2.2.3 Hakikat Menulis Puisi
Menulis puisi merupakan salah satu bentuk menulis kreatif dan termasuk suatu kegiatan intelektual, yaitu kegiatan yang menuntut seseorang harus benar-
benar cerdas, menguasai bahasa, luas wawasannya, dan peka perasaannya. Hal-hal yang berkaitan mengenai hakikat menulis puisi adalah pengertian menulis puisi
dan langkah-langkah dalam menulis puisi.
2.2.3.1 Pengertian Menulis Puisi
Jabrohim, dkk. 2003:17 menyatakan bahwa menulis puisi merupakan wujud komunikasi tidak langsung tulis yang menekankan pada ekspresi diri,
emosi, gagasan, dan ide. Selain itu, keterampilan menulis puisi merupakan aktivitas berpikir manusia secara produktif ekspresif serta didukung oleh proses
pengetahuan, kebahasaan, dan teknik penulisan. Saini 1993:153 menyatakan bahwa menulis puisi dapat membuat
seseorang menggunakan kata-kata secara konotatif, menyusun irama dan bunyi, menyusun baris-baris dan bait-bait dengan memperhatikan pengilangan, serta
tipografi yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam penulisan puisi pasti akan melewati serangkaian kegiatan kreatif
yang sangat individual. Artinya, setiap individu mempunyai cara dan gaya tersendiri dalam menulis puisi. Namun, sekalipun bersifat individual, tetapi ada
generalisasi proses kreatif yang sama dalam menulis puisi yang terdiri atas empat tahap, yaitu penentuan ide, pengendapan, penulisan, serta editing dan revisi
Kurniawan 2012:15.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis puisi merupakan proses kreatif yang pengembangannya dari pengalaman lahir dan
batin yang dilanjutkan dengan pengekspresian imajinasi ke dalam rangkaian kata- kata yangdisebut dengan istilah puisi.
2.2.3.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi
Langkah awal yang perlu dilakukan ketika akan memulai menulis puisi adalah menentukan tema. Tema adalah pokok persoalan yang akan dikemukakan
dalam bentuk puisi.Orang yang terbiasa menulis puisi penyair dalam menentukan tema yang akan ditulis dalam puisi biasanya muncul dengan tiba-tiba
ketika ia melihat atau mengamati lingkungan sekitarnya. Setelah menentukan tema yang akan ditulis menjadi sebuah puisi langkah kedua yang harus dilakukan
adalah mengembangkan tema dalam bentuk puisi dengan memperhatikan pilihan kata dan majas yang sesuai. Pemilihan kata dalam menulis puisi sangat penting
karena baik buruknya puisi ditentukan oleh pemilihan kata yang tepat. Begitu pentingnya untuk memanfaatkan kata harus memperhatikan rangkaian kata yang
satu dengan kata yang lain dapat menimbulkan 1 rangkaian bunyi yang merdu, 2 makna yang dapat menimbulkan makna rasa estetis, dan 3 kepadatan
bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Pemahaman dan kemampuan memilih kata dan mendayagunakan majas merupakan bekal untuk
menulis puisi Wiyanto 2005:56-57. Endraswara 2003:220 menyebutkan ada beberapa tahap dalam menulis
puisi antara lain tahap penginderaan, tahap perenungan atau pengendapan, dan tahap merangkai kata. Tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Tahap penginderaan
Tahap penginderaan merupakan tahap awal dalam penciptaan puisi. Penyair sebelum menciptakan sebuah puisi terlebih dahulu melakukan pengideraan
terhadap alam sekitar. Hal ini dilakukan untuk menemukan suatu keanehan yang terjadi di alam sekitar penyair. Keanehan-keanehan itu dijadikan penyair
sebagai sumber inspirasi atau ide dalam menulis puisi. 2.
Tahap Perenungan atau Pengendapan Perenungan akan semakin mendalam jika disertai daya intuisi yang tajam.
Intuisi dapat menimbulkan daya imajinasi yang pada akhirnya mampu memunculkan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Sesuatu yang
tidak mungkin menjadi mungkin itulah yang dituangkan dalam bentu puisi. 3.
Tahap Merangkai Kata Secara sederhana mencipta puisi hanya merangkai kata. Adapun unsur yang
harus diperhatikan yaitu masalah estetika. Estetika adalah kecermatan dan kelihaian mencari, memilih, dan menyusun kata agar menjadi lebih indah
sehingga memiliki nilai yang tinggi. Lebih rinci dijelaskan oleh Komaidi 2007:207 mengenai beberapa
langkah-langkahdalam menulis puisi diantaranya sebagai berikut : 1.
Sebelum menulis puisi, pahami dulu apa itu puisi. Kita dapat mencoba sebanyak mungkin membaca puisi-puisi yang ada di buku, majalah, atau
media massa. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau banyak kita akan tahu apa itu puisi dan bagaimana membuatnya.
2. Mencari inspirasi dengan berkeliling-keliling ke alam lingkungan sekitar
karena hal itu akan memperluas pengalaman estetik kita untuk dituangkan ke dalam puisi.
3. Membawa catatan atau buku kecil ke mana kita pergi. Hal ini untuk
menuliskan setiap ide atau inspirasi berharga yang terlintas di pikiran kita agar tidak cepat hilang dan terlewatkan.
4. Tulis apa yang ada dalam pikiran, perasaan, dan kegelisahan kita ke dalam
bentuk kata-kata dalam puisi dengan bebas tanpa beban. 5.
Baca dan perbaiki puisi yang sudah dibuat. Setelah selesai menulis puisi, coba endapkan sebentar beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Setelah
itu itu baca lagi puisi yang sudah dibuat, mungkin kita merasakan sesuatu yang berbeda dan muncul perspekstif baru dalam pikiran.
6. Setelah selesai menulis puisi, coba uji puisi yang dibuat untuk dikirimkan ke
media massa atau pun meminta kritik dan saran dari orang lain sehingga puisi yang telah dibuat menjadi semakin menarikdan mempunyai nilai
estetika tinggi. Berdasarkan uraian pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa menulis puisi adalah kegiatan mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan yang disebut puisi. Sebelum menulis puisi terlebih dahulu kita harus
menentukan tema, yaitu pokok persoalan yang akan kita kemukakan. Langkah selanjutnya yaitu memilih kata-kata yang tepat, tidak hanya tepat maknanya
namun juga tepat bunyi-bunyinya. Setelah memilih kata kemudian disusun sedemikian rupa agar menimbulkan kesan estetis. Selain itu, kita juga harus
mendayagunakan majas agar puisi yang kita buat akan semakin baik. Sebagai tambahan, langkah terakhir dalam kegiatan menulis puisi adalah mengevaluasi
hasil tulisan agar puisi yang telah dibuat menjadi lebih menarik dan memiliki nilai estetika tinggi.
2.2.4 Hakikat Pendidikan Karakter