64
Tipe ideal yang terakhir, yaitu yang ketujuh yang diekspresikan dalam teks nangen nandorbin ini adalah seorang istri dalam kebudayaan Pakpak
adalah man dengngan ncayur ntua menjadi teman hidup sampai tua. Artinya adalah seorang istri adalah menjadi pendamping atau pasangan hidup terhadap
suaminya untuk selama-lamanya yang dikonsepkan sampai tua dalam frase ini. Dengan demikian, secara etnosains, seorang istri dan seorang suami yang ideal
dalam konteks kehidupan masyarakat Pakpak adalah istri dan suami yang menjaga keutuhan dan perkembangan rumah tangganya sampai ajal menemui
mereka. Jadi tipe ideal rumah tangga dalam kehidupan masyarakat Pakpak adalah rumah tangga yang langgeng, kalau bisa jangan sampai bercerai. Sebab
dampaknya akan merugikan kepada anak-anaknya dan juga keluarga kedua belah pihak.
Selain itu, larik di atas juga menggambarkan keberhasilan dalam hidup seorang Pakpak apabila ia mati dalam keadaan ncayur ntua, yaitu meninggal
dunia dengan meninggalkan keturunan anak dan cucu yang berhasil di dalam kehidupannya. Ncayur ntua ini menjadi dambaan dari seorang Pakpak. Jika
seseorang mampu mencapai derajat kematian ncayur ntua, maka ia akan dihargai, dihormati, diapresiasi dengan baik oleh seluruh warga Pakpak. Ini
juga yang terkandung di dalam konsep adat Pakpak.
3.3.5 Pemilihan Teks
Dalam teks tersebut, ada beberapa istilah yang digunakan oleh penyaji dalam menyampaikan kata-kata dalam Nyanyiannya. Dengan kata lain, istilah
Universitas Sumatera Utara
65
tersebut ditujukan kepada orang yang akan pelamar putrinya, agar orang yang akan melamar tersebut yakin dan percaya bahwa putri tersebut adalah putri
terbaik dan pilihan, seperti contoh di bawah ini. a buluh i bernoh: sebutan untuk putri yang terdidik,
b kuambit: sebutan halus untuk mengungkapkan perasaan, c man permain: sebutan untuk putri tersebut diangkat menjadi menantu,
d silindung bulan: sebutan untuk putri perumpaan cahaya bulan, e mahan: sebutan untuk perkataan halus dijadikan yang terbaik.
Istilah tersebut merupakan suatu hal yang harus diketahui penyaji dalam menyampaikan nyanyiannya karena jika tidak tepat dalam menyebutkannya,
maka orang-orang yang mendengar akan mengejek bahkan menertawakannya. Hal-hal tersebut sangatlah penting dalam menyajikan nyanyian ini. Dengan
demikian si penyaji tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan kata-kata dalam nyanyiannya.
Dalam teks tersebut juga terdapat istilah eufoniks yaitu menambah atau mengurangi suku kata dalam teks nyanyian untuk menambah efek musical atau
keindahan dalam lagu tersebut, seperti: man, kata ini seharusnya mahan, tetapi dalam teks tersebut dikurangi menjadi man. Permen, kata ini seharusnya
permain, tetapi dalam teks tersebut dikurangi menjadi permen.
3.3.6 Struktur Teks
Secara umum, teks yang terdapat dalam nangen nandorbin tidak mempunyai peraturan yang baku. Artinya, teks yang disampaikan secara
spontan dan berdasarkan isi dari hati si penyaji. Tidak ada pembuka, bagian
Universitas Sumatera Utara
66
tengah dan bagian akhir, atau teks yang sudah baku tetapi disampaikan sesuai dengan isi hati si penyaji. Hanya saja harus menggunakan kata-kata yang sopan
dan istilah yang benar sesuai dengan tradisi yang berlaku seperti yang sudah dijelaskan di atas.Teks dari nyanyian tersebut juga tidak terikat rima atau sajak.
Struktur teks dari Nangen nandorbin tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, dia menyanyikan untuk putrinya. Teksnya dapat dilihat di
bawah ini. Sada Nandorbin ko buluh i bernoh idi
Putriku kau bagaikan bambu yang terbaik dari serumpun bambu yang ada di lembah tersebut.
Nandorbin Nandorbin Putriku yang terdidik.
Sebagian besar, dia lebih banyak menceritakan kehidupan dan didikan terbaik untuk putrinya, serta keluh kesah yang dialami dalam kehidupannya.
Universitas Sumatera Utara
67
BAB IV TRANSKRIPSI DAN ANALISIS MUSIKAL