Diagnosis Akne Vulgaris Diagnosa Banding Akne Vulgaris

b. Sedang, bila : - Banyak lesi tak beradang pada 1 predileksi - Beberapa lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi - Beberapa lesi beradang pada 1 predileksi - Sedikit lesi beradang pada lebih dari 1 predileksi c. Berat, bila : - Banyak lesi tak beradang pada lebih dari 1 predileksi - Banyak lesi beradang pada 1 atau lebih predileksi Catatan : - sedikit 5, beberapa 5 – 10, banyak 10 lesi - tak beradang : komedo putih, komedo hitam, papul - beradang : pustula, nodul, kista.

2.1.7. Diagnosis Akne Vulgaris

Walaupun satu macam lesi lebih dominan daripada lesi yang lain, umumnya diagnosis akne vulgaris didasarkan pada campuran lesi berbentuk komedo, papula, nodul pada muka, punggung, dan dada Harahap, 2013. Pemeriksaan ekskohleasi sebum juga dapat dilakukan, yaitu dengan pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor sendok Unna. Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam Wasitaatmadja, 2011. Pemeriksaan penunjanglaboratorium lain yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan analisis komposisi asam lemak di kulit dan pemeriksaan terhadap mikroorganisme Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, dan Pityrosporum ovale Siregar, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.1.8. Diagnosa Banding Akne Vulgaris

Menurut Siregar 2005, Wasitaatmadja 2011 dan Harahap 2013, diagnosa banding akne vulgaris sebagai berikut : 1. Erupsi akneiformis, erupsi yang menyerupai akne, disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, vitamin B 1 , B 6 , B 12 , dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia. 2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya. 3. Rosasea dulu: akne rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan gejala eritema, pustula, telangiektasi dan kadang- kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan akne. 4. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi eritema, papula, pustula, di sekitar mulut yang terasa gatal. 5. Folikulitis yang biasanya nyeri, tidak ada komedo tetapi terlihat pustula miliar.

2.1.9. Penatalaksanaan Akne Vulgaris