32 kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya dan dimiliki oleh setiap
pekerja Luthans, 1995. Menurut As’ad 1999:103 dalam Koesmono 2005 pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual. Setiap individu akan memilki tingkat kepuasan yang berbeda- beda sesuai dengan sistem nilai ada pada dirinya. Koesmono 2005:75
menyatakan makin tinggi tekanan tugas yang harus dikerjakan oleh seorang karyawan makin tinggi usaha-usaha untuk menyelesaikan tugas
tersebut dan menghasilkan kepuasan psikologi yang positif.
4. Komitmen Organisasi
O’Reilly dalam Koesmono 2005 menyatakan bahwa komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai ikatan kejiwaan
individu terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja, kesetiaan, dan perasaan percaya pada nilai-nilai organisasinya. Allen dan Meyer 1990
mengemukakan bahwa komitmen organisasi terdiri dari tiga komponen, yaitu affective commitment AC, continuance commitment CC, dan
normative commitment NC. Affective commitment yaitu komponen
aktif yang didefinisikan sebagai tingkat seberapa jauh secara emosional terikat, mengenal dan terlibat dalam sebuah organisasi. Continuance
commitment yaitu komponen berkelanjutan yang didasari oleh penilaian
terhadap biaya yang terkait jika ia meninggalakan organisasi. Normative commitment
yaitu komponen normatif yang merujuk kepada tingkat seberapa jauh seseorang secara psikologis merasakan adanya kewajiban
33 untuk tetap tinggal dalam suatu organisasi tertentu. Dari uraian di atas
diketahui bahwa komitmen merupakan keterkaitan seseorang terhadap organisasinya, yang disebabkan oleh alasan yang berbeda-beda yaitu
ingin tetap tinggal di perusahaan itu affective commitment, karena dia harus tetap tinggal di sana continuance commitment dan karena ia
harus tetap tinggal di sana normative commitment. Ketiga komponen tersebut tidak saling berhubungan dan mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap perilaku karyawan termasuk keinginan untuk berpindah.
Pandangan Grusky 1966 tentang komitmen organisasi adalah hakikat dari hubungan anggota organisasi dengan sistem sebagai suatu
kesatuan. Sedangkan menurut Porter et. al., 1974 berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan sebuah tanggapan afektif yang berasal
dari evaluasi karyawan terhadap situasi kerja yang mengikatkan mereka dengan sebuah organisasi. Selain daripada itu Modway, Steers, dan
Porter 1979 dalam Koesmono 2005 menyatakan suatu bentuk komitmen organisasional melibatkan hubungan aktif dengan organisasi
kerja yang memilki tujuan dan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi kerja yang bersangkutan. Mowday et al 1982
mengemukakan bahwa komitmen organisasi becirikan 1 kuatnya keyakinan dan penerimaan seseorang akan tujuan dan nilai-nilai
organisasi, 2 kerasnya keinginan untuk berusaha atas nama sebuah
34 organisasi, dan 3 kuatnya keinginan untuk tetap jadi anggota dari
sebuah organiasasi.
5. Pengaruh Budgetary Goal Characteristics dan Kinerja Manajerial