UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA
105 komunikasi antara “tradisi” dan visi hidup mereka dengan “tradisi” dan
visi Kristiani, sehingga baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikatakan bahwa katekese umat model SCP sangat berpengaruh dalam membentuk pribadi maupun bersama dan menjadi
sarana yang tepat dalam mengembangkan aspek koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia. Untuk mewujudkan keempat aspek tersebut, maka perlu adanya
kemampuan akan penghargaan atas peran-keberadaan peserta sebagai subyek yang bebas dan bertanggungjawab Heryatno WW, 1997: 1. Kemampaun ini pun
sungguh dikembangkan dalam kegiatan katekese ini. Katekese umat model SCP memiliki tiga komponen yaitu: pertama, praksis
merupakan tindakan manusia yang telah direfleksikan dan meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam setiap kegiatan demi mencapai perubahan hidup.
Kedua, Kristiani merupakan pengalaman iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya. Artinya tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman jemaat yang
sungguh-sungguh dihidupi dan visi Kristiani menegaskan tuntutan dan janji Allah dalam Tradisi. Dengan demikian manusia menanggapi Allah melalui hidup
mereka sebagai realitas iman. Ketiga, sharing merupakan komunikasi timbal balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta yang ditandai dengan suasana
kebersamaan, persaudaraan, keterlibatan, dan solidaritas. Peserta ikut aktif dan siap mendengarkan dengan hati dan mengomunikasikan dengan hati pula akan
pengalaman orang lain. Selain itu, katekese model SCP ini juga memiliki kelebihan yakni
merupakan sebuah katekese yang efektif yang sungguh memiliki dasar teologis, mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan
106 pastoral yang jelas. Tentu yang perlu digarisbawahi dari katekese model ini adalah
sifatnya yang dialogis partisipatif. Dengan katekese model ini, umat diharapkan dengan bebas dan terbuka
semakin mampu merefleksikan secara kritis akan pengalaman hidupnya yang selalu ada kaitannya dengan situasi konkret hidup menggereja di mana saja.
Pengalaman hidup umat ini dikomunikasikan dengan tradisi Kristiani dan visi Gereja dan melalui komunikasi ini umat dapat mengambil suatu keputusan
konkret sehingga pengahayatan imannya dapat semakin terwujud dalam hidup sehari-hari dan dengan demikian nilai-nilai kerajaan Allah sungguh-sungguh
nyata di dunia.
b. Waktu, Tempat dan Peserta
Ketekese umat model SCP ini, pertama-tama bertujuan untuk mengembangkan iman serta nilai-nilai Kristiani dalam hidup menggereja.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berkembang untuk iman pribadi tetapi lebih dari itu yakni iman bersama dalam komunitas. Dan semua pihak diharapkan ikut
terlibat. Maka diperlukan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini. Berdasarkan kebiasaan di stasi Mansalong, waktu pelaksanaan yang tepat adalah
pada minggu pertama awal bulan September bertepatan dengan Bulan Kitab Suci Nasional BKSN hingga awal minggu pertama bulan Oktober. Sebab pada bulan
ini kegiatan pendalaman iman pasti dilaksanakan sedangkan pada bulan-bulan lain bisa dikatakan jarang.
Berkaitan dengan tempat dan waktu pelaksanaan dapat ditentukan secara bersama dan dapat dilakukan secara bergilir dari rumah umat. Peserta yang