekonomi (tingkat ketuntasan siswa pada pra penelitian: 10,81%; siklus I: 51,4% dan siklus II: 73%).


(14)

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) IN ECONOMICS TO

IMPROVE STUDENT’S MOTIVATION AND STUDENT’S ACHIEVEMENT

A Case Study on The Eleventh Grade Students of the Social Science Department of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta

Ivena Lemmuela Anindita Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to find out the (1) improvement of student’s learning motivation by applying a cooperative learning model type TGT in economics; (2) improvement of student’s learning achievement by applying a cooperative learning type TGT in economics.

It is a classroom action research. This research was conducted in Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta in January-March 2012. The population is the eleventh grade students of Pangudi Luhur Senior High School Yogyakarta. This research was conducted based on 2 cycles. Methods of collecting the data are observation, interview, documentation and questionnaire. The phases of classroom action research are planning, implementation, observation, and reflection. Data analysis techniques are descriptive analysis and comparative analysis.

Based on the analysis the result shows that: (1) there is improvement in motivation, students can increase student’s learning motivation by applying cooperative learning model type TGT in economics (the average score of student’s motivation before research is 56,67; cycle I is 63,58; and cycle II is 67,05); (2) there is positive improvement in student’s learning achievement by applying cooperative learning model type TGT in economics (student passing grade before research is 10,81%; cycle I is 51,4%; and cycle II is 73%).


(15)

xiii  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penulisan ... 4


(16)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 6

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 6

2. Prinsip Dasar PTK ... 6

3. Tujuan dan Fungsi PTK ... 7

4. Siklus PTK ... 7

B. Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 8

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif ... 8

3. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ... 10

4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ... 10

5. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif ... 11

C. Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) ... 12

1. Pengertian Model Pembelajaran TGT ... 12

2. Tahapan Model Pembelajaran TGT ... 12

D. Motivasi Belajar ... 14

1. Pengertian Motivasi ... 14

2. Klasifikasi Motivasi ... 16

3. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 16

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran ... 18

5. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran ... 19

E. Hasil Belajar ... 19


(17)

xv 

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

F. Mata Pelajaran Ekonomi ... 21

G. Kerangka Teoritik ... 22

BAB III METOE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 23

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 24

E. Prosedur Penelitian ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 30

G. Teknik Pengumpulan Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 38

A. Visi, Misi, dan Tujuan SMA PL Yogyakarta ... 38

B. Sistem Pendidikan di SMA PL Yogyakarta ... 39

C. Kurikulum SMA PL Yogyakarta ... 41

D. Organisasi Sekolah SMA PL Yogyakarta ... 42

E. Sumber Daya Manusia SMA PL Yogyakarta ... 50

F. Siswa SMA PL Yogyakarta ... 50

G. Kondisi Fisik, Lingkungan dan Fasilitas SMA PL ... 51

H. Proses Belajar Mengajar SMA PL Yogyakarta ... 54

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 56

J. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 58


(18)

L. Usaha-usaha Meningkatkan Kualitas Lulusan ... 60

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN ... 63

A. Deskripsi Penelitian ... 63

1. Observasi Pra Penelitian ... 63

a. Observasi Guru ... 64

b. Observasi Siswa ... 67

c. Observasi Kelas ... 70

2. Siklus Pertama ... 75

a. Perencanaan... 75

b. Tindakan ... 79

c. Observasi ... 82

d. Refleksi ... 89

3. Siklus Kedua ... 94

a. Perencanaan... 94

b. Tindakan ... 98

c. Observasi ... 101

d. Refleksi ... 108

B. Analisis Komparasi Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 113

1. Motivasi Belajar ... 113

a) Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Belajar ... 113

b) Analisis Komparatif Kuesioner Motivasi Belajar ... 115


(19)

xvii 

a) Hasil Belajar ... 117

b) Analisis Komparatif Hasil Belajar ... 119

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 121

A. Kesimpulan ... 121

1. Motivasi Belajar Siswa ... 121

a) Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa ... 121

b) Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Siswa ... 123

2. Hasil Belajar ... 123

B. Keterbatasan Penelitian ... 125

C. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127 LAMPIRAN


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Skor Variabel Motivasi ... 26

Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel ... 31

Tabel 3.4. Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar ... 35

Tabel 3.5. Analisis Komparatif ... 37

Tabel 5.1. Observasi Kegiatan Guru ... 66

Tabel 5.2. Observasi Kegiatan Siswa ... 68

Tabel 5.3. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian ... 68

Tabel 5.4. Observasi Kegiatan Kelas ... 71

Tabel 5.5. Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 82

Tabel 5.6. Aktivitas Kegiatan Siswa Siklus I ... 84

Tabel 5.7. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus I ... 86

Tabel 5.8. Pengamatan Keadaan Kelas Siklus I ... 88

Tabel 5.9. Instrumen Refleksi Kesan Guru Terhadap TGT ... 90

Tabel 5.10. Instrumen Refleksi Siswa ... 92

Tabel 5.11. Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 101

Tabel 5.12. Aktivitas Kegiatan Siswa ... 103

Tabel 5.13. Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 105

Tabel 5.14. Pengamatan Keadaan Kelas Siklus II ... 107

Tabel 5.15. Instrumen Refleksi Kesan Guru Terhadap TGT ... 109


(21)

xix 

Tabel 5.17. Analisis Komparatif Pengamatan Motivasi Siswa ... 113

Tabel 5.18. Analisis Komparatif Kuesioner Motivasi Belajar ... 115

Tabel 5.19. Hasil Belajar ... 117


(22)

DAFTAR GAMBAR


(23)

xxi 

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Ijin Penelitian ... 129 Surat Pernyataan Telah Melakukan Penelitian ... 130 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 131 Lampiran 1a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 136 Lampiran 2 Soal Pre Tes ... 141 Lampiran 3 Soal Post Tes Siklus I ... 145 Lampiran 3a Soal Post Test Siklus II ... 149 Lampiran 4 Catatan Anekdotal Terhadap Guru... 153 Lampiran 4a Catatan Anekdotal Terhadap Guru Pra Penelitian ... 191 Lampiran 4b Catatan Anekdotal Terhadap Guru Siklus I ... 196 Lampiran 4c Catatan Anekdotal Terhadap Guru Siklus II ... 209 Lampiran 5 Catatan Anekdotal Terhadp Siswa ... 154 Lampiran 5a Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Pra Penelitian ... 192 Lampiran 5b Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Siklus I ... 197 Lampiran 5c Catatan Anekdotal Terhadp Siswa Siklus II ... 210 Lampiran 6 Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas ... 155 Lampiran 6a Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas Pra

Penelitian ... 193 Lampiran 6b Catatan Anekdotal Terhadap Keadaan Kelas Siklus I ... 198


(24)

Lampiran 7 Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran ... 156 Lampiran 7a Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran

Siklus I ... 199 Lampiran 7b Instrumen Pengamatan Guru Dalam Pembelajaran

Siklus II ... 212 Lampiran 8 Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran ... 158

Lampiran 8a Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus I ... 201 Lampiran 8b Instrumen Pengamatan Siswa Dalam Pembelajaran

Siklus II ... 214 Lampiran 9 Instrumen Pengamatan Keadaan Kelas ... 159

Lampiran 9a Instrumen Pengamatan Keadaan Kelas Siklus I... 202 Lampiran 9b Instrumen Pengamatan Keadaan Kelas Siklus II ... 215 Lampiran 10 Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Pra Penelitian ... 161 Lampiran 10a Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siklus I ... 204 Lampiran 10b Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siklus II ... 217 Lampiran 11 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 162 Lampiran 12 Kuesioner Motivasi Belajar (Sebelum) ... 165 Lampiran 12a Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Pra Penelitian ... 194 Lampiran 13 Kuesioner Motivasi Belajar (Sesudah)... 166 Lampiran 13a Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Siklus I... 205 Lampiran 13b Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Siklus II ... 218 Lampiran 14 Instrumen Refleksi Guru Terhadap TGT ... 168


(25)

xxiii 

Lampiran 14a Instrumen Refleksi Guru Terhadap TGT Siklus I ... 207 Lampiran 14b Instrumen Refleksi Guru Terhadap TGT Siklus II ... 220 Lampiran 15 Instrumen Refleksi Siswa Terhadap TGT ... 169 Lampiran 15a Instrumen Refleksi Siswa Terhadap TGT Siklus I ... 208 Lampiran 15b Instrumen Refleksi Siswa Terhadap TGT Siklus II ... 221 Lampiran 16 Soal Diskusi Siswa Siklus I ... 170 Lampiran 16a Soal Diskusi Siswa Siklus II ... 172 Lampiran 17 Skenario Pembelajaran Siklus I ... 173 Lampiran 17a Skenario Pembelajaran Siklus II ... 174 Lampiran 18 Prosedur dan Aturan Games Siklus I ... 175 Lampiran 18a Prosedur dan Aturan Games Siklus II ... 176 Lampiran 19 Soal dan Jawaban Games Siklus I ... 177 Lampiran 19a Soal dan Jawaban Games Siklus II ... 178 Lampiran 20 Media Games Teka-teki Silang ... 179 Lampiran 20a Media Games Make a Match ... 183 Lampiran 21 Prosedur dan Aturan Tournaments Siklus I ... 185 Lampiran 21a Prosedur dan Aturan Tournaments Siklus II ... 186 Lampiran 22 Soal Turnamen Siklus I ... 187 Lampiran 22a Soal Turnamen Siklus II ... 188 Lampiran 23 Tabel Skor Games dan Tournaments ... 189 Lampiran 24 Daftar Nama Kelompok Siswa... 190


(26)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam dunia pendidikan guru sebagai tenaga pendidik sangat berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga guru mempunyai peran penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas model pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pemikiran Isjoni (2009: 7-8) yang menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan pemahaman, motivasi belajar dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

Dalam kenyataannya masih banyak guru yang belum terampil dalam menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar, yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Menurut Sardiman (1986: 85) adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menghasilkan prestasi yang baik. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang baik.


(27)

SMA Pangudi Luhur merupakan salah satu sekolah yang belum menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran banyak siswa yang kurang mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini tampak pada saat kegiatan pembelajaran banyak siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih memilih untuk bermain handphone, berbicara dengan teman dan keluar kelas, daripada mendengarkan penjelasan guru. Dalam pembelajaran adanya motivasi siswa untuk belajar dapat menciptakan hasil belajar yang optimal, jadi motivasi selalu menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa (Sardiman, 1986: 84).

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Koes (2003) yang dikutip oleh Isjoni (2009: 20) belajar kooperatif didasarkan pada hubungan antara motivasi, hubungan interpersonal, strategi pencapaian belajar, untuk memotivasi siswa ke arah pencapaian hasil yang optimal.

Dalam model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam tipe pembelajaran kooperatif, salah satu tipe model pembelajaran yang dapat dipakai adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games- Tournament (TGT). TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, yang melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan


(28)

status, dan melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Salvin, 1995: 84). Diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa menjadi termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini siswa tidak hanya mendiskusikan materi pelajaran dalam kelompok, tetapi juga mengikuti permainan dan turnamen yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sehingga suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak membosankan, siswa juga termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran dan akan mencapai hasil belajar yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGTdan menyelidiki pengaruhnya terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games- Tournament (TGT) pada Mata Pelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa”. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.


(29)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap materi ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi

ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

E. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti berharap penelitian ini akan berguna: 1. Bagi guru

Manfaat yang dapat diambil oleh guru dari penelitian model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) adalah adanya penelitian tentang model pembelajaran TGT ini diharapkan bisa menjadi alternatif bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran dengan cara yang lebih variatif dan lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat


(30)

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada materi pembelajaran.

2. Bagi peneliti

Manfaat yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai calon guru, peneliti dapat belajar bagaimana menerapkan model pembelajaran TGT ini sebagai suatu variasi model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Manfaat yang dapat diambil dari pihak sekolah adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat dijadikan sebuah variasi model pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dengan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

4. Bagi universitas

Manfaat yang dapat diambil dari pihak universitas adalah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan yang dapat menambah pengetahuan bagi pihak lain.


(31)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto, et al (2006: 2-3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam kelas. Menurut Wijaya (2010: 9) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. 2. Prinsip Dasar PTK

Ada beberapa prinsip dasar PTK menurut Wijaya (2010: 11) yaitu berkelanjutan, PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklutis; integral, PTK merupakan bagian yang integral dari konteks yang diteliti; ilmiah, pada PTK diagnosis masalah berdasarkan pada kejadian yang nyata; motivasi dari dalam, motivasi ini berperan untuk memperbaiki kualitas; lingkup, masalah yang ada tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan di luar kelas.


(32)

3. Tujuan dan Fungsi PTK

Ada beberapa tujuan dilakukannya PTK menurut Arifin (2011: 100) adalah memperbaiki dan meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah; membantu guru dan tenaga kerja untuk mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas; meningkatkan kemampuan dan layanan professional guru dan tenaga kependidikan; meningkatkan dan mengembangkan keterampilan guru dan tenaga pendidik dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas ini juga mempunyai fungsi sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan efisiensi praktik pembelajaran di kelas. Menurut Cohen dan Manion (1980) yang dikutip oleh Arifin (2011: 101) ada lima kategori fungsi PTK yaitu sebagai alat untuk memecahkan masalah melalui diagnosis dalam situasi tertentu, sebagai alat pelatihan dan membekali guru dengan keterampilan; metode dan teknik mengajar yang baru, sebagai alat untuk meningkatkan komunikasi antar guru di lapangan dengan peneliti akademis; dan memperbaiki kegagalan penelitian tradisional, sebagai alternatif yang lebih baik untuk mengantisipasi pendekatan yang lebih subyektif; dan memecahkan masalah di dalam kelas.

