Kemandirian Belajar Landasan Teori

2.1.8 Kemandirian Belajar

Menurut Badan Peneliti dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2010: 9, mandiri adalah sikap atau perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Menurut Desmita 2009: 185 bahwa, kemandirian atau otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi perasaan-perasaan malu dan keraguan. Kemandirian dalam belajar merupakan keharusan dan tuntutan dalam pendidikan saat ini. Sedangkan menurut Suhendri 2012: 399, kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik tanpa bergantung kepada bantuan dari orang lain baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan belajar yaitu menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya sendiri serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Handoko 2013: 726 menambahkan bahwa peserta didik yang mempunyai kemandirian belajar akan mampu menganalisa permasalahan yang kompleks, mampu bekerjasama secara individual maupun kelompok dan cenderung berani mengemukakan ide dan gagasan yang didapat pada saat proses belajar berlangsung. Selain itu, kemandirian juga dapat melatih peserta didik lebih bertanggung jawab dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian yang dimiliki peserta didik dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta lebih cepat dalam menerima dan memahami materi pelajaran. Menurut Drost sebagaimana dikutip oleh Fahradina 2014: 56 kemandirian adalah individu yang mampu menghadapi masalah-masalah yang dihadapinya dan mampu bertindak secara dewasa. Ciri utama belajar mandiri menurut Panen dkk sebagaimana dikutip oleh Fahradina 2014: 3 adalah adanya pengembangan kemampuan peserta didik untuk melakukan proses belajar yang tidak tergantung pada faktor guru, teman, kelas, dan lain-lain. Tingkat kemandirian belajar peserta didik dapat ditentukan berdasarkan seberapa besar inisiatif dan tanggung jawab peserta didik untuk berperan aktif dalam hal perencanaan belajar, proses belajar maupun evaluasi belajar. Semakin besar peran aktif peserta didik dalam berbagai kegiatan tersebut, mengidikasikan bahwa peserta didik tersebut memiliki tingkat kemandirian belajar yang tinggi. Menurut Kaselin 2013: 306 pembentukan perilaku peserta didik yang menjadi indikator kemandirian belajar selama proses pembelajaran meliputi: 1 Perilaku ketidaktergantungan terhadap orang lain 2 Yakin terhadap dirinya dalam belajar 3 Berusaha mengatur diri dalam belajarnya 4 Berusaha memenuhi kebutuhan belajarnya 5 Berusaha atas dasar inisiatif sendiri 6 Melakukan kontrol diri Pembelajaran berbasis kemandirian menurut Sukestiyarno 2014: 3 adalah sebagai berikut. 1 Peserta didik berusaha mencari informasi bila dihadapkan dengan permasalahan 2 Peserta didik berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dengan tuntas 3 Peserta didik mengerjakan tugas sesuai dengan kemampuannya sendiri 4 Peserta didik memfokuskan perhatian dalam kegiatan belajar mengajar 5 Peserta didik dapat menyampaikan pendapat yang berbeda dari orang lain 6 Berani berkomunikasi dengan teman untuk menyelesaikan masalah 7 Mencerminkan ada ide dalam bentuk diskusi kelompok 8 Peserta didik dapat mengkomunikasikan jawaban dalam memecahkan suatu masalah matematika 9 Peserta didik mempunyai keinginan membantu teman dalam segala tindakan 10 Peserta didik dapat menunjukkan sikap siap jika diberi suatu tantangan permasalahan matematika oleh guru 11 Peserta didik dapat mengkomunikasikan jawaban dalam memecahkan masalah matematika 12 Peserta didik menunjukkan bahwa hasil pengerjaan tugas merupakan pemikiran sendiri Berdasarkan kajian teori di atas peneliti merumuskan tiga aspek kemandirian belajar peserta didik yang akan digunakan untuk penelitian. Tiga aspek tersebut yaitu: 1 percaya diri; 2 inisiatif; 3 tanggungjawab. D C B A Gambar 2.1 Persegi panjang ABCD D C O B A Gambar 2.2 Persegi panjang ABCD dengan diagonal AC dan BD

2.1.9 Materi Pokok Segiempat