manusia yang berpengalaman sehingga kualitasmutu pakan ternak yang dihasilkan dapat dijaga dan dipertahankan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Gold Coin Indonesia - Medan Mill bergerak dalam usaha produksi pakan ternak di wilayah Asia Pasifik. Produk pakan yang termasuk sebagai
produk utama terdiri atas pakan unggas pakan ayam,burung, dan bebek, pakan babi, dan pakan lembu. Sedangkan untuk pakan khusus terdiri dari pakan ikan dan
udang.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. Gold Coin Indonesia memiliki beberapa tempat yang tersebar di tiga lokasi, yaitu di kota Surabaya berada di Jl. Margo Mulya Industri Kav G 1-3
Tandes Surabaya, di kota Bekasi berada di Jl. Raya Bekasi KM 28, Desa Medan Satria. dan untuk wilayah Sumatera berada di Jl. Pulau Bali No.2 KIM II, Jl.
Medan-Belawan KM 10,5, Sumatera Utara.
2.4. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi PT. Gold Coin Indonesia adalah berbentuk gabungan lini dan fungsional. Hubungan lini karena pembagian tugas dilakukan dalam
bidang atau area pekerjaan pada perusahaan dan juga karena perusahaan memiliki tiga pabrik di lokasi yang berbeda, yang masing-masing dipimpin oleh Branch
Manager dan memiliki kedudukan yang sama di dalam perusahaan. Hubungan
Universitas Sumatera Utara
fungsional karena pembagian tugas dilakukan dalam bidang pekerjaan perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional. Struktur
Organisasi PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Branch Manager Deputy General
Manager Secretary
Sales Manager Purchasing
Manager Mill Controller
Personal Officer Factory
Manager Technical
Service Chemist
Quality Assurance
Officer
Executive Staff Acc. Payble
Admin GL Tax
DO Admin Sales Admin
Credit Controller
Security Receptionist
Messenger Driver
Temporary Cleaning
Service Gardener
Stock Supervisor
Prod. Admin Store
Keeper Receiving
Delivery
Weight Bridge Operator
Operator Forklift
Sweeper
Truck Transportation
Temporary Sweeper
Production Supervisor
Control Room
Feed Additive
Dumping Sacking Off
Pellet Operator
Maintenance Supervisor
Mechanical Electrical
Boiler Prod. Planning
Inv. Control
Lini Fungsional
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong
2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang ikut dalam proses produksi dan merupakan bahan yang membentuk bagian integral dari suatu produk jadi. Bahan baku yang
digunakan adalah: 1. Jagung Kuning
Jagung kuning mengandung zat karbohidrat yang tinggi, juga memiliki zat protein sehingga dapat menjadi sumber makanan yang baik. Jenis jagung yang
digunakan pada PT. Gold Coin Indonesia dibedakan atas jagung lokal dan juga jagung impor.
2. Tepung Ikan Guar Meal Tepung ikan merupakan hasil dari pengolahan ikan menjadi berbentuk tepung.
Kandungan tepung ikan meliputi protein, kalsium dan juga lemak. 3. Tepung Daging dan Tulang Meat Bone MealMBM
Tepung daging dan tulang merupakan hasil pengolahan dari daging dan tulang menjadi berbentuk tepung. MBM ini mengandung protein, lemak dan juga
kalsium. Bahan baku ini digunakan pada pembuatan pakan ternak lembu dan babi.
4. Bungkil Kacang Kedelai Soya Bean MealSBM Bungkil kacang kedelai mengandung nilai protein yang tinggi, karena di
dalamnya terkandung asam amino lisin, yaitu asam amino yang paling esensial diantara asam-asam amino yang lainnya. Sekitar 50 protein untuk pakan
Universitas Sumatera Utara
ungags berasal dari bungkil keledai, pemakaian untuk ayam pedaging berkisar antara 15-30 sedangkan untuk ayam petelur 10-25.
5. Corn Gluten Meal MealCGM Corn Gluten Meal merupakan produk olahan jagung yang telah dilengkapi
dengan protein. Bahan baku ini digunakan pada pakan untuk unggas. 6. Kopra Rapeseed Meal
Kopra digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ternak karena mengandung persentase serat yang tinggi.
7. Dedak Dedak yang digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pakan ternak adalah
dedak padi dan dedak gandum.Penggunaan dedak gandum hanya pada pembuatan pakan burung, dedak gandum yang digunakan adalah wheat
pollard, yaitu dedak yang berasal dari kulit ari gandum. Dedak padi merupakan kulit ari beras yang diperoleh dari proses penyosohan beras.
Proporsi penggunaan bahan baku untuk setiap jenis produk pakan yang dihasilakan berbeda-beda. Berikut ini merupakan persentase penggunaan bahan
baku untuk produk pakan ternak ayam.
Tabel 2.1. Persentase Penggunaan Bahan Baku untuk Pakan Ayam
No Bahan Baku
Persentase Penggunaan 1.
Jagung Kuning 54
2. Guar Meal
2 3.
Soya Bean Meal 30
4. Corn Glutten Meal
4 5.