4. Siklus PTK

Dalam PTK ada empat langkah utama menurut Wijaya dan Dedi (2010: 26) yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dalam satu siklus. Dalam PTK, siklus akan berulang jika guru menemukan


(33)

ma dem kem ref tin  

B. Mode 1. Pe

ko dan ang het asalah baru mikian berd mbali men fleksi pada ndakan kelas     el Pembelaj ngertian P Menur operatif me n bekerja ggotanya e terogen. Me atau masal dasarkan ha ngikuti lang siklus ber s (Arikunto Mode jaran Koop embelajara rut Slavin ( erupakan su

dalam kelo empat sam enurut Egge

  lah lama ya asil atau tin gkah peren rikutnya. B , 2008:16): Gam el Penelitia peratif an Koopera 1985), yang uatu model ompok-kelo mpai enam en dan Kau

ang belum ndakan pada ncanaan, ti Berikut mer mbar 2.1 an Tindaka atif g dikutip Isj

l pembelaja ompok kec m orang d chak (1996

selesai ditu a siklus per indakan, p rupakan tah

an Kelas

oni (2009:1 aran di man

il secara k dengan stru ), yang diku

untaskan, de rtama guru engamatan, hapan pene

15) pembela na siswa b kolaboratif uktur kelom

utip oleh Tr engan akan , dan elitian ajaran elajar yang mpok rianto


(34)

(2009: 58), pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja dalam kelompok secara kolaboratif untuk mencapai tujuan bersama.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

Terdapat beberapa prinsip pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David Johnson (2008) yang dikutip oleh Rusman (2010: 212) yaitu: a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)

Dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan siswa dalam penyelesaian tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kelompok ini ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)

Keberhasilan kelompok akan sangat tergantung dari keberhasilan individu dari masing-masing anggota kelompok, sehingga individu mempunyai tugas dan tagggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompoknya.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

Dalam interaksi tatap muka ini siswa akan diberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi yang bertujuan agar siswa dapat saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.


(35)

 

d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication)

Partisipasi dan komunikasi yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok dilakukan dengan menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama siswa, agar dapat bekerjasama dengan lebih efektif. 3. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009: 36-37) kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif yaitu guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, pembelajaran didukung oleh fasilitas dan biaya yang cukup memadai dalam menunjang pembelajaran, dalam kegiatan diskusi kelompok ada kecenderungan topik permasalahan menjadi meluas sehingga tidak sesuai dengan waku yang telah ditentukan dan pada saat diskusi kelas terkadang didominasi oleh seorang siswa sehingga siswa yang lain menjadi pasif.

4. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan dari pembelajaran kooperatif menurut Jarolimek dan Parker (1993) yang dikutip oleh Isjoni (2009: 36) adalah dalam pembelajaran ini ada ketergantungan secara positif, adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu, siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas, suasana kelas yang menjadi rileks dan


(36)

menyenangkan, terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru dan memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

5. Macam-macam Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto (2009: 67) terdapat beberapa variasi model pembelajaran kooperatif yaitu:

a. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

b. Tim Ahli (Jigsaw) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal.

c. Investigasi Kelompok (Group Investigasition) merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran berbasis kontruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi,

d. Think Pair Share (TPS)merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

e. Numbered Head Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. f. Teams-Games-Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe dari


(37)

kelompok- 

kelompok belajar yang beranggotakan lima sampai enam orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda.

C. Model Pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) 1. Pengertian Model Pembelajaran TGT

Menurut Rusman, TGT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5-6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda. Di dalam pembelajaran guru menyajikan materi dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut. 2. Tahapan Model Pembelajaran TGT

Menurut Slavin (1995) yang dikutip oleh Rusman (2010: 225) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan yaitu: a. Penyajian kelas (class presentation)

Dalam penyajian kelas, guru akan menyampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari. Siswa harus benar-benar memperhatikan dan


(38)

memahami pada saat guru menyampaikan materi karena hal ini akan membantu siswa bekerja dalam kelompok mereka dan saat mereka memperoleh skor dalam permainan.

b. Belajar dalam kelompok (teams)

Dalam belajar kelompok, siswa akan masuk dalam kelompok-kelompok kecil yang biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang. Pada saat belajar dalam kelompok mereka mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru. Setiap orang dalam kelompok bertanggungjawab untuk menjelaskan apabila ada anggota kelompok yang belum memahami materi yang telah diberikan.

c. Permainan (games)

Dalam permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang oleh guru untuk menguji siswa bahwa seluruh siswa sudah menguasai materi pelajaran. Dalam permainan ini siswa memilih kartu pertanyaan yang telah disediakan. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan skor. Skor ini yang akan dikumpulkan oleh siswa untuk mengikuti pertandingan mingguan. d. Pertandingan (tournament)

Biasanya pertandingan dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Di dalam pertandingan guru akan membagi siswa ke dalam beberapa meja tournament. Tiga siswa tertinggi


(39)

 

prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

e. Perhargaan kelompok (team recognition)

Dalam penghargaan kelompok guru akan mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing kelompok akan mendapat penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor yang telah dikumpulkan memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.

D. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Winkel (1996) yang dikutip oleh Uno (2006: 3) motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Sehingga motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. 2. Klasifikasi Motivasi

Menurut Uno (2007: 4) dari sudut sumber yang menimbulkannya, motif dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


(40)

a. Motif intrinsik

Motif intrinsik timbul dari dalam diri seseorang secara alami karena motif instrinsik sudah ada dalam diri seseorang yang sesuai dan sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat timbul dengan mengembangkan dan menumbuhkan minat terhadap bidang studi yang relevan. Sebagai contoh, pada saat kegiatan pembelajaran dimulai pendidik menyampaikan tujuan yang akan dicapai sehingga peserta didik mencapai keberhasilan sesuai dengan sasaran.

b. Motif ekstrinsik

Motif eksrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar, misalnya dalam bidang pendidikan, minat yang positif didukung oleh kegiatan pendidikan yang positif dan dilihat dari manfaatnya. Berikut merupakan hal-hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik, antara lain (Uno, 2007: 4):

1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya, maupun keyakinannya

2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan kegiatan pendidiknya

3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun akademis

4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya 5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada

profesinya sebagai pendidik.

