64
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa peningkatan suhu substrat, berpengaruh terhadap peningkatan efisiensi pengurangan bahan organik, dan
suhu substrat 40
o
C lebih baik dibanding dengan suhu 30
o
C, baik pada TS, SS, BOD dan COD. Fenomena tersebut dapat dipahami, karena temperatur tinggi
dapat memacu proses reaksi perombakan dalam sistem anaerob, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pengurangan bahan organik pada parameter terukur.
Yuliasari et al. 2001 menyatakan bahwa suhu optimal untuk perombakan dalam sistem anaerob antara 35 - 40
o
C. Metcalf dan Eddy 2003 menyatakan bahwa suhu merupakan faktor penting mempengaruhi aktifitas
mikroorganisme, dan suhu optimal proses biofermentasi dibedakan menjadi tiga macam yaitu suhu termofil 40-60
o
C proses perombakan cepat dan produksi tinggi, suhu mesofil 27-40
o
C, proses perombakan lebih lambat, dan suhu kryofilik 5-25
o
C, proses perombakan berjalan lambat, kondisi mesofilik 30- 40
o
C, perombakan berlangsung cukup baik dan terjadi percepatan proses perombakan dengan kenaikan suhu, serta kondisi termofilik, 45-65
o
C untuk bakteri termofil dengan perombakan optimal pada 55
o
C NAS 1981, Bitton 1999.
4. Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dan diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. LCPMKS PT Pinago Utama bersifat koloida, kental, coklat, atau keabu-abuan dan mempunyai rerata kandungan COD 49,0-63,6; BOD
23,5-29,3; TS 26,5-45,4 dan SS 17,1-35,9 g.l
-1
. berpotensi mencemari lingkungan
2. Kombinasi jenis dan konsentrasi inokulum terbaik untuk laju produksi biogas, dan total produksi biogas pada LCPMKS 15 L sistem curah
skala laboratorium, adalah jenis lumpur LCPMKS kolam II, konsentrasi 20 LKLM II-20. LKLM II-20 memberikan
pengaruh terbaik dalam peningkatan laju produksi biogas. Juga menghasilkan total produksi biogas tertinggi sebanyak 121 L. Faktor
65
abiotik yang dapat meningkatkan laju produksi biogas dan total produksi biogas adalah penambahan bahan penetral pH CaOH
2
, pH awal substrat 7, agitasi, dan total produksi biogas yang dihasilkan
masing-masing sebesar 55 L. Peningkatan suhu substrat 40o C
menghasilkan biogas sebesar 68,5 L. 3. Faktor biotik LKLM II-20 menghasilkan nilai efisiensi pengurangan
bahan organik tertinggi, baik pada COD, BOD, SS dan TS dengan rerata nilai efisiensi penurunannya masing-masing 88, 74,8, 62
dan 61. Sedang pengaruh faktor abiotik yang memberikan hasil perombakan terbaik pada semua parameter adalah penambahan
CaOH
2
, pH substrat awal 7, agitasi, dan peningkatan suhu substrat 40
o
C.
BAB IV PENGUKURAN EMISI GAS METAN DARI KOLAM
LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Abstrak
Pabrik kelapa sawit di Indonesia berjumlah 320 unit dan menghasilkan LCPMKS 40 juta m
3
tahun. Satu pabrik dengan kapasitas pengolahan 60 ton TBSjam akan menghasilkan LCPMKS 700 m
3
hari. Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa
sawit LCPMKS di Indonesia umumnya secara konvensional menggunakan beberapa kolam terbuka. Sistem tersebut mudah dan tidak memerlukan teknologi
tinggi namun kurang efisien, sehingga memerlukan lahan sangat luas, cepat mengalami pendangkalan, biaya pemeliharaan mahal, emisi gas metan
meningkatkan pencemaran udara, penyebab pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk 1 mengamati perubahan parameter limbah sesuai kondisi kolam
dan sistem pengelolaan LCPMKS 2 mengukur emisi gas metan dari kolam limbah, 3 optimasi penjerapan scrubbing CO
2
dan H
2
O untuk pemurnian biogas, 4 uji coba pemanfaatan pengelolaan LCPMKS terdiri dari tiga kolam
fakultatif anaerob dan tiga kolam aerob. Parameter kualitas limbah COD, BOD, TS dan SS diamati dalam 10 bulan September 2006 hingga Juni 2007.
Pengolahan limbah secara konvensional dengan sistem kolam menghasilkan kualitas limbah dari kolam terakhir sebelum masuk ke sungai, belum memenuhi
baku mutu KLH antara lain, COD, BOD, TS, SS dan VS masing-masing kolam I- VI adalah 44,1; 5,5; 7,9; 3,9; 0,9; 0,7; BOD 15,3; 3,0; 3,1; 1,3; 0,4; 0,3; TS 30,0;
10,9; 9,8; 5,2; 5,6; 3, ;5 SS 31,6 7,8, 7,4, 2,1, 2,0, 1,6. Persentase pengurangan COD 100, 87,3; 82,1; 91,2; 79,6; 98,4. BOD 100, 80,4; 79,7; 91,5; 97,4;
98,0 . TS 100,. 80,4; 79,7; 91,5; 97,4; 98,0. SS 100; 75,3; 76,6; 93,4; 93,7; 94,9. VS 100; 81; 85,9; 89,7; 93,5; 94,3. Emisi gas metan pada kolam fakultatif
anaerob sebesar 3.555 m
3
hari10.800m
2
dengan kadar CH
4
1935,6 kghari, dan potensi pemanasan global adalah 23.866 ton CO
2
-etahunkolam. Rerata pengurangan bahan organik 80 dengan waktu tinggal relatif lama
≥ 10 bulan. Biogas yang dihasilkan dapat dimurnikan dengan CaOH
2
dan CaCl
2
, dan dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar biogas BBG jenis lain.
Kata kunci : emisi biogas, LCPMKS, sistem konvensional, kolam anaerob
Assessment of biogas emission from anaerobic lagoon of palm oil mill effluent POME
Abstract
Indonesia has 320 units of palm oil mills that generate palm oil mill effluent POME 40 million m
3
year. Each of POM with processing capacities of 60 tones of fresh fruit bunches FFBhour will yield 700 m
3
POME day. Operate treatment of POM conventionally uses some lagoons. The system is easy
to land area and do not need high technology but less efficient.. At needs wide