Patogenesis Akne Vulgaris Akne Vulgaris 1. Defenisi Akne Vulgaris

10. Bahan-bahan kimia. Beberapa macam bahan kimia dapat menyebabkan erupsi yang mirip dengan akne acneiform-eruption, seperti yodida, kortikosteroid, I.N.H, obat anti konvulsan difenilhidantoin, fenobarbital dan trimetandion, tetrasiklin, dan vitamin B 12 .

2.1.4. Patogenesis Akne Vulgaris

Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne Tahir, 2010; McCalmont, 2011; Harahap, 2013; Ray, Trivedi, dan Sharma, 2013; Selak, 2013 : 1. Kenaikan ekskresi sebum Sebum yang berlebihan merupakan faktor kunci dalam perkembangan akne vulgaris. Produksi sebum dan ekskresinya diatur oleh sejumlah hormon dan mediator yang berbeda, khususnya hormon androgen. Hormon ini dapat meningkatkan produksi sebum dan ekskresinya. Hipotesis menunjukkan bahwa ada respon organ yang berlebih terhadap hormon androgen meskipun sebagian besar pria dan wanita degan akne vulgaris memiliki tingkat sirkulasi hormon androgen yang normal. Hormon androgen bukanlah satu-satunya regulator kelenjar sebasea. Banyak agen lain, termasuk hormon pertumbuhan dan insulin like growth factor juga mengatur kelenjar sebasea dan dapat berkontribusi dalam perkembangan akne vulgaris. 2. Adanya keratinisasi folikel Obstruksi saluran pilosebasea mendahului perkembangan lesi akne vulgaris yang dihasilkan oleh akumulasi sel-sel keratin yang melekat dalam kanal dan membentuk penggumpalan yang menghalangi aliran sebum. Penyebabnya tidak diketahui tetapi prosesnya mungkin berada di bawah pengaruh hormon androgen. Hal ini juga dikarenakan kelainan pada jaringan Universitas Sumatera Utara lemak pada kelenjar sebasea menghasilkan proliferasi yang berlebih pada korneosit. Pembentukan komedo disebabkan kekurangan lokal dari asam linoleat dalam saluran pilosebasea. Asam linoleat dimasukkan melalui plasma ke dalam sel kelenjar sebasea, di mana ia diencerkan karena volume sebum yang besar dan korneosit secara efektif bermandikan asam linoleat dengan tingkat yang tidak cukup rendah. Karena lumen folikel menjadi terhalang oleh sel sel folikel yang telah terdeskuamasi, sebum terjebak dibelakang plak hiperkeratotik tersebut, dan menyebabkan folikel berdilatasi. Struktur folikel normal hilang dan menjadi komedo komedo terbuka = blackhead dan komedo tertutup = whitehead. Secara mikroskopis, lesi kelenjar sebasea yang berdilatasi ini mengandung campuran folikel yang telah berkeratinisasi, sebum, dan bakteri. Gambar 2.1. Gambaran folikel sebasea 1 folikel sebasea yang normal 2 lesi inflamasi akne vulgaris disertai ruptur dari dinding folikel dan inflamasi sekunder Williams, Dellavalle, dan Garner, 2012 3. Bakteri Akne vulgaris mempengaruhi 85 remaja dan 10 orang dewasa dan dewasa ini didefinisikan sebagai penyakit kronis yang kompleks yang berhubungan dengan Propionibacterium acnes. 2 1 Universitas Sumatera Utara Peran P.acnes dalam patogenesis akne vulgaris : a. Sekresi sebum dan pori-pori yang tersumbat membatasi akses oksigen b. Kadar lemak yang tinggi dan konsentrasi oksigen yang rendah menciptakan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan P.acnes c. P.acnes yang berada pada permukaan kulit suka dengan kandungannya yang kaya akan lemak, lingkungan yang optimal di dalam folikel rambut. Di sini, bakteri ini berkembang biak dengan cepat dan merangsang respon inflamasi lokal. Jika sistem kekebalan tubuh tidak mampu membunuh dan mengeluarkan bakteri, reaksi inflamasi tetap mengarah pada pembentukan kista dan pustula, dan akhirnya menyebabkan pembentukan jaringan parut. 4. Peradangan Inflamasi Peradangan dapat menjadi fenomena yang pertama atau fenomena yang kedua. Kebanyakan penelitian menyatakan peradangan menjadi proses yang terjadi setelah infeksi P.acnes. Enzim-enzim yang dikeluarkan oleh neutrofil melemahkan dinding folikel sehingga folikel ruptur dan menyebabkan pembebasan sejumlah besar reaktan inflamatorik ke dalam dermis. Limfosit, makrofag, dan neutrofil berespons, dan lesi komedo berubah menjadi papul yang meradang, pustul, atau nodul akne. Pecahnya folikel dan reaksi peradangan sekunder yang intens pada akhirnya dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut yang mencolok pada sebagian pasien. Universitas Sumatera Utara Seluruh patogenesis akne tersebut dapat digambarkan secara singkat seperti Gambar 2.2 dibawah ini : Gambar 2.2. Etiopatogenesis Akne Wasitaatmadja, 2011

2.1.5. Gambaran Klinis Akne Vulgaris