14
landasan penelitian ini, tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau tulisan dari suatu nyanyian. Istilah teks dalam musik vokal berarti syair.
Teks atau syair dari nyanyian tersebut akan menghasilkan suatu makna. Makna tersebut adalah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari suatu
kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian, yaitu makna konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif adalah makna kata yang terkandung arti
tambahan sedangkan makna denotatif adalah kata yang tidak mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna sebenarnya Keraf,1991:25. Istilah musikal
menunjukkan kata sifat yang artinya bersifat musik, memiliki unsur-unsur musik seperti melodi, tangga nada, modus, dinamika, interval, frasa, serta pola ritem.
1.6 Kerangka Teori
Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam membahas permasalahan Nasution, 1982:126. Dalam tulisan ini yang menjadi pokok
permasalahannya adalah mengetahui unsur-unsur tekstual serta musikal yang terkandung dalam nangen nandorbin tersebut. Sesuai dengan dua pokok masalah
dalam penelitian ini, yaitu: tekstual, dan musikal, maka dipergunakan juga dua teori utama. Untuk mengkaji struktur dan makna tekstual digunakan teori
semiotika. Selanjutnya untuk mengkaji struktur musikal yang berupa melodi nangen nandorbin digunakan teori weighted scale.
1.6.1 Teori Semiotika
Untuk mengkaji struktur dan makna tekstual nangen nandorbin , penulis menggunakan teori semiotika. Selanjutnya teori ini digunakan dalam usaha untuk
memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem
Universitas Sumatera Utara
15
simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dua tokoh perintis semiotika adalah Ferdinand de Saussure seorang ahli bahasa dari Swiss dan Charles Sanders
Pierce, seorang filosof dari Amerika Serikat. Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi sound
image atau signifier yang berhubungan dengan konsep signified. Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi tersendiri. Peirce juga menginterpretasikan bahasa
sebagai sistem lambang, tetapi terdiri dari tiga bagian yang saling berkaitan: 1 representatum, 2 pengamat interpretant, dan 3 objek.
Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha
kita untuk memahami proses pertunjukan atau proses penciptaan. Peirce membedakan lambang-lambang ke dalam tiga kategori: ikon, indeks, dan simbol.
Apabila lambang itu menyerupai yang dilambangkan seperti foto, maka disebut ikon. Jika lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya asap
akan diikuti api, disebut indeks. Jika lambang tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara Republik Indonesia,
maka disebut dengan simbol. Semiotika atau semiologi adalah kajian terhadap tanda-tanda sign serta
tanda-tanda yang digunakan dalam perilaku manusia. Definisi yang sama pula dikemukakan oleh salah seorang pendiri teori semiotika, yaitu pakar linguistik
dari Swiss Ferdinand de Sausurre. Menurutnya semiotika adalah kajian mengenai “kehidupan tanda-tanda dengan masyarakat yang menggunakan tanda-tanda itu.”
Meskipun kata-kata ini telah dipergunakan oleh filosof Inggris abad ke-17 yaitu John Locke, gagasan semiotika sebagai sebuah modus interdisiplin ilmu,
Universitas Sumatera Utara
16
dengan berbagai contoh fenomena yang berbeda dalam berbagai lapangan studi, baru muncul ke permukaan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika
munculnya karya-karya Sausurre dan karya-karya seorang filosof Amerika Serikat, Charles Sanders Peirce. Dalam karya awal Peirce di lapangan semiotik
ini, ia menumpukan perhatian kepada pragmatisme dan logika. Ia mendefinisikan tanda sebagai “sesuatu yang mendukung seseorang untuk sesuatu yang lain.”
Salah satu sumbangannya yang besar bagi semiotika adalah pengkategoriannya mengenai tanda-tanda ke dalam tiga tipe, yaitu: a ikon, yang disejajarkan dengan
referennya misalnya jalan raya adalah tanda untuk jatuhnya bebatuan; b indeks, yang disamakan dengan referennya asap adalah tanda adanya api dan c simbol,
yang berkaitan dengan referentnya dengan cara penemuanseperti dengan kata- kata atau signal trafik. Ketiga aspek tanda ini penulis pergunakan untuk mengkaji
teks nangen nandorbin.
1.6.2 Teori Weighted Scale