Implementasi Pendidikan Karakter dalam Media Pembelajaran

delapan belas nilai yang dapat dikembangkan melalui pendidikan buidaya dan karakter bangsa. Dalam kaitan itu telah diidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: 1 religius, 2 jujur, 3 toleransi, 4 disiplin, 5 kerja keras, 6 kreatif, 7 mandiri, 8 demokratis, 9 rasa ingin tahu, 10 semangat kebangsaan, 11 cinta tanah air, 13 menghargai prestasi, 14 cinta damai, 15 gemar membaca, 16 peduli lingkungan, 17 peduli sosial, dan 18 tanggung jawab. Selanjutnya dalam implemenasinya di satuan pendidikan Pusat Kurikulum menyarankan agar dimulai dari nilai essensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai kondisi masing-masing sekolah , misalnya bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan, dan santun Samani dan Hariyanto 2012: 52.

2.2.4.3 Implementasi Pendidikan Karakter dalam Media Pembelajaran

Media merupakan komponen pembelajaran yang cukup berpengaruh terhadap hasil belajar. Banyak guru yang menggunakan media konvensional sehingga hasil dari kegiatan pembelajaran kurang memuaskan. Media yang baik adalah media yang selain mampu mengoptimalkan pembelajaran juga dapat digunakan sebagai sarana peningkatan dan pengintegrasian nilai-nilai positif seperti dalam pendidikan karakter. Kemendiknas 2010:48 menyatakan bahwa sebuah kegiatan belajar, baik secara eksplisit atau implisit terbentuk atas enam komponen. Komponen- komponen yang dimaksud adalah: 1 tujuan, 2 input, 3 aktivitas, 4 pengaturan setting, 5 peran guru, dan 6 peran siswa. Secara umum, kegiatan belajar yang potensial dapat mengembangkan karakter siswa memenuhi prinsip-prinsip atau kriteria sebagai berikut. 1. Tujuan Dalam hal tujuan, kegiatan belajar yang menanamkan nilai adalah apabila tujuan kegiatan tersebut tidak hanya berorientasi pada pengetahuan, tetapi juga sikap. Oleh karenanya, dalam media pembelajaran interaktif ini juga berisi pencapaian sikap atau nilai pendidikan karakter, misalnya kejujuran, rasa percaya diri, kerja keras, saling menghargai, dan sebagainya. 2. Input Input dapat didefinisikan sebagai bahanrujukan sebagai titik tolak dilaksanakannya aktivitas belajar oleh siswa. Input tersebut dapat berupa teks lisan maupun tertulis, grafik, diagram, gambar, model, charta, benda sesungguhnya, film, dan sebagainya. Input yang terdapat dalam media ini adalah bahan rujukan yang berupa materi ajar yang dapat digunakan sebagai bekal siswa untuk dapat menulis puisi. 3. Aktivitas Aktivitas belajar adalah apa yang dilakukan oleh siswa bersama danatau tanpa guru dengan input belajar untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar yang dapat membantu siswa menginternalisasi nilai-nilai adalah aktivitas-aktivitas yang antara lain mendorong terjadinya autonomous learning dan bersifat learner-centered. Pembelajaran yang memfasilitasi autonomous learning dan berpusat pada siswa secara otomatis akan membantu siswa memperoleh banyak nilai. Contoh-contoh aktivitas belajar yang memiliki sifat-sifat demikian antara lain diskusi, eksperimen, pengamatanobservasi, debat, presentasi oleh siswa, dan mengerjakan proyek. Pada media pembelajaran ini aktifitas belajar berpusat pada siswa, mereka mengoperasikan media interaktif yang disediakan dan belajar secara mandiri untuk memperoleh ilmu mengenai pembelajaran menulis serta tahap evaluasinya. Dalam media ini juga dipandu untuk dapat menulis puisi berdasarkan langkah-langkah yang tercantum dalam materi ajar. Hal ini dapat memandu dan memudahkan siswa untuk dapat menguasai pembelajaran. 4. Pengaturan setting Pengaturan setting pembelajaran berkaitan dengan kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan, berapa lama, apakah secara individu, berpasangan, atau dalam kelompok. Masing-masing setting berimplikasi terhadap nilai- nilai yang terdidik. Setting waktu penyelesaian tugas yang pendek sedikit, misalnya akan menjadikan siswa terbiasa kerja dengan cepat sehingga menghargai waktu dengan baik. Sementara itu kerja kelompok dapat menjadikan siswa memperoleh kemampuan bekerjasama, saling menghargai, dan lain-lain. Pada media ini siswa dapat belajar secara individu bisa di laboratorium komputer, laboratorium bahasa, maupun di rumah masing-masing. Setting waktu dalam peneyelesaian tugasevaluasi dirancang agar proses mengerjakan dibatasi oleh waktu supaya siswa terbiasa mengerjakan tugassecara cepat dan menghargai waktu yang ada. 5. Peran guru Peran guru yang memfasilitasi diinternalisasinya nilai-nilai oleh siswa antara lain guru sebagai fasilitator, motivator, partisipan, dan pemberi umpan balik. Mengutip ajaran Ki Hajar Dewantara, guru yang dengan efektif dan efisien mengembangkan karakter siswa adalah mereka yang ing ngarsa sung tuladha di depan guru berperan sebagai teladanmemberi contoh, ing madya mangun karsa di tengah-tengah siswa guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka, tut wuri handayani di belakang guru memberi daya semangat dan dorongan bagi siswa. Pada media ini peran guru sebagai fasilitator memberikan fasilitas berupa media pembelajaran interaktif bagi siswa.Guru juga berperan sebagai pemberi umpan balik, apabila siswa telah menggunakan media ini guru bisa memberikan penguatan agar siswa menjadi semakin memahami materi. Media ini dapat digunakan secara mandiri, tetapi juga dapat digunakan di sekolah dalam pembelajaran. 6. Peran siswa Agar siswa terfasilitasi dalam mengenal, menjadi peduli, dan menginternalisasi karakter, siswa harus diberi peran aktif dalam pembelajaran. Peran-peran tersebut antara lain sebagai partisipan diskusi, pelaku eksperimen, penyaji hasil-hasil diskusi dan eksperimen, pelaksana proyek, dsb. Pada media ini siswa berperan sebagai pusat pembelajaran, sehingga distribusi ilmu mengenai pembelajaran menulis puisi dan penetrasi pemahaman serta contoh aplikatif pendidikan karakter menjadi poin penting.

