Bahan yang Digunakan Mesin dan Peralatan Produksi

e. Sap Wood yang terang tidak mati warna maksimum 50 dari lebar komponen, biru, dan hitam diperbolehkan f. Jenis kayu harus sesuai dengan kontrak g. Moisture Content MC harus sesuai dengan kontak h. Compression Failure patah tebu tidak diizinkan i. Tidak diperbolehkan Any unsound defect setiap cacat unsound, seperti: pecah dalam honey combing, retak memanjang, mata kayu mati dan lain-lain. j. Tidak diperbolehkan Decay busuk.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam untuk mempelancar terjadinya proses produksi di PT. Mahogany Lestari dapat dikelompokkan atas bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan. a. Bahan Baku PT. Mahogany Lestari menggunakan bahan baku berupa kayu setengah jadi atau kayu belahan dengan jenis kayu durian yang bersumber dari daerah Tebing Tinggi, Binjai dan Bahorok. b. Bahan Penolong Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Mahogany Lestari adalah kertas ampelas, kertas ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu dari produk yang dihasilkan agar mutu produk menjadi lebih baik. Universitas Sumatera Utara c. Bahan Tambahan Adapun bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi adalah : 1. Label, digunakan untuk menunjukkan spesifikasi dari produk yang akan dikirim. 2. Karton Pengaman Siku, digunakan untuk melindungi produk dari goresan pada sisi daun pintu saat pengiriman. 3. Plat BajaPlat Plastik, digunakan untuk mengikat bundelan daun pintu yang telah dibungkus plastik. 4. Plastik, digunakan untuk membungkus daun pintu yang telah selesai dirakit. 5. Lem Syntheco, digunakan sebagai bahan perekat antara komponen-komponen profil untuk penyambung rail, mullion dan style dengan menggunakan dowel. 6. Tepung Dempul, digunakan untuk menutupi sambungan dari kayu supaya produk yang terbentuk kelihatannya satu bagian. Untuk pemakaian tepung dempul biasanya dicampur dengan air sebelum digunakan.

2.6.3. Uraian Proses

Uraian proses produksi dapat dilihat berdasarkan contoh model daun pintu Colonial 8P, karena proses produksinya memberikan gambaran terhadap proses produksi model daun pintu lainnya dan keseluruhan dari proses produksi yang terjadi dilantai produksi pabrik. Gambar daun pintu dapat dilihat pada Gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara TR BR ST ST P P P P P P P P M M M M MR MR MR Gambar 2.2. Daun Pintu Model Colonial 8P Keterangan untuk setiap komponen-komponen daun pintu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Style ST merupakan bingkai paling luar dari sebuah pintu sebelah kiri dan kanan. Pada sebuah daun pintu terdapat 2 buah style yang masing-masing beralur yang sudah dibor pada kedua ujungnya sebagai tempat pasak yang disebut dowel. Universitas Sumatera Utara 2. Top Rail TR merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan pada kedua ujungnya. TR berada dibagian atas daun pintu dan digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M. 3. Medium Rail MR merupakan komponen yang beralur pada kedua sisi dan ujungnya. MR digabungkan dengan komponen ST, Panel, dan M dan terdapat 3 unit MR pada daun pintu jenis ini. 4. Bottom Rail BR merupakan komponen yang beralur pada salah satu sisinya dan kedua ujungnya. BR berada pada bagian bawah pintu dan digabungkan dengan komponen ST, Panel dan M. 5. Mullion M merupakan balok beralur pada kedua sisinya yang akan digabungkan pada komponen-komponen panel disisi kiri dan kanannya, sedangkan dikedua ujungnya dibor dan digabungkan dengan komponen TR- MR. MR-MR dan MR-BR, terdapat 4 unit M pada daun pintu jenis ini. 6. Panel adalah lembaran kayu berbentuk segi empat yang telah diberi profil bentuk sudut, dimana terdapat 8 unit panel pada daun pintu jenis ini. Proses produksi daun pintu untuk tipe Colonial 8P dapat dilihat dari block diagram pada Gambar 2.3. Universitas Sumatera Utara Penyortiran Bahan Baku Pengeringan Blanking Cutting Rolling Laminating Pemotongan Bersih Moulding Pembuatan Profil Pengeboran Perakitan Shanding Finishing Packing Gambar 2.3. Block Diagram Proses Produksi Daun Pintu Tipe Colonial 8P Universitas Sumatera Utara

1. Penyortiran

Penyortiran merupakan tahap awal yang dilakukan pada proses produksi daun pintu. Tujuan proses ini adalah untuk menyortirmemilih batangan kayu berdasarkan spesifikasi yang telah ditetapkan. Proses penyortiran ini dilakukan digudang bahan kering.

