28 bergantung pada interaksi antara kelompok-kelompok bakteria dan
keseimbangan senyawa sebagai pakan di antara jenis mikroorganisme vital agar diperoleh hasil biogas terbesar. Dampak negatif dapat terjadi oleh
ketidakseimbangan, sehingga fermentasi anaerob secara total dapat berhenti atau menurun. Alasan-alasan utama ketidak seimbangan proses itu antara lain:
Werner et al. 1989. Beban Hidraulik berlebihan terjadi jika waktu tinggal dalam perombak
anaerob lebih singkat dibandingkan laju pertumbuhan bakteri. Bakteri dalam reaktor tidak cukup waktu tumbuh dan akan tercuci wash-out. Kenyataan
beban hidraulik berlebih bila volume efektif reaktor menurun karena akumulasi
bahan inert misal: lumpur dan pasir. Beban organik berlebihan daat terjadi
ketika kandungan bahan organik tinggi dibebankan ke dalam reaktor. Pada kondisi demikian bakteri tak mampu memecah senyawa organik, sehingga
proses perombakan anaerob akan berjalan lamban.
Bahan racun dapat berupa senyawa yang sudah ada dalam biomasa atau
senyawa yang dihasilkan selama proses fermentasi anaerob. Hal ini dapat terjadi jika biomasa kaya protein dicernak, menghasilkan sejumlah besar ammonia yang
menyebabkan hambatan ammonia. Fermentasi dapat juga menjadi lambat jika biomas terolah mengandung konsentrasi lemak yang tinggi, didegradasi menjadi
senyawa beracun asam lemak rantai panjang.
I ndikator ketidakseimbangan proses perombakan karena susbstrat
asetogenik berlebih meski tidak toksis. Kenaikan konsentrasi asam organik merupakan peringatan bahwa produksi asam berlebih daripada yang dikonsumsi.
Pemberian umpan beban organik yang tidak seimbang dapat menyebabkan kenaikan konsentrasi asam organik. Oleh karena itu, konsentrasi dan komposisi
asam sebaiknya diukur dalam interval waktu lebih sempit dari pada respons. Ketidakseimbangan proses dapat diketahui dari konsentrasi H
2
dan CO. Wellinger 1999.
2.2.4. Keuntungan perombakan anaerob
Pengelolaan limbah secara anaerob memberi banyak keuntungan antara lain: manfaat pengolahan limbah lebih mudah dan simpel, energi yang
29 bermanfaat, keuntungan lingkungan dan keuntungan ekonomi, yang secara
keseluruhan dapat dijelaskan sebagai berikut: a memberikan sumber energi melalui perolehan kembali rekoveri
metana proses menghasilkan energi bersih; proses pengolahan limbah secara alami, anaerob, memerlukan sedikit energi suhu ambient kebutuhan energi
berkisar 0.05-0.1 kWjm
3
atau 0.18-0.36 MJm
3
, bergantung kebutuhan pemompaan dan resikel effluent;
b mengurangi padatan, volume limbah buangan yang dikelola dan beban yang dibuang untuk landfill; produksi lumpur bergantung pada COD yang
dirombak, signifikan lebih rendah dibanding proses aerob; c mengurangi bau dan resikel maksimum dihasilkan kompos tersanitasi
baik dan pupuk kaya hara nitrogen N, phosphate P and potassium K; demineralisasi yang hampir sempurna.
d proses pengolahan anaerob modern mampu mengurangi beban organik, kadar COD 30 g CODlhari pada suhu 30 °C hingga 50 g CODlhari
pada suhu. 40 °C, sekalipun medium pekat limbah cair sangat mudah larut; lumpur anaerob dapat disimpan dalam periode cukup lama tanpa pemberian
umpan dan signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca. e biaya pembangunan relatif rendah; keseluruhan siklus hidup
pengolahan lebih murah daripada yang lain, kebutuhan ruang lebih rendah dibanding sistem konvensional; maupun pengomposan aerob Reith et al. 2003,
Werner et al. 1989 Selama perombakan anaerob senyawa biodegradabel efektif dihilangkan,
meninggalkan senyawa tereduksi dalam efluent, ammonium, senyawa N organik, sulfida, senyawa P organik dan patogen. Pengolahan komplemen laju tinggi
lebih lanjut diperlukan sebagai pembangkit energi netral CO
2
listrik dan panas juga menghindari bau dan emisi metana serta nitrous oksida. Penghematan
pupuk dan semprotan bahan kimiawi, mereduksi areal kolam dan perlindungan air tanah. Pengolahan sistem ini akan mengatasi gas rumah kaca secara efektif
dan mendukung tujuan Protokol Kyoto. Pengolahan residu organik limbah rumah tangga dan proses pembuatan pakan menawarkan kisaran luas aplikasi
30 lebih lanjut pembangkit biogas pertanian. Hal ini sesuai dengan kebutuhan
sistem daur-ulang limbah berkelanjutan. Werner et al. 1989.
2.3. Produksi Biogas