atau lebih, penarikan dinding dada berat, sianosis sentralpada lidah, serangan apnea, distensi abdomen dan abdomen tegang.
a.2. Bukan pneumonia : jika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak terdapat tanda pneumonia berat.
b.Kelompok umur 2 bulan - 5 tahun diklasifikasikan atas :
b.1. Pneumonia berat : Apabila dalam pemeriksaan ditemukan adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam. b.2.
Pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, adanya nafas cepat, frekuensi nafas 50 kali atau lebih pada umur 2 – 12 bulan dan 40
kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan – 5 tahun. b.3.
Bukan pneumonia : tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, tidak ada nafas cepat, frekuensi nafas kurang dari 50 kali per menit pada anak
umur 2 – 12 bulan dan kurang dari 40 kali permenit 12 bulan – 5 tahun.
2.3. Etiologi ISPA
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus,
Pneumokokus, Hemofillus, Bordetella dan Korinebakterium.
11
Virus penyebab ISPA terbesar adalah virus pernafasan antara lain adalah group Mixovirus Orthomyxovirus ; sub group Influenza virus , Paramyxovirus ; sub
group Para Influenza virus dan Metamixovirus ; sub group Respiratory sincytial virusRS-virus, Adenovirus, Picornavirus, Coronavirus, Mixoplasma, Herpesvirus.
12
Universitas Sumatera Utara
Jamur penyebab ISPA antara lain Aspergilus sp, Candida albicans, Histoplasma, dan lain-lain. Selain itu juga ISPA dapat disebabkan oleh karena
Aspirasi seperti : makanan, asap kendaraan bermotor, Bahan Bakar MinyakBBM biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing biji-bijian,
mainan plastik kecil, dan lain-lain.
13
Infeksi Saluran Nafas Akut bagian Atas ISPaA seperti Faringitis dan Tonsilitis akut dapat disebabkan oleh karena infeksi virus, bakteri ataupun jamur.
Setengah dari infeksi ini disebabkan oleh virus yaitu virus influenza, parainfluenza, adeno virus, respiratory syncytial virus dan rhino virus.
14
2.4. Cara Penularan ISPA
15
Bibit penyakit ISPA berupa jasad renik ditularkan melalui udara. Bibit penyakit tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan dan menimbulkan
infeksi. Penyakit ISPA dapat juga ditularkan melalui kontak dengan orang yang kebetulan mengandung bibit penyakit, baik yang sedang jatuh sakit maupun karier.
Oleh karena salah satu penularan melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan inilah maka penyakit ISPA termasuk
golongan Air Borne Disease. Penularan penyakit melalui udara ini dapat terjadi dalam bentuk droplet nuklei dan dust.
Droplet nuklei adalah partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet yang
mengering. Pembentukannya dapat melalui berbagai cara, antara lain dengan melalui evaporasi droplet yang dibatukkan atau yang dibersihkan ke udara. Droplet nuklei
juga dapat terbentuk dari aerolisasi materi-materi penyebab infeksi di dalam
Universitas Sumatera Utara
laboratorium. Karena ukurannya yang sangat kecil, bentuk ini dapat tetap berada di udara untuk waktu yang cukup lama dan dapat diiisap pada waktu bernafas dan
masuk ke alat pernafasan. Dust adalah bentuk partikel dengan berbagai ukuran sebagai hasil dari resuspensi
partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta yang tertiup angin bersama debu lantaitanah.
2.5. Tanda dan Gejala Klinis ISPA