Sawir 2003 menyatakan bahwa Manajemen Persediaan sebagai elemen modal kerja merupakan aset yang selalu berputar. Kesalahan dalam penentuan
besarnya investasi dalam persediaan dapat menekan keuntungan perusahaan. Persediaan merupakan komponen aset lancar yang penting dalam alur proses
produksi, persediaan juga merupakan bagian aset lancar yang terbesar menyerap dana investasi selain piutang khususnya bagi perusahaan kontruksi. Dengan
demikian pengendalian yang dilakukan dalam pengelolaan persediaan ikut menentukan proses perputaran dana demi tercapainya profitabilitas yang
diharapkan. Analisis keuntungan perusahaan bermanfaat meminimalkan kebutuhan
operating cash maka perputaran persediaan hendaknya ditingkatkan. Semakin tinggi perputaran persediaan berarti semakin kecil investasi yang tertanamkan
pada persediaan. Dilain pihak perusahaan dituntut memiliki persediaan yang memadai guna membatasi resiko kehabisan persediaan dalam proses produksi.
Disinilah tampak adanya pertentangan antara sudut pandang kepentingan finansial dengan kepentingan kelancaran proses produksi.
II.2.3. Manajemen Piutang
Investasi dalam bentuk piutang menyangkut pertimbangan untung rugi trade off antara profitabilitas dan resiko. Perkiraan piutang account receivable
dalam neraca menunjukkan adanya kebijaksanaan kredit oleh perusahaan kepada langganan customer. Piutang dan persediaan merupakan elemen current asset
yang dominan dibandingkan keseluruhan aset lancar. Piutang dan persediaan berhubungan erat karena pada saat penjualan kredit dilakukan jumlah yang sama
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository © 2008.
pada persediaan secara efektif dimasukkan kedalam perkiraan piutang. Persediaan barang jadi harus tersedia sebagai buffer stock untuk menjamin bertambahnya
permintaan akibat kebijakan kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Besar kecilnya jumlah piutang pada neraca dapat dijadikan dasar untuk menilai efisiensi
pengelolaannya. Keown, et al. 2001 menyatakan bahwa : Perputaran piutang yang tinggi
menandakan semakin tingginya persediaan yang berputar dalam satu tahun dan ini menunjukkan efektifitas manajemen persediaan dan sebaliknya perputaran
persediaan yang rendah menunjukkan tanda-tanda mis manajemen seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif. Oleh karena itu pengelolaan
piutang dagang menjadi penting karena sangat berkaitan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan, terlebih lagi karena arus kas dari penjualan bisa diinvestasikan
hingga piutang tertagih, pengendalian akan piutang menjadi lebih penting lagi, penagihan yang efisien menentukan baik tidaknya profitabilitas dan likuiditas
perusahaan. Alwi dan Faisal 2005 menyatakan bahwa Manajemen piutang pada
dasarnya mencakup 3 tiga aspek penting, yaitu : 1. Kebijaksanaan Kredit Credit policy
Kebijakan kredit meliputi penetapan standar kredit sebagai kriteria minimum perluasan kredit kepada langganan merupakan faktor utama yang meliputi
penilaian kredit, pembayaran rata-rata dan finansial rasio yang digunakan sebagai dasar kuantitatif untuk menetapkan standar kredit. Standar kredit
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository © 2008.
sangat penting dan harus dipertimbangkan karena setiap pertimbangan akan mempengaruhi 3 tiga hal, yaitu :
a. Volume Penjualan Pembeli atau calon pembeli pada umumnya akan tertarik membeli barang
dalam jumlah yang banyak, jika kepada mereka diberikan tenggang waktu pembayaran yang longgar karena tenggang waktu pembayaran yang terlalu
pendek tidak mendorong mereka untuk membeli dalam jumlah yang lebih banyak dan bahkan kemungkinan akan memilih supplier lain yang
menawarkan syarat pembayaran yang lebih menarik. b. Investasi dalam Piutang
Investasi dalam barang jadi berkaitan erat dengan periode kredit yang ditetapkan. Semakin longgar periode kredit semakin besar dana yang
tertanam dalam persediaan pada produk yang diberikan penjualan kredit. c. Biaya Piutang Ragu-ragu
Tanpa piutang perusahaan tidak akan mengalami kerugian karena piutang ragu-ragu. Kerugian piutang ragu-ragu merupakan ongkos yang harus
diperhitungkan sebagai faktor yang akan mengurangi keuntungan. Kebijakan kredit yang baik adalah kebijakan yang dapat meningkatkan
penjualan lebih besar daripada kenaikkan cost of bad debt. Analisis kredit menyangkut evaluasi kemampuan langganan baik likuiditas, aktivitas, hutang
maupun profitabilitasnya, disamping itu analisis kredit tidak hanya mengukur mengenai tingkat kepercayaan finansial tetapi juga menyangkut estimasi
maksimum jumlah kredit yang mampu ditanggung oleh langganan, oleh karena itu
Dianti Muriani : Analisis Pengaruh Manajemen Aset dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada Industri Konstruksi Terbuka di Bursa Efek Indonesia.
USU e-Repository © 2008.
perusahaan harus menetapkan batas kredit yang boleh diberikan kepada langganan.
Sawir 2003 menyatakan hahwa variabel utama dalam kebijakan penjualan kredit mencakup standar kredit, yaitu :
a. Tingkat resiko maksimum yang bisa ditolerir dari pelanggan. b. Persyaratan kredit yaitu lamanya kredit diizinkan dan persentase
pemberian potongan pada pembayaran yang cepat. c. Kebijakan Penagihan yang dilakukan perusahaan.
Dalam menetapkan memberi atau tidak memberi penjualan kredit pada satu pelanggan harus memenuhi 3 tiga tahapan berikut, yaitu :
a. Pengumpulan informasi tentang pelanggan b. Analisis credit worthiness yang umum digunakan adalah finansial
Rasio analisis, Numeric Credit Scoring dan risk Indexes Altman’s Z Score.
c. Keputusan menyetujui atau menolak permohonan penjualan kredit pelanggan.
II.2.4. Manajemen Aset Tetap