68 alasan  perbuatan  melanggar  melawan  hukum  atas  dasar  ketentuan  Undang-
Undang Perlindungan Konsumen.
2. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Importir Kepada Konsumen
Bagi pelaku usaha yang merupakan perusahaan yang berhubungan dengan ekspor dan impor maka pelaku usaha mempunyai tanggung jawab yang dijelaskan
dalam Pasal 21 yaitu : a.  Importir barang bertanggung jawab sebagai pembuat barang yang diimpor
apabila  importasi  barang  tersebut  tidak  dilakukan  oleh  agen  atau perwakilan produsen luar negeri.
b.  Importir  jasa  bertanggung  jawab  sebagai  penyedia  jasa  asing  apabila penyediaan jasa asing tersebut tidak dilakukan oleh agen atau perwakilan
penyedia jasa asing. Walaupun  importir  barang  bertanggung  jawab  sebagai  pembuat  barang
diimpor danatau sebagai pembuat barang diimpor danatau sebagai penyedia jasa asing,  akan  tetapi  tidaklah  dapat  ditafsirkan  ke  dalam  kedudukan  sebagai
perwakilan. Oleh karena jika sebagai perwakilan memberikan konsekuensi seolah importir  sebagi  penghubung  kepentingan  konsumen  dengan  pembuat  barang
impor  atau  penyedia  jasa  asing  yang  tunduk  pada  ketentuan  UUPK,  padahal UUPK tidak menjangkau pelaku usaha asing. Hal  ini menjadikan  kerugian  yang
diderita importir akibat cacat produksi barang danatau jasa impor, menjadi urusan pribadi  importir  yang  bersangkutan.  Importir  dapat  menuntut  produsen  luar
negeri, tetapi bukan mewakili konsumen Indonesia dan bukan berdasarkan UUPK melainkan berdasarkan ketentuan dalam Kontrak Dagang internasional.
Universitas Sumatera Utara
69
3. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Periklanan Kepada Konsumen
Sedangkan  bagi  pelaku  usaha  yang  merupakan  perusahaan  periklanan memiliki tanggung  jawab apabila terjadi  kerugian pada konsumen  yang terdapat
dalam Pasal 20  yaitu pelaku usaha periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.
Pengaturan  merupakan  langkah  untuk  mengantisipasi  anggapan dikalangan  pelaku  usaha  periklanan,  yang  beranggapan  iklan  seolah-olah
merupakan  alat  promosi  belaka  yang  tidak  memiliki  akibat  hukum.  Sekalipun iklan tersebut secara nyata dapat merugikan konsumen.
Akan  tetapi  Pelaku  usaha  periklanan  hanya  bertanggung  jawab  terhadap akibat  yang  ditimbulkan  oleh  kreasinya  sendiri,  sehingga  bukan  menyangkut
informasi  yang  disampaikannya.  Soal  kesalahan  informasi  yang  disampaikan, seharusnya  pihak  yang  bertanggungjawab  adalah  pelaku  usaha  pemesan  iklan
yang  bersangkutan.  Kemungkinan  pelaku  usaha  periklanan  dapat  dimintakan tanggung jawab, apabila  informasi  yang diterimanya dari pelaku usaha pemesan
iklan  diketahuinya  tidak  benar,  namun  pelaku  usaha  tetap  memproduksi  iklan yang dimaksud.
Iklan  merupakan  media  positif  bagi  konsumen  untuk  memperoleh informasi  yang  dapat  membedakan  dengan  produk  lain,  maka  harus  ada  upaya
untuk mencegah hal-hal yang dapat menimbulkan ekses negative berupa informasi yang  tidak  benar  atau  menyesatkan.  Hakikat  iklan  merupakan  janji  dari  pihak
pelaku usaha pemesan iklan. Hal ini menjadikan iklan dalam berbagai bentuknya
Universitas Sumatera Utara
70 mengikat  pihak  pemesan  iklan  dengan  segala  akibatnya.
57
Dengan  demikian pelaku  usaha  pemesan  iklan  dan  dalam  keadaan  tertentu  juga  perusahaan
periklanan  bertanggung  jawab  atas  kerugian  konsumen  baik  berdasarkan wanprestasi maupun berdasarkan perbuatan melanggar hukum.
4. Tanggung Jawab Pelaku Usaha Kepada Pelaku Usaha Lain