65 Adapun tanggung jawab pelaku usaha dalam Undang-Undang No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mulai dari Pasal 19 sampai dengan Pasal 28 Undang-Undang No. 8 tahun 1999.
1. Tanggung Jawab Pelaku Usaha kepada Konsumen
Dimana apabila Pelaku Usaha melakukan tindakan yang menimbulkan kerugian terhadap Konsumen berdasarkan Pasal 19 Undang-Undang Perlindungan
Konsumen maka pelaku usaha bertanggung jawab untuk : a. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
b. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis
atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
yang berlaku. c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari
setelah tanggal transaksi. d. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2
tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.
e. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut
merupakan kesalahan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
66 Pelaku usaha yang memproduksi barang yang memiliki manfaat yang
berkelanjutan bertanggung jawab untuk menyediakan suku cadang dan fasilitas purna jual serta wajib memenuhi jaminan atau garansi. Hal ini terdapat dalam
Pasal 25 yaitu : a. Pelaku usaha yang memproduksi barang yang pemanfaatannya
berkelanjutan dalam batas waktu sekurangkurangnya 1 satu tahun wajib menyediakan suku cadang danatau fasilitas purna jual dan wajib
memenuhi jaminan atau garansi sesuai dengan yang diperjanjikan. b. Pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bertanggung jawab atas
tuntutan ganti rugi danatau gugatan konsumen apabila pelaku usaha tersebut:
1 tidak menyediakan atau lalai menyediakan suku cadang danatau fasilitas perbaikan;
2 tidak memenuhi atau gagal memenuhi jaminan atau garansi yang diperjanjikan.
Dalam bidang hukum kontrak, ketentuan pasal ini memperlihatkan bahwa suatu kontrak tidak hanya mengikat dalam tahpan pelaksanaan kontrak, tetapi juga
mengikat dalam tahapan pasca pelaksanaan kontrak.
56
Sesuai ketentuan pasal tersebut, pelaku usaha wajib menyediakan suku cadang danatau fasilitas purna
jual, demikian pula wajib memenuhi jaminan atau garansi sesuai denga yang diperjanjikan, sepanjang pelaku usaha yang bersangkutan memproduksi barang
56
Ahmadi Miru Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Ed 1-5, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 hal. 157.
Universitas Sumatera Utara
67 yang pemanfaatannya berkelanjutan dalam batas waktu sekurang-kurang nya satu
tahun. Kewajiban menyediakan suku cadang atau fasilitas purna jual yang
dimaksud tidak tergantung ada atau tidaknya ditentukan dalam perjanjian. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa walaupun perjanjian para pihak tidak
menentukan, konsumen tetap memiliki hak menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha yang bersangkutan berdasarkan perbuatan melanggar hukum, apabila
kewajiban menyediakan suku cadang atau fasilitas purna jual tersebut diabaikan pelaku usaha. Berbeda dengan ketentuan yang menyangkut jaminan atau garansi,
Undang-Undang Perlindungan Konsumen menggantungkan pada substansi perjanjian para pihak.
Pelaku usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa memiliki tanggung jawab sebagaimana terdapat dalam Pasal 26 yaitu pelaku usaha yang
memperdagangkan jasa wajib memenuhi jaminan danatau garansi yang disepakati danatau yang diperjanjikan. Ketentuan pasal tersebut merupakan
pengaturan kembali substansi ketentuan yang telah ada dalam KUHPerdata tentang wanprestasi agar terdapat juga ketentuannya dalam Undang-Undang
Perlindungan Konsumen. Dalam pasal ini kewajiban memenuhi jaminan danatau garansi atas jasa
yang diperdagangkan oleh pelaku usaha digantungkan syarat pada isi perjanjian. Hal ini memberikan konsekuensi bahwa apabila dalam perjanjian tidak ditentukan
kewajiban pelaku usaha tersebut, maka dengan sendirinya konsumen tidak dapat menuntut pemenuhan itu dari pelaku usaha. Konsumen tidak dapat menggunakan
Universitas Sumatera Utara
68 alasan perbuatan melanggar melawan hukum atas dasar ketentuan Undang-
Undang Perlindungan Konsumen.
2. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Importir Kepada Konsumen