Menurut Uno (2006: 7) motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan


(41)

 

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.

Menurut Uno (2006: 23) ada beberapa indikator motivasi belajar yaitu: adanya hasrat dan keinginan belajar, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.

3. Bentuk-bentuk motivasi di sekolah

Menurut Sardiman (1986: 90) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu:

a. Memberi angka

Angka merupakan simbol dari kegiatan belajar siswa. Banyak siswa yang belajar dengan giat untuk mendapat nilai yang baik, nilai yang baik ini menjadikan siswa termotivasi dalam belajar.

b. Hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian karena hadiah yang diberikan untuk sebuah pekerjaan, mungkin bisa menjadi tidak menarik bagi seseorang yang tidak menyukai pekerjaan tersebut.


(42)

c. Saingan/kompetensi

Saingan atau kompetensi bisa digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa dalam belajar. Kompetensi atau persaingan antar individu atau kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. d. Memberi ulangan

Siswa akan belajar dengan giat jika ada ulangan, sehingga ulangan dapat dijadikan sarana motivasi bagi siswa untuk giat belajar. Pemberian ulangan sebaiknya jangan terlalu sering karena akan membosankan dan bersifat seperti kebiasaan.

e. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajar yang semakin meningkat akan mendorong siswa untuk lebih giat dalam belajar. Jika siswa mengetahui grafik belajar semakin mengalami peningkatan maka akan timbul motivasi dalam diri sendiri untuk semakin giat dalam belajar dengan harapan hasil belajar akan terus meningkat.

f. Pujian

Apabila terdapat siswa yang sukses dan berhasil mengerjakan tugas dengan baik, perlu untuk diberikan pujian. Pujian ini merupakan bentuk penghargaan yang positif dan sekaligus sebagai motivasi belajar yang baik. Pemberian pujian yang tepat akan menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.


(43)

  g. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, hal ini menandakan ada unsur kesengajaan dalam belajar. Hal ini akan menjadi lebih baik bila dibandingkan dengan seluruh kegiatan yang tidak mempunyai tujuan. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada keinginan dan motivasi untuk belajar sehingga hasil yang akan diperoleh juga akan baik.

4. Peranan Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam belajar dan pembelajaran ada beberapa peranan motivasi menurut Uno (2007:27) yaitu:

a. Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam menentukan penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan dengan hal-hal atau pengalaman yang pernah dilaluinya.

b. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar sangat berkaitan dengan makna dari belajar. Anak akan tertarik untuk belajar apabila anak telah mengetahui dan menikmati manfaat dari hal yang dipelajarinya itu.

c. Motivasi menentukan ketekunan belajar

Seseorang anak yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan


(44)

mendapatkan hasil yang baik. Hal tersebut tampak bahwa motivasi untuk belajar dapat menyebabkan seseorang tekun dalam belajar.

5. Teknik-teknik motivasi dalam Pembelajaran

Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dipakai dalam pembelajaran yaitu (Uno: 2007:34) yaitu pernyataan penghargaan secara verbal, menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu, menimbulkan rasa ingin tahu, memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa, menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa, menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar, menggunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami, menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, menggunakan simulasi dan permainan, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum, menguraikan akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, membuat suasana persaingan yang sehat di antara siswa.

E. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Keberhasilan dalam pembelajaran dapat ditinjau dari proses belajar dan hasil belajar. Menurut Arifin (2009: 298) guru yang baik adalah guru yang dapat membuat peserta didiknya berhasil dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam proses belajar merupakan keberhasilan peserta didik selama


(45)

 

kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dengan cara melihat keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, kerja sama dalam kelompok, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran, keberanian dalam mengemukakan pendapat, dan lain-lain. Jika proses belajar sudah berakhir, maka peserta didik akan memperoleh hasil belajar.

Menurut Arifin (2009: 298) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan kegiatan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya semua proses belajar.

Hasil belajar dapat dibedakan menjadi dampak pembelajaran (prestasi) dan dampak pengiring (hasil). Dampak pembelajaran merupakan hasil yang dapat diukur dalam setiap pelajaran (pada umumnya menyangkut penilaian kognitif), seperti angka yang tertuang dalam rapor dan ijazah. Dampak pengiring merupakan terapan ilmu pengetahuan dan kemampuan di bidang lain yang merupakan suatu transfer dari belajar. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap hasil belajar, menurut Arifin (2009: 299) yaitu:

a. Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain-lain.

b. Faktor sarana dan prasarana, baik yang terkait dengan kualitas, kelengkapan maupun penggunaannya, seperti metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar, program, dan lain-lain.

c. Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur, di mana kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kultur masyarakat setempat, hubungan


(46)

antar masyarakat setempat, kondisi fisik lingkungan, hubungan antara peserta didik dengan keluarga merupakan kondisi lingkungan yang akan mempengaruhi proses dan hasil belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

d. Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ini perlu dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik sehingga mudah untuk melakukan evaluasinya.

F. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yang berasal dari kata oikos (rumah tangga) dan nomos yang berarti aturan. Sehingga dapat disimpulkan ekonomi adalah seperangkat peraturan untuk mengelola rumah tangga baik dalam lingkup keluarga, perusahaan, negara, maupun hubungan internasional.

Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempunyai banyak definisi, salah satunya adalah studi tentang perilaku masyarakat dalam memilih cara menggunakan sumber daya dan memilih alternatif penggunaannya (produktif dan non produktif) dengan tujuan memproduksi barang komoditi untuk disalurkan saat ini maupun di masa depan kepada masyarakat. Ilmu ekonomi mempunyai tujuan yaitu untuk meramalkan perisitiwa ekonomi dan membuat kebijakan yang akan menyelesaikan dan

mencegah suatu permasalahan ekonomi (ocw.usu.ac.id/...EKONOMI.../sep_204_textbook_ilmu_ekonomi.pdf).


(47)

  G. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran TGT ini merupakan suatu model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar, di mana siswa berkelompok untuk mendiskusikan materi pembelajaran, mengikuti permainan, mengikuti tournament. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan, misalnya motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Crescentiana Sri Widiarti (2009) dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Mata Pelajaran Akuntansi” dan penelitian yang dilakukan oleh Irene Septilya Wahyu Indah Ayudiany (2010) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh kedua peneliti tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran TGT ini bisa digunakan sebagai alternatif model pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga siswa menjadi tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran yang akan meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa terhadap materi ekonomi.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Menurut Hopkins (1993) yang dikutip oleh Zainal

(2011: 97) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang digunakan

untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas. Menurut

Wijaya (2010: 9) penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang

dilakukan oleh guru dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar siswa

dapat meningkat.

Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan

hasil belajar siswa. Sedangkan analisis data kualitatif digunakan untuk

menjelaskan tingkat perkembangan motivasi siswa sebelum dan sesudah

diterapkannya model pembelajaran tipe TGT ini.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian

1.

Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta Jl.

Senopati No.18, Yogyakarta.


(49)

2.

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2012.

C.

Subyek dan obyek penelitian

1.

Subyek penelitian

Subyek penelitiannya adalah siswa-siswi kelas XI IPS 3 SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta.

2.

Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT.

D.

Variabel Penelitian dan Pengukuran

1.

Variabel Penelitian

Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai dan dapat

diukur. Variabel penelitian merupakan konsep yang ditetapkan oleh

peneliti untuk menentukan hal-hal yang akan diamati, sehingga peneliti

mendapat informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Ada

dua jenis variabel yang peneliti gunakan yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.

Variabel bebas merupakan suatu penyebab yang membawa

perubahan dalam suatu fenomena atau situasi. Sedangkan variabel terikat

merupakan dampak atau hasil yang diperoleh akibat adanya perubahan

dari variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah model


(50)

pembelajaran kooperatif tipe TGT. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa.

a.

Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan reaksi siswa atau tindakan siswa pada

waktu proses pembelajaran. Untuk mengukur motivasi siswa peneliti

menggunakan kuesioner. Kuesioner ini diberikan kepada siswa

sebelum dan sesudah model pembelajaran tipe TGT diterapkan.

Dalam kuesioner ini terdapat empat pilihan atau alternatif jawaban

yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat

tidak setuju (STS).

b.

Hasil belajar

Hasil belajar merupakan proses yang dialami siswa yang dapat

menimbulkan perubahan dalam bidang pemahaman, pengetahuan,

evaluasi, dan penerapan.

2.

Pengukuran Variabel Penelitian

Dalam pengukuran variabel motivasi peneliti menggunakan dua

item penskoran yaitu item positif dan item negatif. Dalam pemberian

skor item positif, respon positif (sangat setuju dan setuju) akan diberi

skor lebih tinggi daripada respon negatif (tidak setuju, sangat tidak

setuju). Sebaliknya, untuk item negatif, respon positif akan diberi skor

lebih rendah daripada respon negatif.


(51)

Tabel 3.1

Skor Variabel Motivasi

Jawaban

Pernyataan

Positif

Negatif

Sangat Setuju

4

1

Setuju

3

2

Tidak Setuju

2

3

Sangat Tidak Setuju

1

4

Variabel hasil belajar siswa diukur dengan membandingkan nilai

yang diperoleh siswa pada saat siswa tidak menggunakan model

pembelajaran tipe TGT dengan nilai yang diperoleh siswa pada saat

siswa menggunakan model pembelajaran tipe TGT. Dari hasil

perbandingan ini jika nilai siswa yang memenuhi KKM dan target

mengalami peningkatan maka dapat dikatakan hasil belajar siswa

meningkat.

E.

Prosedur Penelitian

1.

Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

mengawali dengan kegiatan pra penelitian. Kegiatan ini dilakukan pada

pembelajaran di kelas sebelum menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Kegiatan pra penelitian ini dilakukan dengan

mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang

mencakup observasi guru, observasi keadaan kelas, dan observasi siswa.

2.

Siklus Pertama

Di dalam siklus pertama ini ada beberapa tahap kegiatan yang

dilakukan yaitu:


(52)

a.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan pelaksanaan PTK ini mencakup kegiatan:

1)

Peneliti dan guru bersama-sama menggali karakteristik siswa untuk

menempatkan siswa secara heterogen. Siswa dikelompokkan

menjadi 5-6 orang dalam satu kelompok secara heterogen yang

terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, jenis kelamin, dan

kemampuan yang berbeda. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah

RPP model TGT, materi presentasi, latihan soal, dan hadiah

sebagai suatu penghargaan.

2)

Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar

observasi guru, observasi kegiatan siswa, dan observasi kegiatan

kelas. Instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa berupa

kuisioner dan lembar refleksi.

b.

Tindakan

Pada tahap tindakan ini hal yang dilakukan adalah penerapan model

pembelajaran

TGT

sesuai dengan rencana tindakan, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1)

Presentasi Penyajian kelas

(class presentation)

Dalam presentasi penyajian kelas, guru akan menyampaikan

materi pembelajaran yang akan dipelajari. Pada tahap ini siswa

diharapkan harus benar-benar memperhatikan dan memahami

materi pembelajaran pada saat guru menyampaikan materi karena


(53)

hal ini akan membantu siswa dalam bekerja di dalam kelompok

mereka dan saat mereka memperoleh skor dalam permainan.

2)

Belajar dalam kelompok (

teams

)

Dalam belajar kelompok siswa masuk pada kelompok-kelompok

kecil yang biasanya terdiri dari 5 sampai 6 orang. Pada saat

belajar dalam kelompok mereka mendiskusikan materi yang

diberikan oleh guru. Setiap orang dalam kelompok bertanggung

jawab untuk menjelaskan apabila ada anggota kelompok yang

belum memahami materi yang telah diberikan.

3)

Permainan (

games

)

Permainan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dirancang oleh guru untuk menguji siswa bahwa seluruh siswa

sudah menguasai materi pelajaran. Dalam permainan ini siswa

memilih kartu pertanyaan yang telah disediakan. Siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan

skor. Skor ini yang akan dikumpulkan oleh siswa untuk mengikuti

tournament

mingguan.

4)

Pertandingan (

tournament

)

Biasanya

tournament

dilakukan pada akhir minggu atau pada

setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok

sudah mengerjakan lembar kerja. Di dalam

tournament

guru akan

membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa


(54)

tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa

selanjutnya pada meja II dan seterusnya.

5)

Perhargaan kelompok (

team recognition

)

Dalam penghargaan kelompok guru mengumumkan kelompok

yang menang, masing-masing kelompok akan mendapat

penghargaan atau hadiah apabila rata-rata skor yang telah

dikumpulkan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

c.

Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti melakukan pengamatan terhadap

hasil dari proses pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap

observasi ini terdiri dari pengamatan terhadap guru, pengamatan

terhadap siswa, dan pengamatan terhadap kelas. Pada tahap

observasi ini data direkam dengan

video camcorder

.

d.

Refleksi

Pada tahap refleksi ini peneliti menguraikan data terhadap hasil

pengamatan

yang

telah

dilakukan

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Refleksi ini

dilakukan pada saat proses pembelajaran telah selesai sehingga dari

hasil refleksi peneliti dapat mengetahui kekurangan-kekurangan

yang ada dalam pembelajaran tersebut sehingga peneliti dapat segera

mengambil tindakan untuk memperbaikinya. Refleksi juga dilakukan

pada akhir siklus pertama ini berakhir sehingga peneliti dapat


(55)

memperbaiki dan mengetahui rencana tindakan pada siklus

berikutnya.

3.

Siklus kedua

Dalam siklus kedua ini seluruh tahapan hampir sama dengan siklus

pertama tetapi dalam siklus kedua ini peneliti banyak memperbaiki

kekurangan-kekurangan yang ada dalam proses pembelajaran melalui hasil

refleksi pada siklus pertama.

F.

Instrumen Penelitian

1.

Instumen prapenelitian

a.

Instrumen untuk mengobservasi guru

(observing teacher)

Instrumen untuk mengobservasi guru digunakan catatan anekdotal. Di

dalam catatan anekdotal ini peneliti mengamati model pembelajaran

dan strategi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas.

b.

Pengamatan lingkungan kelas

Pengamatan lingkungan kelas ini menggunakan catatan anekdotal.

Observasi lingkungan kelas ini mengamati tentang keadaan fisik kelas

dan tata letak kelas.

c.

Pengamatan observasi siswa

Pengamatan terhadap perilaku siswa ini dapat dilihat dari tingkah laku

setiap individu atau kelompok siswa pada saat sebelum pembelajaran

dimulai, pada saat pembelajaran, dan setelah pembelajaran selesai.


(56)

2.

Instrumen siklus pertama dan kedua

a.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan instrumen yang disiapkan oleh peneliti adalah

RPP dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

yang digunakan

untuk menjabarkan langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan.

b.

Tindakan

Tahap tindakan ini merupakan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan

ini adalah instrumen untuk mengobservasi guru, instrumen untuk

mengobservasi siswa, dan instrumen untuk mengobservasi keadaan

kelas, instrumen untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan

sesudah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

dengan

menggunakan kuesioner, dan instrumen untuk mengetahui hasil belajar

siswa dengan menggunakan soal pre tes dan pos tes.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Indikator

Nomor butir

Positif

Negatif

Motivasi

belajar

1.

Adanya hasrat dan

keinginan untuk

berhasil

1, 7, 10

4, 8, 11

2.

Adanya dorongan dan

kebutuhan dalam

belajar

2, 12, 13

3.

Adanya harapan dan

cita-cita masa depan

3, 6

4.

Adanya penghargaan

dalam belajar

15, 16, 17 14

5.

Adanya kegiatan yang

5, 20


(57)

menarik dalam belajar

6.

Adanya lingkungan

belajar yang kondusif

9, 18

19

Dikutip dari skripsi Crescentiana Sri Widiarti (2009: 33)

Untuk mengukur motivasi belajar digunakan skala Likert dengan

empat alternatif jawaban yang diberi tanda centang (

) pada lembar

kuisioner yang telah disediakan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).

c.

Refleksi

Tahap refleksi ini untuk mengetahui hasil dari pengamatan setelah

siklus pertama berlangsung dan untuk memperbaiki hal-hal yang masih

kurang sebagai pedoman untuk melakukan siklus berikutnya. Instrumen

yang diperlukan dalam refleksi ini adalah lembar refleksi guru dan

siswa.

G.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian

ini adalah teknik pengumpulan data kualitatif. Ada berbagai teknik

pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

1.

Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang cocok digunakan untuk

pengumpulan data kualitatif, yang digunakan untuk mengamati aktivitas

dalam kelas, interaksi yang terjadi di dalam kelas dan lain-lain. Menurut

Zainal (2011: 230-231) observasi merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematik,


(58)

logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam

situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu.

2.

Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari

penelitian yang dilakukan secara lebih rinci. Menurut Hopkins (1993:125)

yang dikutip oleh Rochiati (2007:117) wawancara adalah suatu cara untuk

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain.

3.

Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui

sesuatu dari buku-buku atau arsip yang berhubungan dengan sesuatu yang

sedang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah,

data siswa, dan hasil belajar siswa, serta rekaman proses penelitian.

4.

Kuesioner

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan untuk

mengumpulkan data dengan cara membagi daftar pertanyaan kepada

responden agar ia memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan.

Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data tentang motivasi belajar

siswa.

H.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menguji instrumen data penelitian adalah:

1.

Uji Validitas


(59)

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas atau

keabsahan dari tiap item pada kuisioner dengan menggunakan analisis

product moment

, yaitu:

∑ ∑ ∑

√ ∑

√ ∑

Keterangan:

r

= Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

Y

= Skor total dari seluruh item

X

= Skor total dari setiap item

n

= Jumlah responden

XY = Hasil kali X dan Y

Jika nilai koefisien

lebih besar dari

, maka butir item

tersebut dapat dikatakan valid. Jika

lebih kecil dari

, maka

butir item tersebut dapat dikatakan tidak valid.

2.

Analisis deskriptif

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu dengan

pemaparan tentang informasi/data suatu gejala yang diamati dalam proses

pembelajaran dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar.

3.

Analisis Komparatif

Analisis komparatif yang dilakukan bertujuan untuk melihat

perkembangan hasil belajar dan motivasi belajar siswa dari waktu ke


(60)

waktu khususnya pada saat pra penelitian, siklus pertama, dan siklus

kedua.

a.

Motivasi Belajar

Tabel 3. 4

Indikator Keberhasilan Motivasi Belajar

No

Indikator

Pra

Penelitian

Target

Indikator

keberhasilan

Deskriptor

Siklus I

Siklus II

1

Hasrat dan

keinginan

untuk berhasil

27,03%

40,55%

Siswa

mengerjakan

tugas tanpa harus

ditunjuk oleh

guru

2

Dorongan dan

kebutuhan

dalam belajar

16,21%

24,32%

Siswa aktif dalam

diskusi dan

bertanya

3

Harapan dan

cita-cita masa

depan

37,84%

56,76%

Siswa mencatat

hal-hal yang

penting

4

Penghargaan

dalam belajar

13,51%

20,27%

Siswa menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

guru

5

Kegiatan yang

menarik dalam

belajar

21,62%

32,43%

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

6

Lingkungan

belajar yang

kondusif

21,62%

32,43%

Siswa

mendengarkan

penjelasan guru

Target indikator tingkat keberhasilan motivasi belajar siswa

diperoleh dari hasil diskusi dan hasil pengamatan yang telah dilakukan

peneliti dengan guru mitra. Target diperoleh dari hasil penjumlahan


(61)

persentase pada kegiatan pra penelitian ditambah dengan setengah dari

persentase pada kegiatan pra penelitian.

