Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit Landasan Teori Reliabilitas Variabel dan Definisi Operasional

c. Merujuk pasien ke dokter atau dakter gigi lain, yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan. d. Memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. e. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia. f. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bertugas dan mampu melakukannya. g. Memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta risiko yang dapat ditimbulkannya. h. Membuat rekam medis yang baik secara berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien. i. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. j. Memenuhi hal-hal yang telah disepakatiperjanjian yang telah dibuatnya. k. Bekerjasama dengan profesi dan pihak lain yang terkait secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

l. Mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit

Pemenuhan hak-hak pasien sebagai pengguna pelayanan kesehatan serta pelaksanaan pelayanan oleh dokter sesuai kewajiban yang diatur dalam UU No 44 tahun 2009 Universitas Sumatera Utara dapat digunakan sebagai indikator pengukuran kualitas pelayanan medis di rumah sakit . 2.5 Rumah Sakit 2.5.1 Definisi Rumah Sakit Berdasarkan Undang-Undang tentang rumah sakit No.44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan penyakit kuratif, dan pemulihan kesehatan rehabilitatif, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

2.5.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi: a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Universitas Sumatera Utara b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

2.5.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 806bMenKesSKXII1987 dengan berbagai kriteria sebagai berikut : kepemilikan, jenis pelayanan, kapasitas tempat tidur, afiliasi pendidikan, status akreditasi. Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas : a. Rumah sakit pemerintah terdiri atas: rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer dan rumah sakit BUMN. b. Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat. c. Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya. Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas: 1 rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medis. Universitas Sumatera Utara 2 Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medis tertentu baik bedah maupun non bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatrik, ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis. d. Klasifikasi berdasarkan afiliasi Pendidikan. Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu: 1 Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan dalam bidang medis, bedah, pediatrik dan bidang spesialis lain. 2 Rumah sakit non pendidikan adalah rumah sakit yang tidak memiliki afiliasi dengan universitas disebut rumah sakit non pendidikan. e. Klasifikasi berdasarkan status akreditasi. Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. 2.6 Pelayanan Rawat Inap Pelayanan rawat inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. Batasan tempat tidur adalah tempat tidur yang tercatat dan tersedia di ruang rawat inap . Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan yang kompleks dan perlu dikelola secara professional sehingga penyedia pelayanan kesehatan berhadapan dengan masalah cara memberikan pelayanan yang dapat memuaskan pasien. Rumah sakit sebagai pelayanan jasa Universitas Sumatera Utara kesehatan harus mampu menaati kaidah-kaidah bisnis dengan berbagai peran dan fungsinya Aditama, 2003.

2.7 Landasan Teori

Persepsi pasien terhadap jasa pelayanan medis yang diukur dari aspek: 1 kualitas teknis pelayanan medis, 2 sikap petugas medis, 3 penyampaian informasi medis dan 4 ketersediaan waktu konsultasi pasien dengan petugas medis Djuhaeni dalam Asmita, 2008 dipengaruhi oleh harapan terhadap pelayanan yang diinginkan serta kenyataan pelayanan yang diterima oleh pasien seperti gambar di bawah ini : Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Membentuk Persepsi tentang Kepuasan Sumber : diadopsi dari Donabedian dalam Azwar 2006 Jasa Pelayanan MedisRumah Sakit a. Kualitas teknis pelayanan medis b. Sikap petugas medis c. Penyampaian informasi medis d. Ketersediaan waktu konsultasi pasien dengan petugas medis Sumber : Djuhaeni dalam Asmita 2008 Jasa Pelayanan Medis yang Diterima Konsumen Jasa Pelayanan Medis yang Diharapkan Konsumen KEPUASAN PASIEN Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Variabel Independen Variabel Dependen Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Sumber : diadopsi dari Donabedian dalam Azwar 2006 Kepuasan Pasien Rawat Inap RSU Methodist Susanna Wesley Medan Y Persepsi tentang Jasa Pelayanan Medis X a. Kualitas teknis pelayanan medis b. Sikap petugas medis c. Penyampaian informasi medis d. Ketersediaan waktu konsultasi pasien dengan petugas medis Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian survei dengan pendekatan explanatory yang bertujuan menjelaskan pengaruh persepsi tentang jasa pelayanan medis terhadap kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan karena fungsi rumah sakit belum seperti yang diharapkan jika dilihat dari jumlah kunjungan rawat inap, dimana BOR relatif rendah selama 3 tahun terakhir karena jumlah kunjungan pasien rawat inap yang rendah.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari pengumpulan data sampai seminar hasil, yaitu mulai dari bulan Januari sampai Agustus 2012. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah seluruh pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan berdasarkan rata-rata BOR selama Januari – Desember 2011, yaitu 200 orang. Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin Notoatmodjo, 2003, sebagai berikut : 2 d N 1 N n + = Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d = Presisi 10 Dengan demikian besarnya sampel sebagai berikut : 2 1 . 220 1 220 + = n n = 68,75 orang, digenapkan menjadi 69 orang Berdasarkan rumus perhitungan besar sampel di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 69 orang. Menentukan jumlah sampel setiap ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan dilakukan secara cluster sampling pada masing-masing ruang rawat inap dengan kriteria pemilihan sampel adalah sebagai berikut : a. Pernah memanfaatkan Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan minimal 2 kali kunjungan. b. Dirawat pada ruang rawat inap kelas I, II dan III dengan lama rawatan minimal 3 hari Universitas Sumatera Utara 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer dalam penelitian diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dengan berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data primer terdiri dari persepsi jasa pelayanan medis dan variabel terikat adalah kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun dokumen-dokumen resmi lainnya terutama data di Rumah Sakit Methodist Susanna Wesley Medan. Data ini digunakan untuk membantu analisis terhadap data primer yang diperoleh.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dilakukan pengumpulan data primer, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dipergunakan untuk mengukur sejauh mana kuesioner dapat dijadikan sebagai alat ukur penelitian. Uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Bandung Medan. a. Validitas Kelayakan menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dengan mengukur korelasi antar item variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson Product Moment Universitas Sumatera Utara Corelation Coeficient r , dengan ketentuan nilai koefisien korelasi 0,3 dinyatakan valid Gozhali, 2005.

b. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat di percaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan koefisien Alpha Cronbach, apabila nilai Alpha Cronbach 0,6 maka alat ukur tersebut reliabel Gozhali, 2005. Hasil uji coba kuesioner dilakukan kepada 30 orang pasien rawat inap di Rumah Sakit Bandung Medan diperoleh nilai koefisien korelasi 0,3 dan nilai Alpha Cronbach 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan tentang jasa pelayanan medis dan kepuasan pasien rawat inap valid dan reliabel sehingga layak digunakan dalam penelitian Lampiran 2.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional

1. Persepsi tentang jasa pelayanan medis adalah interpretasi pasien terhadap jasa pelayanan medis meliputi : kualitas teknis pelayanan medis, sikap petugas medis, penyampaian informasi medis dan ketersediaan waktu konsultasi, dengan definisi operasional sebagai berikut : a. Kualitas teknis pelayanan medis adalah kemampuan petugas medis dalam melakukan tindakan medis kepada pasien, mulai dari menanyakan keluhan pasien, melakukan pengukuran tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh pasien, menetapkan jenis penyakit pasien, melakukan Universitas Sumatera Utara pengobatan penyakit pasien, memberikan obat sesuai jenis dan dosis untuk pasien. b. Sikap petugas medis adalah perilaku petugas medis dalam : menyapa pasien, menanyakan keluhan pasien, melakukan pemeriksaan pasien, memberikan penjelasan kepada pasien tentang penyakit, memberikan penjelasan kepada pasien tentang cara meminum obat. c. Penyampaian informasi medis adalah cara petugas medis menyampaikan informasi dengan pasien yang ditanganinya, meliputi : penyampaian sebab penyakit pasien, memberi informasi penyakit saat pemeriksaan, memberi informasi tentang proses pengobatan dan pemeriksaan kembali, memberikan informasi tentang resep obat, memberikan informasi tentang pantangan sesuai penyakit pasien. d. Ketepatan waktu pelayanan adalah kesesuaian waktu pelayanan yang dilakukan petugas medis dengan ketentuan dari manajemen rumah sakit, meliputi: melakukan visite ke ruang rawat inap, menyesuaikan tindakan medis sesuai dengan perkembangan penyakit pasien, menyesuaikan pemberian obat berdasarkan penyakit pasien, mengajurkan pemeriksaan laboratorium bagi pasien, mengajurkan penanganan lanjutan misalnya: konsul ke dokter spesialis lain. e. Ketersediaan waktu konsultasi adalah waktu yang dapat digunakan pasien untuk berkonsultasi dengan petugas medis, meliputi : waktu berkonsultasi tentang penyakit pasien, berkonsultasi tentang hasil pemeriksaan laboratorium berkonsultasi tentang obat-obat yang diresepkan, berkonsultasi tentang Universitas Sumatera Utara perkembangan tindakan medis yang telah dilakukan, serta waktu untuk bertanya saat dilakukan kunjungan ke ruang rawat inap visite. 2. Kepuasan pasien rawat inap adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari di ruang rawat inap di Rumah Sakit Methodist Susanna Wesley Medan yang diukur menggunakan fungsi dari perbandingan tingkat harapan dengan pelayanan medis yang dirasakannya.

3.6 Metode Pengukuran