2.2.4.4 Implementasi Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KELAS X SMA BUDI AGUNG MEDAN.

0 2 30

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN PUISI DI KELAS VII SMP NEGERI 2 TAWANGMANGU Nilai-Nilai Karakter Dalam Proses Pembelajaran Puisi Di Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangmangu.

0 3 13

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PUISI BERTEMA PERJUANGAN UNTUK MENGUATKAN NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PTK tentang Penggunaan Media Pembelajaran Puisi Bertema Perjuangan dalam Pembelajaran PPKn di Kelas VII A SMP Laboratoriu

0 4 50

Pengembangan Media Menyimak Dongeng Berbasis Kearifan Lokal dengan VCD Interaktif untuk Siswa SMP/MTs.

0 0 3

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Menulis Poster dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual Berbasis Budaya Bangsa untuk Siswa Kelas VIII SMP.

0 1 4

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING BERBASIS ANDROID DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

1 7 126

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENULIS TEKS EKSPLANASI BERDASARKAN PENDEKATAN PROSES UNTUK SISWA SMP KELAS VII.

0 28 270

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER PADA MATERI HIMPUNAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 1 284

PENGEMBANGAN MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PUISI

1 1 14

Pengembangan Modul Menulis Puisi Berbasis Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Kontekstual pada Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar - UNS Institutional Repository

0 0 24