Indikator adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dapat

diamati dengan melihat jumlah siswa yang mengerjakan tugas tanpa

harus ditunjuk oleh guru. Indikator adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar dapat diamati dengan melihat jumlah siswa yang aktif

dalam diskusi dan bertanya. Indikator adanya harapan dan cita-cita

masa depan dapat diamati dengan melihat jumlah siswa yang mencatat

hal-hal penting. Indikator adanya penghargaan dalam belajar dapat

diamati dengan melihat jumlah siswa yang menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru. Indikator adanya kegiatan yang menarik dalam

belajar dapat diamati dengan melihat reaksi siswa yang tertarik dalam

mengikuti kegiatan belajar, reaksi siswa yang tertarik dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran ini muncul dari dalam diri siswa

secara alami atau disebut dengan motif intrinsik dan dapat diamati

dengan melihat jumlah siswa yang mendengarkan penjelasan guru.

Indikator adanya lingkungan belajar yang kondusif dapat diamati

dengan melihat ciri-ciri lingkungan belajar yang kondusif. Ciri-ciri

lingkungan belajar kondusif yang dapat diamati adalah adanya

indikator siswa mendengarkan penjelasan guru dan tidak membuat

keributan sendiri di dalam kelas, hal ini termasuk ke dalam motif

ekstrinsik karena adanya rangsangan dari luar sehingga siswa


(62)

melakukan hal tersebut. Indikator motivasi belajar terdapat pada

lampiran 10 halaman 161.

b.

Hasil Belajar

Pengukuran hasil belajar siswa dilakukan dengan melakukan

pre

test

dan

post test

pada saat penelitian ini dilakukan. Indikator hasil

belajar meningkat jika nilai siswa meningkat dan memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu

70.

Target indikator keberhasilan hasil belajar siswa tercapai jika

siswa yang memenuhi KKM mencapai 50% dari jumlah siswa yang

ada, hal ini berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap nilai siswa

dan hasil diskusi dengan guru mitra. Sebelum penelitian ini kurang

dari 50% siswa yang belum memenuhi KKM sehingga diharapkan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini

50% dari siswa dapat memenuhi KKM yang telah ditentukan sekolah.

Tabel 3.5

Analisis Komparatif

Target

Pra

Penelitian

Kriteria

Siklus

I

Kriteria

Siklus

II

Kriteria

50%

*) Keterangan:

BMT

: Belum Memenuhi Target

MT

: Memenuhi Target


(63)

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A.Visi, Misi dan Tujuan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 1. Visi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan menempatkan Tuhan Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju pribadi dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta mempunyai misi untuk membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal, serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat, berbudi pekerti luhur, menghargai dan menghormati sesame dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.

3. Tujuan Pendidikan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

a. Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di perguruan tinggi yang bermutu dan mampu menentukan pilihan sesuai dengan bakat dan kemampuan peserta didik.


(64)

b. Menghasilkan peserta didik yang beriman dan bersikap professional tanpa membedakan agama, ras, suku dan tingkat nasional.

c. Menghasilkan peserta didik yang mempunyai kemampuan berorganisasi dan bermasyarakat.

d. Menciptakan hubungan baik antara sekolah dengan orang tua, alumni, masyarakat sekitar, sekolah lain dan perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga tertentu.

e. Melanjutkan dan mengembangkan sistem pemeliharaan seluruh sarana fisik yang dimiliki sekolah agar tetap terpelihara, bersih dan rapi.

B.Sistem Pendidikan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Sistem Pendidikan yang diterapkan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah program pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum dilaksanakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diadakan di kelas XI dan XII dengan pilihan program IPA dan program IPS.

Pola hubungan belajar mengajar di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta adalah:

1. SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikelola sebagai “Komunitas Pendidikan Dialogis” yang memberikan suasana saling percaya, saling menghormati, saling memperhatikan, penuh cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi, bersikap kritis, berani bertanya dan berpendapat secara bertanggung jawab.


(65)

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasan untuk mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang terjadi di masyarakat saat ini.

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekanan dalam pelayanan yang berorientasi pada :

a. Pendidik berperan sebagai pendamping, fasilitator, mediator, instruktur, dan motivator kepada subjek didik.

b. Setiap pribadi menampakkan kewibawaannya, yaitu dengan adanya keserasian antara perkembangan diri dan profesionalitasnya, sosialitasnya, dan religiusitasnya.

c. Setiap pribadi dibiasakan untuk mengadakan refleksi validasi (menghargai dan saling membantu dengan teman sejawat, rapat musyawarah dan pengembangan pribadi).

4. Pola interaksi belajar mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi, antara lain sebagai berikut :

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas dan kelompok kerja, dan sebagainya.

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan pendamping, mengkonsultasikan hasil pekerjaan, melaporkan


(66)

hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping, dan sebagainya.

c. Pola peserta didik

Isi kegiatannya adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

C.Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dalam wujud masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang memungkinkan warganya untuk mengembangkan diri menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaiannya dengan lingkungan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing pendidikan. Isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan SMA dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum SMA Pangudi Luhur Yogyakarta saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berdasarkan kurikulum yang berlaku, ada dua program pengajaran di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, yaitu program


(67)

pengajaran umum dan program pengajaran khusus. Program pengajaran umum diselenggarakan di kelas X, sedangkan program pengajaran khusus diselenggarakan di kelas XI dan XII dengan program pengajaran IPA dan IPS.

D.Organisasi Sekolah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 1. Sejarah Sekolah

Pada mulanya, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942 dan dikelola oleh Pater-pater Yesuit. Namun, pada tanggal 1 Agustus 1942, SGAK diserahkan kepada bruder-bruder FIC, yang pusatnya di Jalan Dr. Sutomo 4 Semarang.

Kehadiran bruder- bruder FIC untuk membaktikan diri pada karya pendidikan, pengajaran, pembinaan Kristiani, namun tetap terbuka terhadap roh yang berhembus kearah yangdikehendaki-Nya. Dalam proses perkembangannya, sekolah-sekolah yang dikelola oleh para bruder FIC bernaung dibawah yayasan Pangudi Luhur yang didirikan pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaries No. 16, oleh Tan A Sioe. Nama Pangudi Luhur sendiri berasal dari dua kata, yaitu Pangudi dan Luhur yang berarti usaha yang baik. Para bruder FIC melihat karya pendidikan sebagai suatu usaha/karya yang baik dan diharapkan orang yang dididiknya juga menjadi orang baik dan mampu berusaha atau mengusahakan haal – hal baik.

