Pengertian Investasi Tujuan Investasi Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Reksa Dana dan Peranannya

16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi

2.1.1.1 Pengertian Investasi

Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi tersebut. Tandelilin, 2001

2.1.1.2 Tujuan Investasi

Menurut Tandelilin 2001, secara khusus ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. 17 Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

2.1.1.3 Dasar Keputusan Investasi

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan antara return dan risiko Tandelilin, 2001.

1. Return

Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannnya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan opportunity cost dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan expected return dan return yang terjadi realized return. Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa datang, sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. 18

2. Risiko

Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return yang diharapkan. Umumnya semakin besar risiko, maka semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Menurut Brigham dan Houston 2006:238 ada dua jenis risiko investasi yaitu 1. Risiko yang dapat didiversifikasikan Merupakan bagian dari suatu risiko sebuah saham yang dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa acak yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Seperti tuntutan hukum, pemogokan, program pemasaran yang berhasil dan gagal, memenangkan atau kalah dalam kontrak besar, dan peristiwa-peristiwa lain yang khusus bagi suatu perusahaan tertentu. Karena bersifat acak, pengaruh berbagai peristiwa ini pada suatu portofolio dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Peristiwa menguntungkan yang terjadi pada satu perusahaan dapat dihilangkan oleh peristiwa menguntungkan diperusahaan lain. 2. Risiko pasar Merupakan bagian dari risiko sebuah sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko ini tumbuh dari faktor-faktor yang secara sistematis akan mempengaruhi sebagian besar perusahaan : perang, inflasi, resesi dan tingkat suku bunga yang tinggi. Karena kebanyakan saham akan dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor ini, risiko pasar tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. 19

2.1.1.4 Proses Keputusan Investasi

Menurut Tandelilin 2001, proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan on going process. Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu: 1. Penentuan tujuan investasi. 2. Penentuan kebijakan investasi. 3. Pemilihan strategi portofolio. 4. Pemilihan aset. 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. 2.1.2 Pasar Modal 2.1.2.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti saham dan obligasi. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek. Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara intermediaries. Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan 20 pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana investor dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksa dana dan instrumen derivatif. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda 2.1.3 Reksa Dana 2.1.3.1 Pengertian Reksa Dana Reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan reksa dana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi Tandelilin, 2001 Menurut Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 Pasal 1, Ayat 27 reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Mengacu pada defenisi di atas, dalam reksa dana terdapat unsur berikut: 1. Wadah untuk menampung dana 2. Masyarakat pemodal investor 3. Portofolio efek 21 4. Manajer investasi Secara mendasar, reksa dana adalah “wadah” yang berisi uang dan instrumen efek saham, obligasi, pasar uang. Umumnya wadah tersebut ditempatkan dan diadministrasikan pada bank kustodian. Uang yang ada dalam instrumen reksa dana merupakan uang yang dikumpulkan dari sejumlah investor. Secara umum, reksa dana dimiliki lebih dari 50 pihak. Uang tersebut kemudian diinvestasikan pada berbagai surat berharga, seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Pihak yang dipercayakan melakukan pengelolaan tersebut adalah manajer investasi. Agar hak dan kewajiban antara bank kustodian, manajer investasi dan investor reksa dana jelas, manajer investasi dan bank kustodian menandatangani suatu perjanjian kerja sama yang disebut Kontrak Investasi Kolektif KIK. Dalam KIK telah ditentukan dengan jelas tentang bagaimana pengelolaan investasi akan dilakukan, batasan dan larangan dalam berinvestasi, besaran alokasi ke instrumen investasi, biaya-biaya yang timbul selama pengelolaan reksa dana dan menjadi tanggungan siapa biaya-biaya tersebut, hak dan kewajiban manajer investasi reksa dana, dan hal lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan OJK Otoritas Jasa Keuangan. KIK adalah kerjasama antara manjer investasi dan bank kustodian. Hasil kerja sama tersebut menghasilkan sebuah produk yang disebut reksa dana. Ketika investor menempatkan dana mereka pada suatu “wadah” agar bisa dikelola manajer investasi, pada dasarnya mereka membeli reksa dana dari manajer investasi. Ketika sudah ada 22 keuntungan, proses realisasi keuntungan dilakukan dengan cara menjual kembali reksa dana tersebut kepada manajer investasi. Satuan dalam transaksi reksa dana disebut unit penyertaan. Sesuai peraturan, investor yang menitipkan dana dapat setiap saat menarik dananya. Apabila perintah penarikan dana dilakukan sesuai ketentuan, maksimal H+7 hari kerja manajer investasi diwajibkan membayar investor sesuai nilai reksa dana yang berlaku.

