5.2.3.4. Failure Mode and Effect Analysis FMEA
FMEA merupakan suatu metode yang sistematik dalam mengidentifikasi dan mencegah masalah yang terjadi pada produk dan proses. Tujuan dari penerapan
FMEA adalah mencegah masalah terjadi pada proses dan produk. Tahapan pembuatan FMEA yaitu sebagai berikut:
5.2.3.4.1. Penentuan Jenis Kegagalan yang Potensial Pada Setiap Proses
Dari diagram pareto pada gambar 5.4. diperoleh dua jenis kecacatan yang berpotensial besar terjadi selama proses produksi di lantai produksi yaitu butiran
hancur dan butiran belang. Dilakukan analisis penyebab kecacatan dengan menggunakan diagram sebab-akibat yang dapat dilihat pada gambar 5.5. dan gambar
5.6.
5.2.3.4.2. Penentuan DampakEfek yang Ditimbulkan oleh Kegagalan
Berdasarakan dua jenis kecacatan yang ada, maka dapat ditentukan efek yang dapat ditimbulkan jika kecacatan ini ditemukan, yaitu sebagai berikut :
1. Tampilan produk jelek, sehingga mengganggu fungsi produk secara keseluruhan, produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan butiran yang hancur dapat
diproduksi ulang rework untuk jenis kecacatan “butiran hancur”.
2. Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh konsumen dan penggunaan butiran yang belang 100 dapat diproduksi ulang rework untuk
jenis kecacatan “butiran belang”.
Universitas Sumatera Utara
5.2.3.4.3. Penentuan Nilai Efek Kegagalan Severity, S
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, dapat ditentukan nilai efek kegagalan severity dari kedua jenis kecacatan tersebut. Kriteria pemberian
rating dapat dilihat pada lampiran. Alasan pemberian rating berdasarkan pada lampiran adalah sebagai berikut :
1. Butiran hancur, memiliki efek yang ditimbulkan yaitu : Tampilan produk jelek, sehingga mengganggu fungsi produk secara keseluruhan,
produk tidak diterima oleh konsumen dan penggunaan butiran yang hancur dapat diproduksi ulang rework. Maka, diberikan nilai 7.
2. Butiran belang, memiliki efek yang ditimbulkan yaitu : Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh konsumen dan
penggunaan butiran yang belang 100 dapat diproduksi ulang rework. Maka, diberikan nilai 5.
5.2.3.4.4. Identifikasi Penyebab Kecacatan dari Kegagalan