Karya pendidikan persekolahan Yayasan Pangudi Luhur per Mei 1997 adalah sebagai berikut :


(68)

No. Cabang TK SLB/B SD SMP SMA STM

1 Semarang 9 16 6 2

2 Surakarta 1 4 7 2 1

3 Muntilan (Kedu) 1 1 2 1

4 Yogyakarta 3 8 5 2 1

5 Jakarta 1 1 1 2 2

6 Ketapang 1 6 3 1

Nama-nama sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pangudi Luhur kebanyakan memakai nama Pangudi Luhur, tetapi ada beberapa sekolah yang memakai nama lain seperti:

a. Van Lith – Muntilan b. Don Bosco – Semarang c. St. Thomas – Semarang d. Bernadus - Semarang e. St. Yusup – Solo f. Bintang laut – Solo g. St. Yohanes – Ketapang

Sekolah tempat praktikan melaksanakan PPL menggunakan nama SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Proses belajar awal mulanya di gedung yang kini digunakan SD Pangudi Luhur. Untuk sasat ini TK, SD, SMA berada dalam satu lokasi. Secara kronologis perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut:

a. Tahun 1942: sekolah berdiri dengan nama SGAK (putra) dikelola pater-pater yesuit.


(69)

b. Tahun 1952: SGAK menempati gedung JL. P. Senopati 16, dikelola para bruder FIC (Santa Maria Yang Dikandung Tak Bernoda)

c. Tahun 1965: pengelolaan oleh yayasan Psngudi Luhur secara resmi. d. Tahun 1973: mulai kelas 1 menerima siswa putri, nama menjadi SPG. e. Tahun 1983: menempati gedung di JL. P. Senopati 18 sampai saati ini. f. Tahun 1987: SPG memperoleh status DISAMAKAN.

g. Tahun 1989: SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur

h. Tahun 1992: SMA Pangudi Luhur St. Yusuf memperoleh status DISAMAKAN dengan KS No. 476/C/Kep?1991 (akreditasi 1)

i. Tahun 2003: nama SMU diubah lagi menjadi SMA dan digunakan hingga saat ini.

j. Tahun 2005: SMA menerima Akreditasi A dari BAN.

2. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur

Guru-guru Koordinator BP

Wakasek Urusan Kerja sama masy Wakasek Urusan

Sarana-Prasarana Wakasek Urusan

Kurikulum Wakasek Urusan

Kesiswaan

OSIS Dinas Pendidikan &

Pengajaran kota Yogyakarta

Yayasan Pangudi Luhur cabang

Yogyakarta

Kepala Sekolah


(70)

3. Wewenang dan Tanggung Jawab Masing – Masing Unsur a. Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala Sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut

1) Mengevaluasi program tahunan dan program semester berdasarkan kalender pendidikan.

2) Mengawasi pembuatan jadwal pelajaran pertahun, persemester, termasuk penetapan jenis mata pelajaran/ bidang pengembangan/ bidang studi/ bidang pengajaran/ keterampilan dan pembagian tugas guru.

3) Mengawasi pelaksanaan jadwal satuan pelajaran menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan. 4) Mengawasi pelaksanaan ulangan/ test/ hasil evaluasi belajar untuk

kenaikan kelas dan UAN.

5) Mengawasi penyusunan kelompok murid/ siswa berdasarkan norma penjurusan.

6) Mempunyai wewenang untuk mengevaluasi penyusunan norma penilaian.

7) Bertanggung jawab terhadap penetapan kenaikan kelas.

8) Mempunyai tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi administrasi sekolah.


(1)

216 diandalkan daripada yang lainnya 14 Kelas terdiri dari berbagai individu yang

tidak saling mengenal dengan baik.

√ 15 Kelas terorganisasi dengan baik dan

efisien

√ 16 Para siswa memperlihatkan kepedulian

yang sama untuk keberhasilan kelompok √ 17 Para siswa bersaing secara sehat untuk

menjadi yang terbaik.

Yogyakarta, 27 Maret 2012 Observer


(2)

217

Lampiran 10b

Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Siswa Siklus II

No Indikator Siklus II Target Deskriptor

1 Hasrat dan keinginan untuk berhasil

54,05% 40% Siswa mengerjakan tugas tanpa harus ditunjuk oleh guru 2 Dorongan dan

kebutuhan dalam belajar

81,08% 30% Siswa aktif dalam diskusi dan bertanya 3 Harapan dan

cita-cita masa depan

100% 50% Siswa mencatat hal-hal yang penting 4 Penghargaan

dalam belajar

78,38% 25% Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru 5 Kegiatan yang

menarik dalam belajar

100% 40% Siswa mendengarkan penjelasan guru

6 Lingkungan belajar yang kondusif

100% 40% Siswa mendengarkan penjelasan guru

Perhitungan (jumlah siswa yang sesuai dengan indikator : jumlah seluruh siswa): 1. (20/37) x 100% = 54,05%

2. (30/37) x 100% = 81,08% 3. (37/37) x 100% = 100% 4. (29/37) x 100% = 78,38% 5. (37/37) x 100% = 100% 6. (37/37) x 100% = 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

218

Lampiran 13b

Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa Siklus II

No.Res Item Kuesioner

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4

2 4 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 4 2 3 4

3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3

4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2

5 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3

6 4 4 2 3 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4

7 2 4 2 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2

8 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 2 2 4 3

9 4 4 2 3 4 3 2 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 2 2 3

10 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

11 4 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4

12 4 4 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 2 2 2 3 4 4

13 4 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 4

14 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4

15 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4

16 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4

17 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4

18 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4

19 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

20 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4

21 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4

22 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4


(4)

219

24 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4

25 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4

26 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4

27 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4

28 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4

29 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4

30 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4

31 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

32 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 4

33 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4

34 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 2 3 4 4

35 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4

36 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4

37 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4

Jumlah 128 137 111 129 133 131 128 115 117 135 125 119 129 116 115 114 125 110 125 139

Perhitungan: jumlah skor per indikator : (jumlah indikator x skor kuesioner tertinggi x jumlah siswa) 1. No item 1, 4, 7, 8, 10, 11 : (128+129+128+115+135+125) : (6x4x37) = 0,86

2. No item 2, 12, 13 : (137+119+129) : (3x4x37) = 0,87

3. No item 3,6 : (111+131) : (2x4x37) = 0,82

4. No item 14, 15, 16, 17 : (116+115+125+110) : (4x4x37) = 0,79

5. No item 5, 20 : (133+139) : (2x4x37) : (2x4x37) = 0,92

6. No item 9, 18, 19 : (117+110+125) : (3x4x37) = 0,79 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

220


(6)

221

Lampiran 15b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi SMA N 1 Kasihan Bantul Yogyakarta.

0 3 400

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X-1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi.

0 1 305

Penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2 25 273

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi : penelitian dilakukan di kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

0 2 290

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi : studi kasus siswa kelas XI IPS 1 SMA N I Depok Yogyakarta.

0 0 2

Peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 204

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meninkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas X 1 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada mata pelajaran Ekonomi

0 0 303

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Torunaments (TGT) dalam mata pelajaran ekonomi untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 0 244

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 1 288