Keahlian Komite Audit Manajemen Laba

55 manipulasi data akuntansi yang disebut dengan abnormal accruals atau discretionary accrual . Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan proxy discretionary accrual DA yang menggunakan model Modified Jone. Menurut Dechow 1995 dalam Nasution dan Setiawan 2007 model ini dipilih karena dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya. Perhitungan manajemen laba dilakukan dengan cara: 1. Menghitung total accrual ACC, caranya adalah dengan mengurangkan laba bersih dalam satu tahun dengan arus kas dari operasi dalam periode yang sama. Persamaan rumusnya sebagai berikut: ACC = NOI – CFFO Dimana: ACC = Total Accrual NOI = Net Operating Income CFFO = Cash Flow From Operating 2. Menghitung non discretionary accrual NDA, yaitu: NDA = 1TA t-1 + Revenue – ReceivableTA t-1 + Aktiva TetapTA t-1 Dimana: NDA = Non Discretionary Accrual Revenue = Total Pendapatan Operasi Receivable = Total Piutang Usaha Aktiva Tetap = Total Aktiva Tetap TA t-1 = Total Aset Periode Sebelumnya 56 3. Menghitung discretionary accrual DA, caranya adalah dengan mengurangkan total accrual yang sudah dibagi dengan total asset periode sebelumnya dengan non discretionary accrual. DA = ACCTA t-1 – NDA Dimana: DA = Discretionary Accrual ACC = Total Accrual TA t-1 = Total Aset Periode Sebelumnya Operasional variabel yang diteliti pada perusahaan manufaktur dituangkan dalam bentuk table 3.1 berikut ini: Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel Jenis Variabel Indikator Skala Pengukuran X 1 Kepemilikan manajerial X 2 Proporsi dewan komisaris independen X 3 Jumlah komite audit X 4 Keahlian komite audit Y Manajemen laba Independen Independen Independen Independen Dependen - Persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari total saham beredar - Persentase jumlah anggota diluar dari seluruh anggota dewan - Jumlah anggota dari komite audit - Latar belakang pendidikan akuntansi dan atau keuangan - Discretionary accrual Rasio Rasio Rasio Nominal Rasio 57

D. Metode Analisis 1. Uji Asumsi Klasik

a. Multikoliniearitas Multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas di dalam model regresi adalah dengan perhitungan tolerance TOL dan variance inflation factor VIF. Model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka TOL mendekati 1, Ghozali 2009. b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi varians dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan kepengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi terikat ZPRED dengan residualnya SRESID. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y 58 sesungguhnya yang telah di studentized, Ghozali 2009. Dasar pengambilan keputusan adalah jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik- titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, Santoso 2002. c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam sebuah model regresi, yaitu variabel independen dan variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi mengikuti asumsi normalitas sedangkan apabila menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas, Santoso 2002.

2. Model Pengujian Regresi

Penelitian ini menguji hubungan antara kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, ukuran komite audit size of audit committee , keahlian komite audit expertise of audit committee dengan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Independensi Dewan Komisaris, Komite Audit Terhadap Harga Sahan dengan Return On Investment (ROI) sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI tahun 2010 - 2013

21 91 114

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010-2013

1 34 125

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

Analisis pengaruh islamic corporate governance terhadap corporate social responsibility (Studi kasus pada Bank Syariah di Indonesia)

0 3 26

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2011-2013.

1 6 21

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, PROPORSI DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN DAN KEBERADAAN KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA - Unika Repository

0 1 16