106 pastoral yang jelas. Tentu yang perlu digarisbawahi dari katekese model ini adalah
sifatnya yang dialogis partisipatif. Dengan katekese model ini, umat diharapkan dengan bebas dan terbuka
semakin mampu merefleksikan secara kritis akan pengalaman hidupnya yang selalu ada kaitannya dengan situasi konkret hidup menggereja di mana saja.
Pengalaman hidup umat ini dikomunikasikan dengan tradisi Kristiani dan visi Gereja dan melalui komunikasi ini umat dapat mengambil suatu keputusan
konkret sehingga pengahayatan imannya dapat semakin terwujud dalam hidup sehari-hari dan dengan demikian nilai-nilai kerajaan Allah sungguh-sungguh
nyata di dunia.
b. Waktu, Tempat dan Peserta
Ketekese umat model SCP ini, pertama-tama bertujuan untuk mengembangkan iman serta nilai-nilai Kristiani dalam hidup menggereja.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berkembang untuk iman pribadi tetapi lebih dari itu yakni iman bersama dalam komunitas. Dan semua pihak diharapkan ikut
terlibat. Maka diperlukan waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan ini. Berdasarkan kebiasaan di stasi Mansalong, waktu pelaksanaan yang tepat adalah
pada minggu pertama awal bulan September bertepatan dengan Bulan Kitab Suci Nasional BKSN hingga awal minggu pertama bulan Oktober. Sebab pada bulan
ini kegiatan pendalaman iman pasti dilaksanakan sedangkan pada bulan-bulan lain bisa dikatakan jarang.
Berkaitan dengan tempat dan waktu pelaksanaan dapat ditentukan secara bersama dan dapat dilakukan secara bergilir dari rumah umat. Peserta yang
107 terlibat adalah semua pihak khususnya umat stasi Mansalong yang terbagi dalam
komunitas-komunitas basis.
C. Usulan Program Katekese Umat Model
Shared Christian Praxis SCP untuk Meningkatkan Hidup Menggereja Umat Stasi Mansalong Paroki
Maria Bunda Karmel Mansalong Kabupaten Nunukan
1. Latar Belakang Program
Katekese umat merupakan suatu bentuk pelayanan pastoral yang menitik beratkan pada sharing pengalaman iman antar peserta sehingga mampu
memperteguhkan iman peserta masing-masing. Biasanya katekese umat dilaksanakan pada bulan Maret pada masa Prapaskah, Oktober pada masa BKSN,
dan Desember pada masa Adven. Bahkan pihak Keuskupan telah menyediakan bahan dalam bentuk buku panduan demi memudahkan umat dalam berkatekese.
Dengan adanya katekese umat, umat diharapkan semakin dewasa dalam iman sehingga dapat menjadi saksi Kristus di tengah-tengah masyarakat. Adanya
katekese umat menjadikan umat semakin akrab dengan sabda Tuhan sebagai pedoman dalam kehidupan. Umat juga diarahkan untuk peduli dengan keadaan
sekitarnya serta mampu berbuat sesuatu demi sebuah transformasi sosial. Berdasarkan keprihatinan yang terjadi di stasi Mansalong maka penulis
mengusulkan untuk melaksanakan katekese umat model SCP demi membantu meningkatkan keterlibatan umat stasi Mansalong dalam hidup menggereja. Umat
juga dapat merefleksikan secara kritis setiap pengalaman yang terjadi dalam hidup mereka. Selain itu, umat pun dapat sampai pada pertobatan diri pribadi maupun
bersama dan menyadari karya Allah dalam hidup mereka. Dengan demikian, mereka mampu menjadi penggerak atau motivator bagi yang lain demi
tercapainya cita-cita Kerajaan Allah.
108
2. Tema dan Tujuan Program
Penulis mengusulkan katekese umat model SCP dengan tema: “Pemberdayaan Paguyuban Umat Stasi Mansalong Menjadi Jalan Perwujudan
Nilai-nilai Kerajaan Allah”. Artinya komunitas-komunitas yang ada baik kategorial maupun teritorial yang telah terbentuk baik di tingkat basis, stasi
maupun paroki mampu mewujudkan paguyuban yang memberdayakan setiap anggotanya intern, melaui 4 aspek dasariah Gereja yakni koinonia, kerygma,
leiturgia, dan diakonia sebagai jalan terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Dan pada gilirannya umat mampu memberdayakan paguyuban lain atau masyarakat
sekitar ekstern dengan teladan sikap sebagai bentuk kesaksian hidup seperti saling menolong, cinta kasih, kedamaian, keadilan, suka cita, persaudaraan,
solidaritas, dan lain-lain. Inilah nilai-nilai Kerajaan Allah yang dicita-citakan. Tema ini dipilih sesuai dengan fokus masalah yang mau diangkat yaitu keempat
aspek dalam hidup menggereja, yakni koinonia, kerygma, leiturgia, dan diakonia. Tujuan yang hendak dicapai melalui katekese umat model SCP adalah
bersama pendamping peserta dapat menyadari bahwa baptisan menjadi pintu gerbang menuju persekutuan dalam komunitas yang kuat demi
menumbuhkembangkan semangat pewartaan melalui kesaksian hidup yang dapat membawa peserta untuk semakin menghayati makna liturgi dan akhirnya mampu
mengungkapkan imannya melalui tindakan konkret dalam hidup sehari-hari sebagai wujud pelayanan diri bagi sesama.
Tema dan tujuan umum tersebut akan diuraikan lebih rinci menjadi 5 tema dan tujuan khusus yang akan digunakan dalam 5 pertemuan, sebagai berikut: