81 mempunyai pengetahuan di bidang akuntansi dan keuangan sehingga gagal
mengurangi terjadinya manajemen laba. 3. Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi manajemen laba
dalam penelitian ini adalah proporsi dewan komisari dengan signifikansi sebesar 0,000. Artinya, peranan dewan komisaris independen sebagai
bagian dari struktur corporate governance mempunyai pengaruh dalam manajemen laba.
B. Implikasi Ke Depan
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen dan jumlah komite audit mempunyai pengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam kepemilikan manajerial, setiap terjadi peningkatan dalam kepemilikan
manajerial dapat menurunkan manajemen laba. Peranan dewan komisaris independen sebagai bagian dari struktur corporate governance mempunyai
pengaruh dalam manajemen laba. Jumlah komite audit mengindikasikan bahwa arah yang positif ini disebabkan karena perilaku manajemen laba oleh
perusahaan yang memiliki komite audit akan dinilai positif oleh pasar, dimana pasar merasa manajemen laba sebagai sebagai motivasi untuk meningkatkan
laba. Keahlian komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan komite audit yang
dilakukan perusahaan hanya berdasarkan pemenuhan kewajiban terhadap peraturan yang berlaku sehingga komite audit yang telah dibentuk dalam
perusahaan tidak berfungsi secara efektif.
82 Dengan adanya good corporate governance dalam hal ini kepemilikan
manajerial, proporsi dewan komisaris independen, jumlah komite audit, dan keahlian komite audit maka peran manajemen untuk melakukan manajemen
laba akan berkurang, kesenjangan dalam thoery agency pun akan berkurang. Dengan demikian good corporate governance akan menjadi suatu instrumen
penting untuk membawa perusahaan ke arah lebih baik dalam hal ini pengungkapan informasi mengenai laporan keuangan, khususnya laba yang
dihasilkan.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Periode penelitian ini hanya 1 tahun, yakni tahun 2008, sehingga konsistensi hasil penelitian dari tahun ke tahun tidak dapat diketahui.
2. Pengukuran manajemen laba menggunakan metode yaitu metode modified jones
, padahal banyak metode pengukuran manajemen laba seperti metode Jones 1991, Dechow 1995, Kaznik 1999 dan Dechow 2002.
3. Penyusunan daftar pengungkapan cenderung bersifat subyektif karena semakin berkembangnya kegiatan bisnis, sehingga memungkinkan
terlewatnya item-item tertentu yang seharusnya diungkap oleh perusahaan. 4. Adanya kemungkinn variabel lain yang dapat mempengaruhi manajemen
laba seperti: proporsi kepemilikan saham, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, keahlian dewan komisaris independen, ukuran
perusahaan dan yang lain-lain.