pengaruhnya adalah sikap petugas medis, hal ini terlihat dari nilai koefisien regresi yaitu =0,105.
4.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi regresi R
2
= 0,811 menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas kualitas teknis pelayanan medis, sikap petugas medis, penyampaian
informasi medis dan ketersediaan waktu konsultasi mampu menjelaskan variasi pada variabel terikat kepuasan pasien rawat inap sebesar 81,1, selebihnya 18,9
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
regresi yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Kualitas Teknis Pelayanan Medis terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap
Jasa pelayanan pada aspek kualitas tentang teknis pelayanan medis di Rumah
Sakit Umum Methodist Susanna Wesley Medan meliputi: kemampuan dokter dalam menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien, penjelasan dokter tentang hasil
pemeriksaan keluhan utama pertama kali diperiksa, penjelasan dokter tentang kegunaan pemeriksaan penunjang, penjelasan dokter secara rinci tentang hasil
pemeriksaan penunjang dan penjelasan dokter tentang diagnosis penyakit pasien. Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan kualitas teknis pelayanan medis dominan
pada jawaban tidak baik, persentase tertinggi jawaban tidak baik 52,2 tentang penjelasan dokter secara rinci tentang hasil pemeriksaan penunjang.
Hasil uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda menunjukkan kualitas teknis pelayanan medis dalam jasa pelayanan medis berpengaruh terhadap
kepuasan pasien rawat inap p0,05. Mengacu kepada hasil uji dapat dijelaskan bahwa kualitas teknis pelayanan medis yang ditampilkan dalam jasa pelayanan rumah
sakit akan meningkatkan kepuasan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harapan pasien rawat inap
tentang pelayanan medis paling tinggi tentang pemberian informasi medis 85,5 serta sikap dokter dalam pelayanan pasien 82,6. Berdasarkan hal tersebut penulis
Universitas Sumatera Utara
mengasumsikan bahwa pelayanan medis di rumah sakit mempunyai kecenderungan bahwa pasien lebih memperhatikan aspek pemberian informasi medis dan sikap
petugas medis dalam melayani pasien. Pelayanan medis yang berkualitas secara teknis terkait dengan kemampuan
petugas medis. Menurut Mangkunegara 2002 kemampuan menunjukkan bahwa kemampuan merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang dalam menyelesaikan
tugasnya secara cepat dan tepat, efektif dan efisien sesuai dengan metode atau standar kerja yang diwujudkan dalam pelaksanaan tugasnya. Implementasi kemampuan
dalam pelayanan medis dapat dilakukan melalui teknik menangani pasien yang berobat ke rumah sakit sesuai dengan kondisi pasien dan jenis penyakit yang
dideritanya. Penelitian Artati 2005 menyimpulkan bahwa dalam pelayanan di Rumah
Sakit Pelabuhan Surabaya Cabang Semarang, faktor kualitas pelayanan medis dalam hal ketepatan hasil pemeriksaan berhubungan dengan kebutuhan dan kesediaan pasien
dalam memanfaatkan pelayanan rawat inap. Penelitian Artati menyarankan untuk meningkatkan kualitas teknis pelayanan melalui pelatihan.
Pelayanan rawat inap di rumah sakit adalah pelayanan pasien yang perlu menginap untuk keperluan observasi, diagnosis dan terapi bagi individu dengan
keadaan medis, bedah, kebidanan, penyakit kronis atau rehabilitasi dan memerlukan pengawasan dokter setiap hari. Kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan indikasi
penyakit yang dialami pasien dapat dinyatakan dalam dua kategori yaitu kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
yang dirasakan dan kebutuhan yang tidak dirasakan. Meski tidak semuanya, kebutuhan yang dirasakan diterjemahkan sebagai permintaan. Sebagian besar
kebutuhan yang tidak dirasakan dapat menjadi kebutuhan yang dirasakan. Sebaliknya dapat terjadi permintaan yang sebenarnya tidak dibutuhkan, dan petugas kesehatan
harus mengurangi kategori permintaan yang tidak dibutuhkan. Kebutuhan pasien terhadap pelayanan rawat inap di rumah sakit menjadi
bagian dari jasa pelayanan medis harus memperhatikan kualitas teknis pelayanan medis. Kajian tentang hal kualitas pelayanan dapat diacu secara spesifik tentang
kompetensi interpersonal yang dapat dilihat dari sikap profesional sebagai cermin dari kemampuan competence, yaitu memiliki pengetahuan knowledge, ketrampilan
skill, bisa dilakukan ability ditunjang dengan pengalaman experience. Oleh karena itu, keprofesionalan tidak mungkin muncul tiba–tiba tanpa melalui perjalanan
waktu. Kemampuan petugas medis terdiri dari: 1 kemampuan teknis yang dimiliki
oleh setiap orang untuk menyelesaikan tugasnya, 2 kemampuan interpersonal hubungan antar pribadi dan 3 konseptual, dengan kadar kebutuhan yang berbeda.
Kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan, metode, teknik dan alat yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan, untuk
melakukan tugas–tugasnya. Kemampuan interpersonal adalah kemampuan menilai orang–orang dan kemampuan dalam bekerja bersama orang, termasuk suatu
pengertian tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang efektif. Kemampuan
Universitas Sumatera Utara
konseptual adalah kemampuan mengetahui kekompakan organisasi keseluruhan dan peranan dirinya dalam organisasi.
Menurut
Menurut Peltier dan Dahl 2009 dalam penelitiannya tentang the Relationship Between Employee Satisfaction and Hospital Patient Experiences
yang dimuat dalam Jurnal University of Wisconsin menemukan bahwa rumah sakit yang pasiennya
mendapatkan pelayanan yang baik memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Faktor yang menjelaskan tingkat kepuasan pasien adalah kinerja petugas medis dan
keperawatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Bleich et al 2007 dalam penelitian tentang how does satisfaction
with the health-care system relate to patient experience? yang dimuat dalam Bulletin
of the World Health Organization menemukan bahwa di seluruh Amerika Serikat dan
Eropa, kepuasan konsumen berperan penting dalam reformasi pelayanan keperawatan dan kesehatan. Ukuran pengalaman pasien dimaksudkan untuk merespon sistem
kesehatan, sesuai konsep yang dikembangkan oleh WHO bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan keselamatan pasien
membutuhkan perhatian besar sebagai petugas medis di rumah Semakin pentingnya pengalaman pasien dan kepentingan yang berkelanjutan dalam membandingkan
kepuasan masyarakat dengan sistem kesehatan di seluruh negara yang berbeda dan periode waktu menunjukkan perlunya untuk menggambarkan hubungan antara
pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Pengaruh Sikap Petugas Medis terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap