Gambar 6.3. Peta Kontrol Atribut Peta P
Dari grafik diatas diperoleh bahwa jumlah produk cacat pakan ternak ayam crumble masih berada dalam batas kendali yang artinya bahwa banyaknya cacat yang
terjadi masih dapat dikendalikan sehingga nantinya tidak akan merugikan perusahaan.
6.1.3. Analisis Tahap Analyze
6.1.3.1.Analisis Pareto Diagram
Diagram pareto dibuat untuk melihat dan mengetahui jenis-jenis kecacatan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap kecacatan yang terjadi dalam
suatu perusahaan. Hasil diagram pareto dapat dilihat pada gambar 6.4. berikut :
0,0000 0,0200
0,0400 0,0600
0,0800 0,1000
0,1200 0,1400
0,1600
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
P CL
UCL LCL
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6.4. Pareto Diagram Produk Pakan Ternak Ayam Crumble
Beradasarkan aturan 80-20, hasil diagram pareto menunjukkan bahwa jenis kecacatan yang harus dianalisis lebih lanjut penyebab terjadinya permasalahan adalah
produk pakan ternak ayam crumble yang hancur dan belang.
6.1.3.2.Analisis Cause and effect Diagram
Pada cause and effect diagram sumber-sumber potensial yang menjadi masalah dibagi menjadi 4 bagian yaitu: manusia, metode, mesin dan material.
Penyebab-penyebab dari setiap jenis kecacatan butiran hancur dan butiran belang dapat dilihat pada tabel 6.2.
Jumlah Cacat 804
795 720
Percent 34.7
34.3 31.0
Cum 34.7
69.0 100.0
Jenis Kecacatan Butiran Basah
Butiran Belang Butiran Hancur
2500 2000
1500 1000
500 100
80 60
40 20
J u
m la
h C
a c
a t
P e
r c
e n
t
Pareto Chart of Jenis Kecacatan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Kecacatan
Jenis Kecacatan
Faktor Penyebab Kecacatan Manusia
Metode Mesin
Material
Butiran Hancur
Ukuran produk yang tidak tepat
sesuai
Jadwal produksi terlalu padat
Proses penggilingan tidak halus
Tekstur bahan
baku kurang
bagus Pencampuran
bahan pakan kurang sesuai
aturan Mesin penyaringan
tidak bekerja optimal Operator tidak
tanggap dalam mengoperasikan
mesin Slide pada bin masuk
material tidak normal Salah destinasi
bin raw material
Butiran Belang
Pencampuran bahan pakan
kurang sesuai aturan
Terkendala banyak ration
dadakan yang mengganggu
proses produksi Slide pada bin masuk
material tidak normal Tekstur
bahan baku
kurang bagus
Operator tidak tanggap dalam
mengoperasikan mesin
Steam Uap tidak stabil Salah destinasi
bin raw material Computer comco sering
error menghambat proses produksi
6.1.3.3.Analisis Scatter Diagram
Scatter Diagram dibuat untuk mengidentifikasi korelasi yang mungkin ada antara karakteristik kualitas dan faktor yang mungkin mempengaruhinya. Untuk
perhitungan korelasi antara jenis kecacatan butiran hancur terhadap jumlah cacat diperoleh nilai korelasinya 0,4123 yang berarti terdapat hubungan korelasi positif
lemah antara semakin tinggi jumlah kecacatan butiran hancur produk pakan ternak ayam crumble maka akan semakin tinggi juga jumlah produk pakan ternak ayam
crumble yang cacat.. Sedangkan untuk perhitungan korelasi antara jenis kecacatan
Universitas Sumatera Utara
butiran belang terhadap jumlah cacat diperoleh nilai korelasinya 0,332 yang berarti terdapat hubungan korelasi positif lemah antara semakin tinggi jumlah kecacatan
butiran belang produk pakan ternak ayam crumble maka akan semakin tinggi juga jumlah produk pakan ternak ayam crumble yang cacat.
6.1.3.4.Analisis FMEA Failure Mode and Effect Analysis
Hasil pengerjaan FMEA dengan nilai RPN risk priority number pada dua jenis kegagalan yang diperoleh dari hasil diagram pareto dapat dilihat pada tabel 6.3.
berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.3. FMEA Terhadap Proses dengan Nilai RPN
Mode Kegagalan
Efek Kegagalan Penyebab
Kegagalan Metode Deteksi
RPN Kategori
Butiran Hancur
Tampilan produk jelek, sehingga mengganggu fungsi produk secara
keseluruhan, produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan butiran yang
hancur dapat diproduksi ulang rework Proses
penggilingan tidak halus
Periksa mesin penggilingan
sebelum dilakukannya
proses produksi 175
Low- Moderate
Mesin penyaringan
tidak bekerja optimal
Periksa setiap bagian-bagian
mesin penyaringan agar tidak adanya
sisa-sisa bahan yang tersangkut
168 Low-
Moderate
Butiran Belang
Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh konsumen dan
penggunaan butiran yang belang 100 dapat diproduksi ulang rework
Proses steam uap tidak
stabil Memperhatikan
temperatur pada suhu yang tepat
100 Low
Computer comco sering
error menghambat
proses produksi
Periksa apakah computer comco
dalam kondisi yang baik atau tidak
60 Very Low
Universitas Sumatera Utara
Kategori jenis kegagalan ini termasuk kategori Low-Moderate kategori menengah rendah. Berarti, jenis kegagalan ini memiliki tingkat prioritas menengah
rendah yang tidak diperlukan tindakan perbaikan untuk segeramendesak dilakukan. Hanya diperlukan tindakan berupa pengecekan terhadap mesin dan setiap komponen-
komponen secara berkala sebelum dimulai proses produksi. Sedangkan untuk kategori Low dan Very Low memiliki tingkat prioritas yang terendah, perbaikan
dapat dilakukan dengan meningkatkan keahlian dan pengetahuan pekerjaoperator dalam mengoperasikan setiap mesin dalam proses produksi, sehingga dapat
emngurangi kesalahan yang sering dilakukan oleh pekerjaoperator pada umumnya.
