dapat ditetapkan dengan melihat RSD. Suatu metode dikatakan memiliki keterulangan yang baik jika RSD 20 CCPR,2003.
c. Linearitas dan rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional
terhadap konsentrasi analit dalam sampel Harmita, 2004. Suatu linearitas metode analisis residu fungisida dapat dikatakan baik jika R
2
≥ 0,990 CCPR,2003.
d. Limit of QuantitationLOQ
Konsentrasi terkecil analit yang dapat diukur. Umumnya didefinisikan sebagai konsentrasi minimum analit dalam sampel uji yang dapat ditentukan dengan presisi
yang dapat diterima pengulangan dan akurasi di bawah kondisi yang dinyatakan dalam hasil uji. IQL yang dapat diterima harus kurang dari ½ MRL atau dibawah
positive list sebesar 0.01
gg CCPR,2003.
G. Metode kuantifikasi
Metode kuantifikasi dan proses kalibrasi adalah sama digunakan pada suatu teknik instrumenal untuk analisis senyawa organik seperti contohnya
pada instrumen kromatografi gas. Determinasi kuantitatif suatu komponen organik didasarkan pada perbandingan respon instrumental dari suatu
senyawa yang tidak diketahui dengan kalibran. Kalibran disiapkan dengan standard reference yang diketahui memiliki kemurnian yang tinggi. Beberapa
pendekatan untuk kuantifikasi yaitu dengan menggunakan metode standar eksternal, metode standar internal dan metode standar adisi Czichos, 2006.
1. Metode standar eksternal
Metode standar eksternal merupakan metode yang digunakan untuk menetapkan konsentrasi senyawa yang tidak diketahui konsentrasinya
dalam suatu sampel dengan menggunakan plot kalibrasi kurva baku eksternal. Larutan-larutan kurva baku eksternal disiapkan dan
dianalisis secara terpisah dari kromatogram senyawa tertentu yang ada dalam sampel. Sampel yang mengandung senyawa tertentu yang akan
ditetapkan konsentrasinya dan telah disiapkan,selanjutnya diinjeksikan dan dianalisis dengan cara yang sama. Konsentrasi senyawa tersebut
ditentukan dengan metode grafik dari plot kalibrasi atau secara numeric Rohman, 2009.
2. Metode standar internal
Metode standar internal berdasarkan pada perbandingan respon relative dari analit terhadap respon satu atau lebih suatu
senyawa.Standar internal ditambahkan ke dalam sampel dan kalibran. Baku stndar internal merupakan senyawa yang berbeda dengan analit ,
meskipun demikian senyawa ini harus terpisah dengan baik selama proses pemisahan. Baku internal dapat menghilangkan pengaruh
karena adanya perubahan-perubahan pada ukuran sampel atau konsentrasi karena adanya perubahan-perubahan pada ukuran sampel
atau konsentrasi darena variasi instrumen.suatu baku internal digunakan jika suatu sampel memerlukan perlakuan sampel yang
sangat signifikan. Perlakuan yang dimaksud adalah tahapan-tahapan yang meliputi derivatisasi, ekstraksi, filtrasi, dan sebagainya yang
mengakibatkan sampel berkurang. Jika baku internal ditambahkan pada sampel sebelum dilakukan preparasi sampel, maka baku internal
dapat menjadi faktor koreksi hilangnya sampel-sampel ini. Dalam penelitian ini baku internal yang digunakan adalah standar internal
DCB karena preparasi pada metode ini melewati tahapan-tahapan ekstraksi yang cukup panjang.
3. Metode standar adisi
Metode standar adisi didasarkan pada adisi suatu senyawa kalibran yang diketahui kuantitas atau konsentrasinya kemudian ditambahkan
pada sampel yang tidak diketahui jumlahkonsentrasinya dengan atau tanpa penambahan standar internal. Dengan menambahkan paling
sedikit dua atau lebih alikuot standar, suatu kurva dapat disiapkan. Konsentrasi analit dalam sampel dapat ditentukan dengan ekstrapolasi
kurva kalibrasi. Respon analit harus linier pada kisaran konsentrasi yang digunakan dalam kurva baku kalibrasi. Suatu pendekatan dalam
standar adisi adalah dengan membagi sampel ke dalam beberapa bagian yang sama kemudian diadisi dengan konsentrasi standar adisi
yang meningkat. Selanjutnya dianalisis antara respon analit dengan konsentrasi yang diinjeksikan Rohman,2009.
H. Landasan Teori