Formula Melodi Analisis Bentuk, Frase, dan Motif pada Nangen Nandorbin

81 Kadens a terdiri dari nada Bes sebesar not seperdelapan pada ketukan up beat dilanjutkan dengan seperdelapan nada Bes juga dan diakhiri oleh nada Bes seperdelapan dalam keadaan up beat. Kadens b diisi oleh nada Es pada posisi down beat durasi not seperdelapan dialnjutkan ke nada F sebesar not seperdelapan dan diakhiri oleh nada F dengan durasi not seperempat, dalam hal ini memiliki durasi satu ketukan dasar.

4.1.7 Formula Melodi

Formula melodi yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi bentuk, frasa dan motif. Bentuk adalah gabungan dari beberapa frasa yang terjalin menjadi satu pola melodi. Frasa adalah bagian-bagian kecil dari melodi. Dan motif adalah ide melodi sebagai dasar pembentukan melodi. William P. Malm mengemukakan bahwa ada beberapa istilah dalam menganalisis bentuk, yaitu: 1. Repetitif yaitu bentuk nyanyian yang diulang-ulang. 2. Ireratif yaitu bentuk nyanyian yang memakai formula melodi yang kecil dengan kecenderungan pengulangan-pengulanag di dalam keseluruhan nyanyian. 3. Strophic yaitu bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda. 4. Reverting yaitu bentuk yang apabila dalam nyanyian terjadi pengulangan pada frasa pertama setelah terjadi penyimpanganpenyimpangan melodi. 5. Progresive yaitu bentuk nyanyian yang terus berubah dengan menggunakan materi melodi yang selalu baru. Universitas Sumatera Utara 82 Melihat kepada hal yang dikemukakan oleh Malm mengenai bentuk nyanyian, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa melodi dari nyanyian tersebut adalah strophic yang artinya bentuk nyanyian yang diulang tetapi menggunakan teks nyanyian yang baru atau berbeda. Dalam nyanyian nangen nandorbin ini, contohnya adalah sebagai berikut. Notasi 4.7: Formula Melodi Strofik Nangen Nandorbin Universitas Sumatera Utara 83

4.1.8 Analisis Bentuk, Frase, dan Motif pada Nangen Nandorbin

Secara garis besar, bentuk, frasa dan motif yang terdapat dalam Nangen Nandorbin adalah sebagai berikut. Tabel 4.3: Frase dan Bentuk Nangen Nandorbin Birama Frase Bentuk 1-4 A I 4-6 B 7-10 A I 10-12 B 13-16 A I 16-18 B 19-22 A I 22-24 B 25-28 A I 28-30 B 31-34 A I 34-36 B 37-40 A I 40-42 B 43-46 A I 46-48 B Universitas Sumatera Utara 84 Frase-frase yang membentuk komposisi nangen nandorbin ini di dalam bentuk notasi adalah seberti analisis berikut ini. Notasi 4.8: Frase-frase Nangen Nandorbin Universitas Sumatera Utara 85 Dari notasi di atas dapat dideskripsikan dua frase yang membentuk nagen nandorbin ini sebagai berikut. i Frase A, pada birama pertama dimulai dari tiga nada Bes masing- masing not seperdelapan, dilanjutkan dengan nada Es seperdelapan, rangkaian ini mengisi dua ketukan awal pada birama pertama. Diteruskan dengan nada F sebesar not seperempat pada ketukan ketiga dan disambung dengan nada F juga sebesar not tiga perdelapan dan digenapi oleh nada F seperenam belas pada ketukan keempat birama pertama ini. Sesudah itu pada birama kedua ketukan pertamanya diisi oleh dua nada F masing-masing not seperdelapan, dilanjutkan ke ketukan kedua diisi nada Es seperdelapan dan nada Bes seperdelapan. Diteruskan dengan nada C seperdelapan dan nada Bes seperdelapan pada ketukan ketiga birama ini. Dilanjutkan kpeda nada Es bawah seperdelapan dan Bes seperdelapan menutup ketukan keempat birama kedua ini. Setersunya dilanjutkan dengan nada C seperdelapan Bes seperdelapan, Es seperdelapan dan F seperdelapan, diteruskan kepada F tiga perenam belas dan Bes seperenambelas. Kemudian pada ketukan keempat birama tiga ini diisi oleh dua nada Bes masing-masing not seperdelapan. Pada ujung frase ini, ketukan pertama birama keempat diisi oleh dua nada Bes masing-masing seperdelapan, kemudian digunakan tanda istirahat dua seperdelapan. ii Frase B, dimulai nada C seperdelapan ditambah tiga nada Bes masing- masing seperdelapan. Diteruskan ke birama berikutnya dengan menggunakan nada C seperdelapan, Bes seperdelapan, Es seperdelapan, Universitas Sumatera Utara 86 dan F seperdelapan. Rangkaian nada ini kemudian dilanjutkan dengan menggunakan nada Bes seperdelapan, C seperdelapan, Es seperdelapan, F seperdelapan, dan frase ini ditutup dengan nada F seperempat ditambah tanda istirahat tiga perempat. Kedua-dua frase inilah menjadi pembentuk komposisi nangen nandorbin. Dari dua frase tersebut, maka selanjutnya lebih detil lagi dapat dianalisis motif-motif melodi yang digunakan nangen nandorbin ini. Selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut. Notasi 4.9 Motif-motif Nangen Nandorbin Universitas Sumatera Utara 87 Motif melodi frase A terdiri dari: a, b, a1, c, d, a2, dan a3. Sementara di sisi lainnya, frse B dibentuk oleh motif-motif: a4, e, f, dan a21. Dengan demikian motifnya cenderung berkembang terus. Di samping itu, khusus motif a, motif yang statis yaitu rangkaian nada-nada yang sama sangat berkembang di dalam melodi nangen nandorbin ini.

4.1.9 Kontur