6.1.3.5.Analisis Fuzzy FMEA Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis
Dengan menggunakan logika fuzzy diperoleh nilai fuzzy RPN, Hasilnya dapat dilihat pada tabel 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4. Fuzzy FMEA Terhadap Proses dengan Nilai FRPN Mode
Kegagalan Efek Kegagalan
Penyebab Kegagalan
Metode Deteksi FRPN
Kategori
Butiran Hancur
Tampilan produk jelek, sehingga mengganggu fungsi produk secara
keseluruhan, produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan
butiran yang hancur dapat diproduksi ulang rework
Proses penggilingan
tidak halus Periksa mesin
penggilingan sebelum
dilakukannya proses produksi
783,860 High-
Very High
Mesin penyaringan
tidak bekerja optimal
Periksa setiap bagian-bagian
mesin penyaringan agar tidak adanya
sisa-sisa bahan yang tersangkut
712,362 High-
Very High
Butiran Belang
Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh
konsumen dan penggunaan butiran yang belang 100 dapat diproduksi
ulang rework Proses steam
uap tidak stabil
Memperhatikan temperatur pada
suhu yang tepat 131,097
Low- Moderate
Computer comco
sering error menghambat
proses produksi
Periksa apakah computer comco
dalam kondisi yang baik atau
tidak 381,056 Moderate
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 6.4. dapat dilihat nilai fuzzy RPN yang paling besar adalah 783,860 dan 712,362 yang termasuk kategori high-very high kategori menengah di antara
tinggi dan sangat tinggi, artinya memiliki nilai resiko terbesar untuk terjadi di lantai produksi. Jenis kegagalan ini memiliki peluang paling besar untuk menyebabkan
produk cacat selama proses produksi. Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk kedua jenis kegagalan ini yaitu dengan dibuatnya jadwal maintenance dan
pengecekan terhadap mesin dan setiap komponen-komponen secara berkala sebelum dimulai proses produksi. Untuk kategori moderate atau menengah, jenis kegagalan
ini memiliki tingkat prioritas menengah untuk dilakukan perbaikan. Artinya untuk kegagalan jenis ini tidak diperlukan tindakan perbaikan segeramendesak, sehingga
kegagalan ini tidak berdampak terlalu besar bagi perusahaan. Hanya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap computer comco sebelum dioperasikan, agar tidak terjadi error
dan mengganggu jalannya proses produksi. Sedangkan untuk kategori low-moderate, jenis kegagalan ini memiliki tingkat prioritas terendah untuk dilakukan perbaikan.
Artinya jenis kegagalan ini tidak diperlukan tindakan perbaikan segeramendesak, dikarenakan kegagalan ini tidak berdampak terlalu besar bagi perusahaan.
6.1.3.6.Analisis Perbandingan Nilai RPN dalam FMEA dengan Fuzzy RPN
dalam Fuzzy FMEA
Perbandingan nilai antara nilai RPN dalam FMEA dengan nilai fuzzy RPN pada fuzzy FMEA dapat dilihat pada tabel 6.5. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.5. Perbandingan Kategori Nilai RPN dan Fuzzy RPN Mode
Kegagalan Efek Kegagalan
Penyebab Kegagalan
Metode Deteksi RPN Kategori FRPN
Kategori
Butiran Hancur
Tampilan produk jelek, sehingga mengganggu fungsi produk secara
keseluruhan, produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan
butiran yang hancur dapat diproduksi ulang rework
Proses penggilingan
tidak halus Periksa mesin
penggilingan sebelum
dilakukannya proses produksi
175 Low-
Moderate 783,860
High-Very High
Mesin penyaringan
tidak bekerja optimal
Periksa setiap bagian-bagian
mesin penyaringan agar
tidak adanya sisa- sisa bahan yang
tersangkut 168
Low- Moderate
712,362 High-Very
High
Butiran Belang
Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh
konsumen dan penggunaan butiran yang belang 100 dapat
diproduksi ulang rework Proses steam
uap tidak stabil
Memperhatikan temperatur pada
suhu yang tepat 100
Low 131,097
Low- Moderate
Computer comco
sering error menghambat
proses produksi
Periksa apakan computer comco
dalam kondisi yang baik atau
tidak 60
Very Low 381,056 Moderate
Universitas Sumatera Utara
Untuk nilai RPN dalam FMEA berada dalam kategori menengah hingga kategori yang rendah. Sementara untuk nilai fuzzy RPN dalam fuzzy FMEA berada
dalam kategori tinggi hingga kategori sangat tinggi. Sehingga dalam tindakan perbaikannya tidak sama karena diakibatkan perbedaan nilai kategori yang besar.
Namun karena nilai RPN dan fuzzy RPN memiliki perbandingan yang sama, sehingga kedua metode tersebut menghasilkan urutan prioritas yang sama mulai dari nilai yang
tertinggi hingga nilai yang terendah.
6.1.4. Analisis Tahap Improve