2.1.3.2 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Reksa Dana dan Peranannya

1. Manajer Investasi Fund Manager adalah perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana melalui investasi di pasar modal. Personel perorangan yang bekerja di perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Manajer Investasi WMI yang diselenggarakan pemerintah. 2. Sekuritas Brokerage adalah perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan jasa perantara perdagangan efek. Jika ingin melakukan transaksi jual beli efek, seperti saham dan obligasi, maka harus dilakukan melalui perusahaan sekuritas yang mendapat izin. Personel perseorangan yang bekerja di perusahaan ini wajib lulus ujian Wakil Perantara Perdagangan Efek WPPE yang diselenggarakan pemerintah. 3. Penjamin Emisi Efek atau sering disebut Underwritter adalah perusahaan yang mendapat izin dari pemerintah untuk melakukan kegiatan usaha emisi efek. Emisi efek adalah menjadikan suatu perusahaan yang tadinya hanya 23 dimiliki satu atau kelompok orang menjadi dimiliki oleh banyak orang atau sering disebut Go Public. 4. Bank Kustodian. Bank kustodian memiliki peranan penting dalam reksa dana karena merupakan pihak yang melakukan administrasi baik dari sisi manajer investasi maupun investor. Merupakan pihak yang melakukan pengawasan terkait kepatuhan manajer investasi dan merupakan pihak yang melakukan safekeeping atas aset reksa dana. Bank kustodian bertanggung jawab untuk menjaga agar seluruh sertifikat, dokumen dan aset lainnya berada dalam keadaan aman. Berbeda dengan manajer investasi, izin bank kustodian hanya berlaku untuk perusahaan, tidak ada izin khusus untuk perorangan bekerja dalam bank kustodian. 5. Agen Penjual Selling Agent adalah pihak yang memasarkan reksa dana. Biasanya agen penjual merupakan perusahaan efek sekuritas dan kebanyakan bank yang menawarkan reksa dana. Karena sifatnya sebagai agen penjual yang tidak permanen bisa saja di masa depan tidak menjual reksa dana lagi dan bisa bertambah suatu reksa dana bisa dijual dilebih dari 1 agen penjual, agen penjual tidak dicantumkan dalam kontrak reksa dana. 6. Bank Pembayar Paying Agent adalah bank yang menyediakan fasilitas pembayaran untuk transaksi normal, transaksi online, ataupun transaksi autodebet. Dengan kata lain, produk reksa dana tidak dipasarkan melalui bank yang dimaksud, tetapi menggunakan fasilitas yang ada di sana, yang bertujuan untuk memudahkan investor melakukan transaksi pembelian reksa dana. 24 7. Perusahaan Asuransi. Sama seperti bank pembayar, perusahaan asuransi juga tidak umum di reksa dana. Perusahaan asuransi bertujuan memberikan penjaminan apabila obligasi yang dialami reksa dana mengalami kebangkrutan. Ketentuan mengenai hal ini telah diatur dalam peraturan BAPEPAM-LKOJK tentang reksa dana dengan penjaminan. Dengan adanya reksa dana dengan penjaminan, manajer investasi dapat mengasuransikan risiko gagal bayar tersebut dengan membeli premi dari perusahaan asurasi. Dengan adanya premi itu, apabila perusahaan gagal bayar, perusahaan asuransi akan mengganti kerugian manajer investasi senilai bunga dan pokok yang tidak berbayar. Jika sampai jatuh tempo, sementara obligasi baik-baik saja, seluruh premi akan dinikmati oleh perusahaan asuransi. 2.1.3.3 Klasifikasi Reksa Dana 2.1.3.3.1 Jenis Reksa Dana Berdasarkan Portofolionya

Dokumen yang terkait

Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor, dan Metode Jensen (Studi Kasus Pada Reksa Dana Saham Periode 2013-2015)

0 3 130

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 195

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR, JENSEN DAN M² PADA BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 200

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR, DAN METODE JENSEN (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode 2012-2014).

0 0 229

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, JENSEN DAN M2 PADA BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014.

0 3 280

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM YANG TERCATAT PADA BURSA EFEK INDONESIA DENGAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN.

0 0 259

Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 0 24

2.1.1.2 Tujuan Investasi - Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 1 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Kinerja Reksa Dana dengan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Sortiono (Studi pada Reksa Dana Saham di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014)

0 0 15

SKRIPSI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE SORTINO (STUDI PADA REKSA DANA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2012-2014)

1 2 13