2.1.8. Diagnosa Banding Akne Vulgaris
Menurut Siregar 2005, Wasitaatmadja 2011 dan Harahap 2013, diagnosa banding akne vulgaris sebagai berikut :
1. Erupsi akneiformis, erupsi yang menyerupai akne, disebabkan oleh induksi
obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, vitamin B
1
, B
6
, B
12
, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulo pustul mendadak tanpa adanya komedo di hampir
seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia.
2. Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi
monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya.
3. Rosasea dulu: akne rosasea, merupakan penyakit peradangan kronik di
daerah muka dengan gejala eritema, pustula, telangiektasi dan kadang- kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali
bila kombinasi dengan akne.
4. Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis
polimorfi eritema, papula, pustula, di sekitar mulut yang terasa gatal.
5. Folikulitis yang biasanya nyeri, tidak ada komedo tetapi terlihat pustula
miliar.
2.1.9. Penatalaksanaan Akne Vulgaris
Penatalaksanaan harus dimulai sedini mungkin untuk meminimalkan resiko jaringan parut atau efek psikologis yang merugikan. Tujuan
penatalaksanaan ini untuk mengurangi lesi non-inflamasi, memperbaiki lesi
Universitas Sumatera Utara
inflamasi yang ada, dan menekan jumlah P.acnes Ayer dan Burrows, 2006. Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obat
topikal, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut Wasitaatmadja, 2011.
1. Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi, tediri atas: Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit sulfur, benzoil
peroksida, retinoid, dll Antibiotika topikal untuk mengurangi jumlah mikroba dalam
folikel oksitetrasiklin, eritomisin, klindamisin fosfat Antiperadangan topikal, salap atau krim kortikosteroid ringan atau
sedang hidrokortison 1-2,5 Lainnya misalnya etil laktat yang dapat menghambat pertumbuhan
jasad renik.
2. Pengobatan sistemik untuk menekan aktivitas jasad renik, mengurangi
reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi keseimbangan hormonal, terdiri atas:
Antibakteri sistemik tetrasiklin, azitromisin, klindamisin, dll Obat hormonal untuk menekan produksi androgen dan secara
kompetitif menduduki reseptor organ target di kelenjar sebasea, misalnya
estrogen atau
antiandrogen siproteron
asetat. Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan
menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednison atau deksametason
Vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi Antiinflamasi non-steroid ibuprofen,dapson,dll.
Universitas Sumatera Utara
3. Bedah kulit diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut. Tindakan
dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh. Jenis-jenis bedah kulit adalah bedah skalpel, bedah listrik, bedah kimia, bedah beku, dermabrasi.
4. Terapi terbaru dengan spironolakton untuk menambah efikasi terapi
kombinasi hormonal estrogen dan antiandrogen terhadap akne apabila akne disertai gejala sebore dan hipertrikosis.
5. Terapi sinar
Terapi Sinar Biru Blue Light Therapy: membasmi P.acnes dengan cara merusak porfirin dalam sel bakteri.
Photodynamic Therapy PDT
2.2. Susu 2.2.1. Defenisi Susu