Rapeseed Meal 2
6. Dedak Padi
8
Sumber: PT. Gold Coin Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang tidak tampak dalam produk jadi tetapi hanya menolong proses produksi agar berjalan dengan lancar dan digunakan
sebagai pelengkap produk saja. Bahan ini secara tidak langsung mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Bahan penolong yang digunakan adalah:
1. Minyak nabati, seperti canola oil, dan palm oil, minyak nabati berfungsi untuk melengkapi kekurangan sumber energi dalam bahan pakan. Keberadaan
minyak ini juga akan mempermudah adonan pakan melewati lubang alat penggiling daging dan saringan.
2. Garam dan mineral, seperti sodium, pig minera, dan poultry minera. Zat ini dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, untuk menjaga keseimbangan asam
basa dalam cairan tubuh ternak, dan juga untuk mekanisme transportasi dalam tubuh ternak.
3. Zat aditif, seperti tapioca yang berfungsi untuk memperbaiki pencernaan dan mempercepat pertumbuhan dan juga mendorong pertumbuhan bobot ternak.
4. Vitamin, seperti lysine, luprosi, dan finase merupakan komponen organik yang dibutuhkan untuk melakukan proses-proses dalam tubuh. Vitamin sangat
dibutuhkan untuk reaksi-reaksi metabolisme tubuh dan untuk meningkatkan kemampuan ternak dalam proses intensifikasi
5. Bahan liquid, seperti rhodimet dan choline Cl, yang berfungsi untuk memperhalus permukaan pakan.
6. Minyak Sawit CPO
Universitas Sumatera Utara
CPO memiliki nilai biologis yang tinggi yang diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.
7. Ampas Sawit Palm Kernel Ampas sawit ini mengandung nilai protein dan lemak yang tinggi yang sangat
diperlukan dalam pembuatan pakan ternak.
2.5.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat sedikit atau cukup kompleks yang dapat
mempengaruhi kualitas produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah: 1. Karung plastik yang berfungsi sebagai pembungkus produk jadi.
2. Minyak pelumas yang berfungsi sebagai pelumas peralatan-peralatan produksi 3. Solar yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk dryer.
4. Benang jahit digunakan sebagai bahan untuk menjahit karung yang telah diisi dengan produk jadi.
5. Stiker atau cap pabrik yang berfungsi untuk menunjukkan jenis produk, komposisi, dan zat gizi yang terkandung dalam produk jadi.
2.6. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pakan ternak di PT. Gold Coin Indonesia-Medan Mill dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap proses produksi di lantai
produksi dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Penuangan intake section
Universitas Sumatera Utara
Proses awal pengolahan pakan ternak dimulai dengan menuangkan bahan baku yang disebut dengan Intake section. Intake section terbagi dua bagian yaitu
intake I jagung dan intake II bahan baku yang berbentuk tepung. Jagung yang dituang melalui intake akan dimasukkan ke cylo dengan menggunakan
bucket elevator, sedangkan bahan baku yang berbentuk tepung akan dimasukkan ke bin raw material dengan menggunakan chain conveyor dan
bucket elevator. 2. Penyaringan screening
Setelah tahap penuangan selesai, maka langkah selanjutnya bahan baku akan masuk ke proses penyaringan untuk membersihkan bahan baku dari kotoran.
Sebelum masuk ke dalam bin, bahan baku akan melewati sistem magnet untuk memisahkan kotoran besi dan logam-logam dari bahan baku. Setelah itu, bahan
baku akan melalui drum pengayak drum shiever sehingga bahan baku dibersihkan dari kotoran seperti kayu, plastik dan benda keras lainnya.
3. Pengeringan Proses pengeringan dilakukan agar tidak mengalami penurunan kualitas yang
hanya digunakan untuk bahan baku jagung basah yang memiliki kadar air 18 - 25, dimana standar kualitas jagung yang digunakan dalam proses produksi
memiliki kadar air 17. Oleh karena itu, jagung harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum diolah agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Jagung basah
yang masuk melalui intake, dimasukkan ke wet cylo kemudian dikeringkan menggunakan dryer dengan cara menyemprotkan udara panas, kemudian
dibawa ke dry cylo dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
Universitas Sumatera Utara
Di dry cylo jagung akan di-blower yaitu didinginkan agar jagung tidak panas akibat bertumpuknya jagung-jagung, dan dari dry cylo, jagung ini akan dibawa
ke bin raw material dengan menggunakan bucket elevator dan chain conveyor. 4. Penimbangan Dosing
Bahan baku yang berada di bin raw material kemudian ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan formula yang diinginkan sampai mencapai kuantitas 1
batch 3 ton. Bahan baku ditimbang dengan menggunakan 2 buah timbangan, yaitu timbangan I dengan kapasitas 3000 kg dan timbangan II dengan kapasitas
1500 kg. Bahan yang telah ditimbang dibawa ke bin hopper dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
5. Penggilingan grinding Bahan baku kemudian akan dimasukkan ke dalam vibrator shifter saringan
bergetar dengan menggunakan chain conveyor melalui slide gate untuk memisahkan bahan baku yang kasar, sedang dan halus. Bahan baku yang kasar
akan melalui proses penggilingan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bin tower hammer mill sedangkan bahan baku yang halus akan langsung jatuh ke
dalam bin tower hammer mill. Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan dua buah mesin hammer mill dengan kapasitas 22 tonjam ,
kecepatan putar 3000 rpm, dan daya 132 kW. Bahan baku akan terpukul dan terlempar ke sepanjang sisi mesin penggiling. Proses penggilingan yang terjadi
pada mesin akan menghasilkan udara panas, dimana mesin penggiling ini dilengkapi dengan dust collector yang berfungsi membuang udara panas hasil
sampingan dari proses penggilingan. Udara panas hasil penggilingan dihisap
Universitas Sumatera Utara
oleh blower melalui dust filter sehingga udara panas yang bersih di buang ke udara, sedangkan debu yang tersaring jatuh ke hopper penampung. Hasil
penggilingan disimpan terlebih dahulu di hammer mill pack sebelum masuk ke proses pencampuran mixer.
