5.3.2. Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita
Tabel 5.18. Tabulasi Silang Kejadian ISPaA Berdasarkan Jenis Kelamin Anak Balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan
Tuntungan Tahun 2010
Kejadian ISPaA Ya
Tidak Total
No Jenis
kelamin f
f f
RP 95CI
χ
2
ρ
1 Laki-laki
32 62,7 19 37,3 51 100,0 2 Perempuan 32 54,2 27 45,8 59 100,0
1,157 0,844-
1,586 0,814
0,367 RP : Ratio Prevalens
Berdasarkan tabel 5.18. di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate ISPaA pada
anak balita laki-laki adalah 62,7 sedangkan pada anak balita perempuan adalah 54,2. Rasio prevalens ISPaA pada anak balita laki-laki dan anak balita perempuan
adalah 62,7 : 54,2 = 1,157. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara jenis kelamin anak balita dengan kejadian ISPaA. Jenis kelamin bukan merupakan faktor
resiko terhadap kejadian ISPaA pada anak balita. Variabel ini tidak masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
5.3.3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita
Tabel 5.19. Tabulasi Silang Kejadian ISPaA Berdasarkan Status ASI
Eksklusif Anak Balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Tahun 2010
Kejadian ISPaA Ya
Tidak Total
No Status
ASI Eksklusif
f f
f RP
95CI χ
2
ρ
1 Tidak
58 67,4 28 32,6 86 100,0 2 Ya 6
25,0 18
75,0 24
100,0 2,698
1,328- 5,478
13,892 0,000
RP : Ratio Prevalens
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.19. di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate ISPaA pada anak balita yang tidak mendapat ASI Eksklusif adalah 67,4 sedangkan pada anak
balita yang mendapat ASI Eksklusif adalah 25,0. Rasio prevalens ISPaA pada anak balita yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan yang mendapat ASI Eksklusif adalah
67,4 : 25,0 = 2,698. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p0,05 menunjukkan ada hubungan asosiasi yang signifikan antara status ASI Eksklusif pada anak balita dengan kejadian ISPaA. Pemberian ASI Eksklusif
merupakan faktor resiko terhadap kejadian ISPaA pada anak balita. Variabel ini masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
5.3.4. Hubungan Pemberian Vitamin A Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita
Tabel 5.20.
Tabulasi Pemberian Vitamin A Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Balita di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan
Tuntungan Tahun 2010
Kejadian ISPaA Ya
Tidak Total
No Pemberian
Vitamin A f
f f
RP 95CI
χ
2
ρ
1 Tidak Lengkap
1 kali setahun 8 72,7 3 27,3 11 100,0
2 Lengkap 2
kali setahun
56 56,6 43 43.4 99 100,0 1,286
0,861- 1,920
1,063 0,303
RP : Ratio Prevalens Berdasarkan tabel 5.20. di atas dapat dilihat bahwa prevalens rate ISPaA pada
anak balita yang tidak lengkap mendapat vitamin A 1 kali setahun adalah 72,7 sedangkan pada anak balita yang lengkap mendapat vitamin A 2 kali setahun
adalah 56,6. Rasio prevalens ISPaA pada anak balita yang tidak lengkap mendapat
Universitas Sumatera Utara
vitamin A 1 kali setahun dan yang lengkap mendapat vitamin A 2 kali setahun adalah 72,7 : 56,5 = 1,286.
Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p0,05 menunjukkan tidak ada hubungan asosiasi yang signifikan antara pemberian
vitamin A pada anak balita dengan kejadian ISPaA. Pemberian vitamin A bukan merupakan faktor resiko terhadap kejadian ISPaA pada anak balita. Variabel ini tidak
masuk sebagai kandidat dalam analisis multivariat oleh karena nilai p0,25.
5.3.5. Hubungan Status Imunisasi Dengan Kejadian ISPaA Pada Anak Balita Tabel 5.21.