Karangan Narasi Menyusun paragraf menjadi jenis karangan tertentu
102
Efektif dan Aplikatif Berbahasa Indonesia untuk Tingkat Madia Kelas XI
1 Perbuatan Karangan di atas menampilkan dua perbuatan, yakni Gloria
yang sedang berdandan dan Ibunya yang memerhatikannya dengan saksama sambil menerawang.
Struktur karangan narasi dapat dilihat dari komponen- komponen yang membentuknya, yakni perbuatan, penokohan,
latar, dan sudut pandang. Ciri pokok narasi mengandung plot atau alur yang didasarkan pada beragam kesinambungan
peristiwa dalam narasi. Untuk itu, perhatikan beberapa uraian yang menunjukkan komponen perbuatan, penokohan, latar,
dan sudut pandang.
Analisis karangan narasi tersebut berdasarkan unsur-unsur atau karakteristiknya, maka akan tampak sebagai berikut.
Sore harinya, Gloria asyik berdandan di muka lemari kaca, menyiapkan diri untuk
Herman, yang mengajaknya ke sebuah pesta. Pesta seorang rekannya, yang lulus bersama
dengan dia. Pesta mahasiswa, jadi juga disema- rakkan dengan dansa.
Ibu Gloria duduk di kursi, merajut Yumper yang baru bagi Gloria. Kaca matanya telah
meleset ke bawah batang hidungnya, mencium ujungnya. Tak lepas-lepas ia memandang ge-
rak-gerik Gloria. Memandang dengan mata yang empat puluh dua tahun telah tersimpan
dalam lekuk matanya. Mata yang melihat Gloria, anaknya yang tunggal, dilahirkan, diajar
berjalan, disekolahkan, meriah, dan diceburkan dalam pergaulan. Dan selama sembilan belas
tahun itu, matanya tak saja mengasuh anaknya yang tunggal itu, tapi pula mengawasinya.
Mengawasinya dengan kekerasan yang kadang- kadang diperlukan bagi gadis-gadis abad kedua
puluh. Mengawasinya dengan kekerasan yang terbit dalam hatinya karena kesayangannya
akan Gloria. Gloria adalah harapan ibunya, harapan orang tuanya. Gloria harus dijaga
pergaulannya Gloria tidak boleh pulang
malam-malam Gloria harus makan pagi, siang, dan malam di rumah, dengan orang tuanya,
menghormati orang tuanya yang dengan susah payah mencarikan nafkah Gloria harus sopan
duduknya, sopan jalannya, sopan berbicara bila ada tamu. Gloria harus menjunjung pendidikan
ibu bapaknya yang akan menjadi harta pusaka- nya di sepanjang hidupnya. Ya, Gloria harus
mentaati beribu-ribu pasal dari kitab undang- undang pendidikan gadis modern, yang tegas
pengukuhannya dalam daerah jajahan ibu bapaknya.
Sumber: Alex L. Tobing, Mekar karena Memar
Kerangka Paragraf
Topik : Kecintaan seorang ibu kepada anaknya
Pikiran utama : Gloria bersiap-siap berangkat ke pesta dansa
Pikiran penjelas : - Gloria akan menghadiri pesta kelulusan - Ibu Gloria yang memerhatikan anaknya
- Rasa sayang Ibu kepada Gloria - Perlakuan ibu kepada Gloria
- Harapan-harapan ibu kepada Gloria
Pengalaman
103
2 Penokohan Penokohan adalah tokoh yang berperan dalam suatu cerita
yang menggerakan alur cerita. Dalam karangan narasi di atas, tokoh yang diceritakan adalah Gloria dan ibunya.
3 Alur Walaupun tidak utuh, karena berupa penggalan, karangan
tersebut mengandung alur mundur, yakni membayangkan peristiwa yang telah terjadi. Perhatikan kutipan berikut.
Mata yang melihat Gloria, anaknya yang tunggal, dilahirkan, diajar berjalan, disekolahkan, meriah, dan di-
ceburkan dalam pergaulan. Dan selama sembilan belas tahun itu, matanya tak saja mengasuh anaknya yang tunggal itu,
tapi pula mengawasinya. Kutipan itu menunjukkan adanya penceritaan masa lalu.
4 Sudut Pandang
Pengarang menggunakan dua tokoh, yakni Gloria dan ibunya. Gloria pada cerita tersebut menjadi sentral cerita
sekaligus sumber pengembangan cerita.