3.3. Tahapan Pembuatan FMEA Secara Umum
5
Mode kegagalan adalah suatu keadaan di mana proses dapat berpotensi gagal memenuhi persayaratan proses atau disain. Mode kegagalan dapat berupa
penyebab terhadap potensi kegagalan pada proses selanjutnya atau dampak dari Pada saat membuat FMEA, ruang lingkup FMEA harus ditentukan
terlebih dahulu. Tujuannya agar analisis tidak melebar dan memerlukan waktu lebih lama sehingga tidak focus. Ruang lingkup ini dapat ditentukan dengan
mengetahui urutan-urutan proses, karena pada waktu dilakukan analisis kegagalan suatu proses, bisa jadi analisis akan mundur lagi ke proses
sebelumnya karena ternyata potensi kegagalan disebabkan pada proses pertama, bahkan lebih besar kemungkinannya. Walaupun aka nada beberapa
asumsi yang dipakai pada saat menganalisis suatu proses, misalnya input suatu proses dianggap sudah benar, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa di
proses sebelumnya harus ditambahkan suatu tindakan pencegahan supaya output yang dihasilkan benar.
Metode FMEA didasarkan pada proses brainstorming pengungkapan pendapat yang sistematis yang ditujukan untuk menyingkap kegagalan yang
mungkin terjadi di dalam suatu sistem atau proses. Hal itu sangat penting mengingat keandalan dengan tingkat tinggi sangat diharapkan bisa tercapai
pada tahap proses produksi, bahkan pada tahap awal perancangan.
3.3.1. Penentuan Mode Kegagalan yang Potensial Pada Setiap Proses
5
Ibid. hal 27
Universitas Sumatera Utara
potensi kegagalan pada proses sebelumnya. Asumsi yang digunakan incoming materials are correct.
Ada empat jenis mode kegagalan yang dapat terjadi. Jenis pertama dan kedua jarang terjadi dan lebih sering terlihat. Jenis ketiga dan keempat
seringkali tidak teridentifikasi pada saat membuat FMEA. Keempat jenis tersebut yaitu:
1. No function: proses tidak berfungsi secara total atau tidak dapat
dioperasikan. 2.
Partialover function: tidak memenuhi spesifikasi secara keseluruhan. 3.
Intermittent function: memenuhi spesifikasi tetapi tidak dapat berfungsi penuh karena ada pengaruh faktor luar, misalnya temperatur, kelembaban
dan lingkungan. 4.
Unintended function: maksudnya interaksi beberapa bagianelemen yang telah benar secara individu, tetapi tidak menghasilkan performansi yang
diinginkan bila disatukan. Secara umum, potensi mode kegagalan dapat dikategorikan sebagai
berikut: a.
Manufacturing dimensi, permukaan b.
Assembly missing part, misoriented c.
Receivinginspection terima part cacat, menolak part berkualitas d.
Testinginspection terima partproduk cacat, menolak partproduk berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
Sebaiknya menuliskan semua jenis mode kegagalan yang dapat terjadi. Bila ada satu atau lebih jenis mode kegagalan yang dapat dipastikan tidak akan
terjadi, maka tidak perlu dituliskan dalam form FMEA. Gunakan istilah fisik atau teknis yang spesifik seperti “cutting length kepanjangan” atau “cutting
length kependekan” daripada “cutting length tidak sesuai spesifikasi”.
3.3.2. Penentuan DampakEfek Kegagalan Potensial
Dampak kegagalan potensial adalah dampak yang ditimbulkan dari suatu kegagalan terhadap konsumen. Konsumen dalam menganalisis FMEA
meliputi: 1.
Downstream usernext user, yaitu proses berikutnya sesuai aliran proses. 2.
Ultimate customer, yaitu konsumen akhir. 3.
Vehicle operation, yaitu proses operasi dari kendaraan. 4.
Operator safety, yaitu keamanan operator, baik operator di pabrik produsen ataupun di pabrik perakitan.
5. Compliance with government regulation, yaitu kesesuaian terhadap
peraturan pemerintah, misalnya batas emisi yang diizinkan. 6.
Machineequipment, yaitu efek terhadap mesin atau peralatan lainnya, misalkan menjadi cepat aus atau mudah rusak.
Bila efek berupa pelanggaran terhadap peraturan pemerintah, sebaiknya dicantumkan identitasreferensi peraturan untuk memudahkan analisis lebih
lanjut.
Universitas Sumatera Utara
3.3.3. Penentuan Nilai Severity S