Hakikat Puzzle Kajian Teori

Pernyataan setuju dilakukan tanpa melalui pemungutan suara Winarno dan Kusumawati, 2008:86. Aklamasi terjadi karena adanya pendapat yang dikehendaki oleh semua anggota kelompok. Keputusan bersama yang disetujui dengan cara aklamasi ini harus dilaksanakan oleh seluruh anggota. Dari uaraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk pengambilan keputusan bersama yaitu musyawarah mufakat, voting atau pemungutan suara, dan aklamasi. Musyawarah mufakat adalah dengan cara mengumpulkan beberapa orang untuk menyampaikan berbagai pendapat untuk disatukan sebagai keputusan bersama. Voting atau pemungutan suara didapatkan dengan mengambil suara terbanyak sebagai keputusan bersama, hal ini dilakukan jika musyawarah mufakat tidak tercapai. Sedangkan aklamasi merupakan pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota untuk mengambil suatu keputusan bersama. Dengan materi ini siswa dapat mengetahui proses pengambilan keputusan bersama dengan cara yang baik dan damai tanpa harus menimbulkan perpecahan dan penggunaan kekerasan yang menyangkut kepentingan bersama.

2.1.9. Hakikat Puzzle

Puzzle merupakan bentuk teka-teki yang cara penyelesaiannya dengan menyusun potongan-potongan gambar menjadi suatu gambar yang utuh. Puzzle dapat dikatakan sebagai permainan edukatif yang menarik bagi siswa untuk belajar. Para ahli mengemukakan pendapatnya juga mengenai pegertian puzzle. Menurut Jamil 2012:20 mengemukakan bahwa Puzzle merupakan bentuk teka- teki dengan model menyusun potongan-potongan gambar menjadi kesatuan gambar utuh. Fadhli 2010:25 mengatakan bahwa memasang puzzle merupakan permainan yang biasa dilakukan anak usia 7 sampai 11 tahun. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mempraktekkan rasa kepercayaannya kepada orang lain, kemampuan bernegosiasi, memecahkan masalah problem solving atau sekadar bergaul dengan orang disekitarnya Fadhli, 2010:20. Menurut Vygotsy dalam Rifa, 2012:12 menyatakan bahwa bermain mempunyai peranan langsung terhadap perkembangan anak. Manfaat bermain Puzzle adalah meningkatkan keterampilan anak menyelesaikan masalah Elfanany, 2011:103. Puzzle memiliki sifat yang mengusik rasa ingin tahu anak-anak, menjadi media yang efektif untuk mengenalkan atau menguji pengetahuan anak melalui gambar. Melalui permainan ini, anak akan belajar menganalisis suatu masalah dengan mengenali petunjuk dari potongan gambar yang ada, misalnya bentuk, warna, tekstur, lalu memperkirakan letak posisinya dengan tepat Jamil, 2012:21-22. Dari uraian para ahli dikatakan bahwa puzzle merupakan kumpulan dari keping-keping gambar yang disusun untuk membentuk suatu gambar. Sehingga Puzzle yang memuat gambar yang berhubungan dengan bahan pembelajaran termasuk kedalam media visual berupa gambar diam. Puzzle juga dapat dikatakan sebagai permainan edukatif yang menantang bagi siswa, sehingga puzzle merupakan media visual yang dapat diguanakan siswa sebagai sarana belajar dan bermain. Penggunaan puzzle sebagai media pembelajaran diharapkan mempermudah guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa agar mereka aktif, antusias dan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar serta menciptakan pembelajaran yang bermakna.

2.1.10. Hakikat Make a Match