6. Pencampuran mixer Bahan baku yang berada di bin hammer mill pack masuk ke mixer melalui slide
gate untuk dicampur hingga rata. Pada saat proses mixing dilakukan penambahan obat-obatan seperti Choline, CPO, Rhodimet, garam, dan zat
additive sampai tercampur dengan semua bahan. Mesin mixer yang digunakan berkecepatan 22 rpm dan kapasitas 4 tonjam dengan daya 30 kW. Pisau-pisau
pengaduk pada mesin ini berbentuk solenoide yang berputar pada sumbunya. Lama pencampuran dapat diatur dengan alat pengontrol dari ruang panel.
Untuk hasil pencampuran yang berbentuk mash tepung akan dibawa ke bin finish product dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator.
Sedangkan untuk produk berbentuk pellet, maka bahan campuran dari mixer ini akan mengalami proses pelletizing dan untuk produk yang berbentuk crumble,
akan melalui proses pelletizing dan crumbling sebelum masuk ke bin finish product.
7. Pembutiran pelletizing Campuran yang berbentuk mess tepung dibawa ke pellet mill melalui bin
pellet. Sebelum mengalami pemanasan, tepung yang masuk ke bin pellet disaring terlebih dahulu, kemudian dipanaskan pada suhu 85
pada tekanan 8-9 bar. Panas yang digunakan berasal dari uap kering yang dihasilkan dari boiler.
Universitas Sumatera Utara
Bahan yang telah dipanaskan kemudian dibentuk menjadi pellet dengan menggunakan mesin press yang terdiri dari ring die press yang mempunyai
lubang-lubang dengan ukuran tertentu yang disesuaikan dengan produk yang akan dihasilkan. Die ring berputar dengan kecepatan 1500 rpm dan kapasitas
15tonjam dengan daya 200 kW, pada bagian tengahnya terdapat 2 buah rol yang berputar searah dengan putaran die ring press dengan kecepatan yang
sama dan saling menekan. Dengan demikian bahan campuran yang masuk akan berputar dan ditekan keluar melalui lubang-lubang yang terdapat pada ring die
press. Selanjutnya, di luar ring die press terdapat pisau yang akan memotong hasil pellet, sehingga ukuran panjang sesuai dengan yang diinginkan. Hasil
pemotongan dari pellet mill dibawa ke mesin cooler untuk didinginkan sampai pada batas temperatur yang telah ditentukan oleh alat sensor. Hasil dari mesin
cooler akan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan pellet, selanjutnya produk ini
dibawa ke bin finish product. 8. Proses Pembentukan Crumble crumbling
Pellet yang dihasilkan melalui pellet mill akan dibawa ke mesin crumble. Pada mesin ini, terjadi proses pemotongan pellet menjadi ukuran yang lebih kecil
sesuai dengan yang diinginkan. Mesin crumble ini berputar dengan kecepatan 22 rpm dan daya 1,5 kW. Crumble yang dihasilkan kemudian disaring
menggunakan vibrator. Hasil penyaringan dibawa ke bin finase untuk disemprotkan cairan finase yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan
crumble dan selanjutnya dibawa ke bin finish product. Sementara abu yang
Universitas Sumatera Utara
dihasilkan dari vibrator dibawa kembali ke mixer dengan menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk diolah kembali.
9. Pengepakan sacking off Produk jadi ini akan dicurahkan ke karung plastik melalui belt conveyor
sebanyak 50 kgkarung. Proses ini berlangsung secara otomatis melalui sebuah mesin yang telah di program terlebih dahulu. Karung yang telah diisi kemudian
dijahit dengan menggunakan sewing machine dan kemudian dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan alat angkut forklift untuk disimpan sementara
sebelum dilakukan proses pengiriman. Produk jadi dari proses pengolahan pakan ternak ini terdiri atas 3 bentuk yaitu mash, pellet, dan crumble yang akan
dibawa ke proses ini yaitu pengepakan.
2.7. Mesin dan Peralatan