33
jurung serta dilengkapi dengan nasi kuning. Selanjutnya, akar yang sudah dibentuk seperti patung tadi diletakkan di atas niru tampi kemudian
diletakkan di persimpangan jalan. Hal ini berma kna“ Inilah sebagai pengganti
badan semoga jauhlah bahaya dan datanglah keselamatan. ” Kepercayaan-
kepercayaan di atas sudah jarang dilaksanakan atau ditemukan pada masyarakat Pakpak yang ada di Aceh Singkil sejak masuknya agama.
Masyarakat Pakpak di sana sebagian besar sudah memeluk agama yang tetap, yaitu agama yang sudah diakui oleh Pemerintah. Sebagian besar masyarakat
Pakpak yang ada di sana beragama Islam, Kristen Protestan, dan sebagian kecil beragama Kristen Khatolik.
2.5 Sistem Kekerabatan
Masyarakat Pakpak sejak dahulu kala sudah ada suatu ikatan yang mengatur tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari yang
dilaksanakan dan ditaati oleh masyarakat itu sendiri. Sistem tersebut selalu ada dalam upacara-upacara adat termasuk juga dalam upacara kematian.
2.5.1 Sulang Silima
Sulang silima adalah lima kelompok kekerabatan yang terdiri dari kulakula, dengan sebeltek situaananak yang paling tua, dengan sebeltek
siditengah atau anak tengah dan dengan sebeltek siampun-ampunanak yang paling kecil, serta anak berru. Sulang silima dalam masyarakat Pakpak adalah
kelompok besar dalam kekerabatan masyarakat Pakpak. Sulang silima ini berkaitan dengan pembagian sulangjambar dari daging-daging tertentu dari
seekor hewan seperti kerbau, lembu atau babi yang disembelih dalam konteks upacara adat masyarakat Pakpak.
Universitas Sumatera Utara
34
Pembagian daging atau jambar ini disesuaikan dengan hubungan kekerabatannya dengan pihak kesukuten atau yang melaksanakan upacara.
Dalam masyarakat Pakpak, kelima kelompok tersebut masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lain dalam acara adat. a. Kula-kula, merupakan salah satu unsur yang paling pentingdalam sistem
kekerabatan pada masyarakat Pakpak. Kula-kula adalah kelompok pihak pemberi istri dalam sistem kekerabatan masyarakat Pakpak dan merupakan
kelompok yang sangat dihormati dan dianggap sebagai pemberi berkat oleh masyarakat. Dengan demikian, kula-kula juga disebut dengan istilah Debata
Ni Idah Tuhan yang dilihat. Oleh karena itu, pihak kula-kula ini haruslah dihormati. Sikap menentang kula-kula sangat tidak dianjurkan dalam
kebudayaan masyarakat Pakpak. Dalam acara-acara adat, kelompok kula- kula diwajibkan untuk hadir, termasuk juga dalam adat kematian dan
mendapat peran yang penting termasuk juga dalam upacara kematian. b. Dengan sebeltek adalah mereka yang mempunyai hubungan tali
persaudaraan yang mempunyai marga yang sama. Mereka adalah orang- orang yang satu kata dalam permusyawaratan adat. Selain itu, dalam sebuah
upacara adat ada kelompok yang dianggap dekat dengan dengan sebeltek Dalam sebuah acara adat, dengan sebeltek dan seluruh keluarganya akan
ikut serta dan mendukung acara tersebut. Secara umum, hubungan dengan sebeltek ini dapat disebabkan karena adanya hubungan pertalian darah,
sesubklensemarga, memiliki ibu yang bersaudara, memiliki istri yang bersaudara, dan memiliki suami yang bersaudara.
Universitas Sumatera Utara
35
c. Anak berru artinya anak perempuan yang disebut dengan kelompok pengambil anak dara Dalam sebuah acara adat, anak berru lah yang
bertanggung jawab atas acara adat tersebut. Tugas anak berru adalah sebagai pekerja, penanggung jawab dan pembawa acara pada sebuah acara
adat. Sedangkan situaan adalah anak yang paling tua, siditengah adalah anak
tengah dan siampun-ampun adalah anak yang paling kecil. Mereka adalah pihak yang mempunyai ikatan persaudaraan yang terdapat dalam sebuah ikatan
keluarga. Kelima kelompok di atas mempunyai pembagian sulang yang berbeda, yaitu sebagai berikut.
1. Kula-kula pihak pemberi istri dari keluarga yang berpesta akan mendapat sulang per-punca niadep.
2. Situaan orang tertua yang menjadi tuan rumah sebuah pesta akan mendapat sulang per-isang-isang.
3. Siditengah keluarga besar dari keturunan anak tengah akan mendapat sulang per-tulantengah.
4. Siampun-ampun keturunan paling bungsu dalam satu keluarga akan mendapat sulang per-ekur-ekur.
5. Anak berru pihak yang mengambil anak gadis dari keluarga yang berpesta akan mendapat sulang perbetekken atau takal peggu.
Biasanya penerimaan perjambaren anak berru disertai dengan takal peggu yang artinya mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar terhadap
berjalannya pesta. Anak berru lah yang bertugas menyiapkan makanan serta menghidangkan selama pesta berlangsung. Apabila di antara keluarga tersebut
Universitas Sumatera Utara
36
akan mengadakan pesta, maka ketiga kelompok abang beradik situaan, siditengah dan siampun-ampun akan menerima pembagian perjambaren
yakni : isang-isang dagu, tulan tengah tulang bagian tengah dan ekur-ekur ekor. Penerimaan jambar ini boleh bertukar-tukar sesama keluarga tersebut,
dengan rincian sebagai berikut. Misalnya: Situaan nomor satu 1; Siditengah nomor 2; dan Siampun-ampun nomor tiga 3. Apabila siditengah yang
berpesta, maka urutan menjadi 2.3.1 sedangkan apabila siampun-ampun bungsu yang menjadi sukut yang berpesta maka penerimaan perjambaren
berubah menjadi 3.1.2. Kula-kula dan anak berru tetap menerima puncaniadep atau tulan tengah dan betekken atau takal peggu.
2.6 Mata Pencaharian