Optimasi Washing SPE Uji Kelayakan SPE untuk Digunakan lebih dari 1 kali

4. Optimasi Washing SPE

melon melon melon Potong melon secara kuartering dan blender Timbang 5 gram melon yang telah diblender Tambahkan campuran garam QuEChERS : 2 gram MgSO 4 0,5 gram NaCl 0,5 gram Na3Sitrat 0,25 gram Na2HCitR Tambahkan 5 ml asetonitril Gojog 1 menit dan vortex 2 selama menit Sentrifugasi selama 5 menit dalam 5000rpm Ambil supernatant lapisan atas yang terbentuk. Lakukan reekstraksi dengan 5 mL asetonitril. Uapkan di atas hotplate dengan bantuan gas nitrogen Tambahkan 0,5mL akuabides Degassing selama 5 menit Loading pada SPE yang telah di conditioning B Washing dengan 5 MeOH Washing dengan 100 UPW Elusikan dengan 3 mL MeOH Washing dengan 5 MeOH Tampung hasil Tampung hasil eluat Keringkan dan larutkan dalam 200 uL heksan tambahkan 2 uL DCB Kemudian injeksikan eluat hasil elusi dan tampungan washing A Analisis hasil kromatogram yang didapatkan untuk membuktikan Hipotesis 1

5. Uji Kelayakan SPE untuk Digunakan lebih dari 1 kali

melon melon melon Potong melon secara kuartering dan blender Timbang 5 gram melon yang telah diblender Tambahkan campuran garam QuEChERS : 2 gram MgSO 4 0,5 gram NaCl 0,5 gram Na3Sitrat 0,25 gram Na2HCitR Tambahkan 5 ml asetonitril Gojog 1 menit dan vortex 2 selama Sentrifugasi selama 5 menit dalam 5000rpm Ambil 5 ml supernatant lakukan reekstraksi Uapkan di atas hotplate dengan bantuan gas nitrogen Tambahkan 1mL akuabides Degassing selama 5 menit Loading pada SPE yang telah di conditioning Washing dengan 3 mL akuabides Washing dengan 3 mL akuabides Elusi dengan 3 mL metanol Tamping eluat dan keringkan diatas hotplate dengan gas nitrogen Cuci SPE dengan 30 mL metanol dan 10 mL akuabides Loading sampel ke-2 dan 3 dengan langkah seperti diatas Larutkan sampel dalam 200 uL heksan kemudian injeksikan ke GC- ECD dan analisis kromatogram 64

BAB IV PEMBAHASAN

Penelitian yang berjudul “Validasi Metode Analisis Residu Difenokonazol pada Buah Melon Cucumis melo L.” dilakukan untuk membuktikan bahwa metode ini dapat digunakan untuk analisis difenokonazol dengan dasar QuEChERS Quick Easy Cheap Effective Rugged And Safe. Metode ini merupakan hasil modifikasi dari metode analisis baku AOAC 2007.01 yang merupakan metode analisis multi residu dengan dasar preparasi sampel QuEChERS. QuEChERS sendiri merupakan ekstraksi dengan asetonitril, clean-up dengan SPE yang didispersikan kedalam ekstrak dan karena kesetimbangan yang terjadi pada dispersive SPE hanya satu kali diperlukan suatu instrumen yang selektifitasnya tinggi untuk determinasi yaitu LC MSMS. Determinasi menggunakan LC MSMS menjadi kendala untuk menerapkan metode ini di Indonesia. Pada umumnya laboratorium tresida pestisida di Indonesia tidak memiliki instrumen tersebut, juga alternatif metode baku analisis residu difenokonazol dalam buah melon belum tersedia hingga saat ini. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan melakukan modifikasi pada tahapan cleanup dan instrumen untuk determinasinya. Difenokonazol merupakan suatu senyawa yang memiliki banyak atom klorida, oksida, dan N dengan elektronegativitas yang tinggi yang dapat dideteksi dengan GC-ECD, sehingga instrumen GC-ECD digunakan untuk mendeterminasi residu pestisida difenokonazol dalam buah melon. GC-ECD kurang selektif apabila dibandingkan dengan LC