5.2 Pengaruh Sikap Petugas Medis terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap
Jasa pelayanan pada aspek sikap petugas medis di Rumah Sakit Umum
Methodist Susanna Wesley Medan meliputi: sikap dokter dalam menyapa pasien, sikap ramah dokter kepada pasien, sikap dokter yang murah senyum kepada pasien,
memberikan harapan sembuh kepada pasien. Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan sikap petugas medis dalam pelayanan jasa kesehatan dominan pada
jawaban tidak baik, persentase tertinggi jawaban tidak baik 55,1 tentang sikap dokter dalam menyapa pasien.
Hasil uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda menunjukkan sikap petugas medis dalam jasa pelayanan medis berpengaruh terhadap kepuasan pasien
rawat inap p0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap petugas medis yang ditunjukkan pada saat melaksanakan pelayanan di rumah sakit
akan meningkatkan kepuasan pasien rawat inap. Sikap petugas medis ketika melayani pasien diharapkan ramah, keramahan
tersebut antara lain menyapa pasien sebelum melakukan pelayanan medis dan bersikap baik saat melakukan pelayanan medis. Dalam melakukan hubungan dengan
pasien, tidak terlepas dari kemampuan petugas medis dalam melakukan komunikasi interpersonal saat berinteraksi tatap muka antara petugas medis dan pasien, pengirim
baik pasien maupun petugas medis dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan baik pasien maupun petugas medis dapat menerima dan
Universitas Sumatera Utara
menanggapi secara langsung. Kebanyakan komunikasi interpersonal berbentuk verbal disertai ungkapan-ungkapan non verbal dan dilakukan secara lisan Gunarsa, 2003.
Sikap ramah yang ditunjukkan petugas medis tidak perlu tertawa atau tersenyum terus menerus. Sikap ramah dapat diperlihatkan dengan sikap yang biasa,
tanpa keluhan, tanpa menggerutu, tanpa marah-marah atau pun cacian. Memang mudah untuk memperlihatkan sikap ramah apabila sikap petugas medis
menyenangkan dan baik semuanya. Seorang petugas medis sebaiknya dapat menghadapi situasi yang penuh kesulitan, kekecewaan kepada orang lain. Sedapat
mungkin seorang petugas medis siap senyum, memberi salam dengan ramah dan memiliki sikap umum yang optimis dan percaya diri.
Pasien berharap bahwa pada saat memasuki ruang rawat jalan atau saat menemui pasien, petugas medis mau mengucapkan salam dengan senyum, namun
belum semua petugas medis mampu mengucapkan salam dengan senyum. Pasien yang sedang menjalani petugas medis, merupakan orang yang sedang menghadapi
masalah baik secara fisik maupun psikis, perlu perhatian sehingga pasien dapat termotivasi untuk sembuh. Perhatian tidak saja dari keluarga namun juga perlu
petugas medis yang merawatnya. Pasien yang sedang sakit tentu peka terhadap perubahan lingkungannya, sehingga pasien menjadi mudah tersinggung, marah dan
menuntut banyak keinginan yang terkadang tidak masuk akal. Menghadapi pasien dibutuhkan kesabaran.
Universitas Sumatera Utara
Kompetensi interpersonal diasumsikan sebagai sikap petugas terhadap pasien yang penuh perhatian atau keramahan dan dapat dipercaya, sebagai suatu ketrampilan
yang dimiliki orang sejak lahir atau timbul secara perlahan-lahan setelah pengalaman selama bertahun-tahun. Kompetensi interpersonal petugas medis dititikberatkan pada
kemampuan petugas medis dalam menjalin hubungan baik dengan pasien maupun dengan petugas lainnya. Upaya untuk disukai oleh pihak lain dalam menjalin
hubungan sangat terkait dengan ketulusan, ketergantungan, kebenaran, kebijaksanaan dan pertimbangan. Semuanya dihubungkan dengan kepercayaan. Faktor-faktor lain
yang biasanya diasosiasikan dengan daya tarik partner dari suatu hubungan adalah kemudahan dan frekuensi dalam berinteraksi, keakraban, perasaan dekat dan
keramahan.
5.3 Pengaruh Pemberian Informasi Medis terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap