30 Seseorang yang memegang posisi manajerial diharapkan
mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Manajer menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta usaha
beberapa orang lain yang berada di dalam daerah wewenangnya. Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
keefektifan organisasi.
3. Kepuasan Kerja
Menurut Jewell, Siegall 1998:529 dalam Koesmono 2005; kepuasan kerja adalah sikap yang timbul berdasarkan penilaian terhadap
situasi kerja. Menurut Puspaningsih 2002 kepuasan kerja merupakan sikap seseorang terhadap kerjanya. Jika bersikap positif, maka dia
mengalami kepuasan kerja, begitupun sebaliknya jika bersikap negatif, maka dia mengalami ketidakpuasan kerja. Untuk mengetahui indikator
apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, menurut Luthans 1995; 431 terdiri atas lima indikator, yaitu:
1 Pembayaran, seperti gaji dan upah. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan
individu, dan standar pengupahan komunitas kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
2 Pekerjaan itu sendiri. Karakteristik ini membuat kerja lebih
menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan
31 kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang juga dapat
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. 3 Rekan kerja. Kerja merupakan pengisi kebutuhan akan interaksi
sosial. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan kerja yang ramah dan mendukung pada kepuasan kerja yang
meningkat. 4 Promosi pekerjaan. Promosi terjadi pada saat seorang berpindah dari
suatu pekerjaan ke posisi lainnya yang lebih tinggi, dengan tanggung jawab dan jenjang organisasionalnya. Pada saat dipromosikan
seseorang umumnya menghadapi peningkatan tuntutan dan keahlian, kemampuan dan tanggung jawab. Dengan promosi ini, seseorang
akan merasa positif dan puas karena dipromosikan. 5 Penyeliaan supervisi. Supervisi mempunyai peran yang penting
dalam manajemen. Supervisi berhubungan dengan karyawan secara langsung dan mempengaruhi karyawan dalam melakukan
pekerjaannya. Umumnya karyawan lebih suka mempunyai supervisi yang adil, terbuka dan mau bekerjasama dengan bawahan.
Kepuasan kerja dapat dipastikan dari sikap seseorang terhadap pekerjaan, bagaimana ia memandang dan menilai pekerjaan, situasi kerja
serta suasana kerjasama dalam pekerjaan. Kepuasan kerja dapat dipahami melalui tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk
respon pekerja terhadap kondisi lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga,
32 kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap
pekerja Luthans, 1995. Menurut As’ad 1999:103 dalam Koesmono 2005 pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual. Setiap individu akan memilki tingkat kepuasan yang berbeda- beda sesuai dengan sistem nilai ada pada dirinya. Koesmono 2005:75
menyatakan makin tinggi tekanan tugas yang harus dikerjakan oleh seorang karyawan makin tinggi usaha-usaha untuk menyelesaikan tugas
tersebut dan menghasilkan kepuasan psikologi yang positif.
4. Komitmen Organisasi