d. Penulis menginginkan MI Persis Burungayun lebih maju dan setara dengan sekolah umum lainnya.
B. Variabel Penelitian
Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki
– perempuan; berat badan, karena ada berat 40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah
objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.
38
Jadi variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.
Dalam penelitian “Pengaruh Pembelajaran Akidah akhlak Terhadap perilaku Siswa”. Selanjutnya sebagai variabel penelitiannya adalah Pembelajaran Akidah
akhlak variabel bebas dan peilaku Siswa variabel terikat. Agar lebih jelas dapat di perhatikan sesuai dengan diagram di bawah ini:
Diagram 1 Pengaruh Pembelajaran Akidah
Akhlak Terhadap Perilaku Siswa di MI Persis Burungayun Sukakarya
Banyuresmi Garut
38
. Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif , Bandung: Alfabetath 2008 hlm 80
Pembelajaran Akidah Akhlak
Variabel X Proses
belajar mengajar
dalam mata pelajaran aqidah Akhlak
Perilaku Siswa Variabel Y
a. Hubungan individu dengan Allah di antaranya Shalat dan shaum.
b. Hubungan Manusia dengan sesama anatara lain berbuat baik kepada
orang tua, berbuat baik kepada
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi Populasi merupakan sumber data penelitian atau objek penelitian yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya
.
39
Populasi yang di jadikan penelitian dalam skripsi ini adalah Siswa MI Persis Burungayun Banyuresmi Garut yang
berjumlah 143 Siswa. b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut, sampel ini di gunakan karena peneliti tidak mung kin
mempelajari semua yang ada pada populasi di sebabkn dengan berbagai keterbatasan penulis. Populasi yang penulis teliti sifatnya homogen artinya
populasi yang tidak banyak karakteristik maka sampel yang penulis tentukan adalah 45 dari jumlah populasi.
c. Tehik Penarikan Sampel Untuk menentukan sampel yang akan di gunakan dalam penelitian, terdapat
berbagai tehik pengambilan sampel. Secara garis besar tehnik pengambilan sampel di bagi menjadi dua: yaitu Probabiliti Sampling dan non Probability
Sampling. Probability sampling artinya tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk di pilih
39
Sugiono. Op Cit hlm 81
guru, berbuat baik kepada teman, dan berbuat baik kepada diri
sendiri. c. Hubungan manusia dengan alam
sekitar seperti menjaga kebersihan, dan memelihara tanaman dan
tumbuhan.
menjadi sampel sedangkan non probability adalah kebalikannya.
40
Berdasarkan pembagian tehnik yang meliputi Probability sampling maka penulis menggunakan
tehik Simple Random Sampling, maksudnya pengambilan sampel di lakukan secara acak tanpa memperhatiakan strata yang ada dalam populasi tersebut. Di
samping itu populasinya pun bersifat homogen. Untuk lebih jelasnya tehik pengambilan sampel dapat di jelaskan sebagai
berikut : Jumlah Siswa 143 : 45 = 65, 65 : 140 = 0.45. 0,45 di kali seluruh siswa tiap
kelas untuk lebih jelasnya bisa di lihat keterangan di bawah ini:
N o Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Laki – Laki
Perempuan Populasi Sampel
Populasi Sampel Populasi Sampel
1 I
16 7
22 10
38 17
2 II
17 8
20 9
36 17
3 III
14 6
21 10
35 16
4 IV
18 8
16 7
33 15
Jumlah 65
29 79
35 143
65
C. Metode Penelitian
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, bila di lihat dari tingkat ke
alamiahannya setting ada tiga metode penelitian yaitu penelitian eksperimen, survey dan naturalistik kualitatif .
41
Penelitian eksperimen di lakukan di laboratorium sedangkan penelitian naturalistik di lakukan pada kondisi yang
alamiah. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan treatment sedangkan dalam penelitian naturalistik tidak ada perlakuan. Dengan demikian metode
40
. Ibid., hlm., 77
41
. Ibid., hlm., 82