2. Pengeringan

Tujuan proses pengeringan dalam pengolahan kayu adalah sebagai berikut : a. Meminimumkan kadar air pada balok kayu menjadi 11-12 b. Mencegah serangan jamur dan serangga perusak balok kayu c. Meningkatkan kekuatan kayu agar mudah dikerjakan untuk proses berikutnya. Proses pengeringan yang dilakukan di PT. Mahogany Lestari terdiri dari dua jenis pengeringan yaitu pengeringan secara alami yang memanfaatkan sinar matahari langsung yang diletakkan digudang lapangan dan pengeringan dalam ruangan pengering atau Kiln Dryer KD. Pengeringan alami sangat lambat dan bergantung kepada keadaan cuaca alam, baik dari intensitas panas matahari maupun sirkulasi udara yang terjadi disekeliling susunan balok kayu tersebut. Pengeringan di lapangan dilakukan selama ±3 hari, setelah 3 hari balok kayu kemudian diangkut ke KD dengan forklift untuk pengeringan selanjutnya. Kiln Dryer KD berjumlah 8 kamar, dimana proses pengeringan ini dilakukan selama ± 20 hari dengan suhu 70 -80 yang bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai 12. Selain utnuk mengurangi kadar air pada balok kayu, di KD juga dilakukan pemberian obat anti rayap. Untuk mengukur Universitas Sumatera Utara kadar air digunakan alat ukur jenis tokok yang bentuknya seperti jarum suntik yang dimasukkan ka dalam kayu sehingga kadar air dapat diketahui. Balok kayu hasil pengeringan di KD kemudian diangkut ke lantai produksi yaitu ke bagian Blanking untuk proses selanjutnya.

3. Blanking Pengetaman Dua Sisi

Blanking merupakan proses pengetaman awal, dimana bagian yang diketam adalah sisi atas dan sisi bawah dari balok kayu. Mesin yang digunakan pada proses ini adalah Blanking Planner. Balok kayu hasil pengetaman awal ini kemudian dibawa ke bagian pemotongan cutting.

4. Cutting Pemotongan

Balok kayu yang telah mengalami proses pengetaman awal kemudian dipotong dengan menggunakan mesin under cut sesuai dengan ukuran yang ditentukan dan dilebihkan sebanyak 2-3 cm per komponen.

5. Rolling Pelurusan

Balok kayu yang telah dipotong kasar, kemudian dibawa ke bagian rolling yang bertujuan untuk meluruskan kayu-kayu yang bengkok dengan mesin Rolling.

6. Laminating Penyambungan

Proses ini dilakukan untuk panel atau untuk komponen-komponen yang lebarnya kurang dari bahan baku. Dalam proses ini kayu yang telah dipotong dan diluruskan kemudian digabungkan, setelah itu dilakukan proses penyambungan yang disebut dengan laminating. Mesin yang digunakan Universitas Sumatera Utara adalah Hot Press. Pada proses ini kayu yang digabungkan adalah kayu yang grade dan warnanya sama sehingga tidak mengurangi mutu kayu tersebut.

7. Pemotongan bersih

Pada bagian ini, kayu dipotong sesuai dengan ukurannya yang disesuaikan dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan untuk diproduksi. Setelah dilakukan pemotongan bersih, kayu dibawa ke bagian moulding untuk proses selanjutnya.

8. Moulding Pengetaman Empat Sisi

Pada proses ini, balok kayu diketam pada keempat permukaan sisinya. Proses ini bertujuan untuk mencegah adanya permukaan yang tidak rata akibat pemotongan pada kayu. Moulding berbeda dengan Blanking, selain menggunakan mesin yang berbeda, blanking hanya bertujuan untuk menghaluskan dua sisi permukaan saja yaitu sisi atas dan sisi bawah sedangkan pada proses moulding bertujuan untuk menghaluskan keempat sisinya.

9. Pembuatan Profil

Proses ini bertujuan untuk membuat profilpola. Pembuatan profil ada dua yaitu pembuatan profil panjang dengan menggunakan mesin shaper dan profil pendek dengan menggunakan mesin Double End.

10. Pengeboran

Proses pengeboran dilakukan untuk masing-masing komponen, komponen yang dikerjakan adalah ST yang menggunakan meisn Six Head Bor, dan TR. Universitas Sumatera Utara MR,BR, serta M menggunakan mesin Double Head Bor dan Single BorOne Head Bor.

11. Perakitan

Komponen-kompopnen MR, M, BR, P, dan dowel dirakit secara manual. Setelah itu dilakukan penyatuanperakitan komponen-komponen tersebut dengan ST dan TR dengan menggunakan mesin Door Press.

12. Shanding Penghalusan

Setelah dilakukan perakitan, produk tersebut dibawa ke bagian shanding, proses ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan pintu, mesin yang digunakan adalah mesin Shanding, dan selain itu juga dilakkukan pembersihan abu dengan menggunakan air gun.

13. Finishing Pendempulan

Proses ini dilakukan secara manual yaitu melakukan pendempulan pada bagian yang kasar atau untuk menutupi lubang-lubang kecil yang ada dipermukaan pintu.

14. Packing

Proses ini diawali dengan pemberian label dan karton pengaman, kemudian menyatukan pintu pada satu bundelan 10 pintu lalu pemberian plastik yang dibungkus secara manual.

2.6.4. Mesin dan Peralatan Produksi

Adapun mesin dan peralatan yang digunakan untuk kelancaran proses produksi di lantai produksi pada PT. Mahogany Lestari adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

2.6.4.1. Mesin Produksi

Adapun mesin-mesin yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah 1 Blanking Planner Wellsaw Mengetam kedua sisi permukaan komponen pintu Dimensi 950 mm x 830 mm x 1230 mm 3 Lebar maksimum ketam 500 mm Tebal maksimum ketam 200 mm Tebal minimum ketam 8 mm Panjang minimum ketam 220 mm Jumlah pisau 4 Berat 476 kg 2 Under Cut Forester-900 Memotong kayu menjadi komponen Dimensi 1020 mm x 180 m x 90 mm 4 Kecepatan putar 4700 rpm Diameter pisau maximum 200 mm Berat 77 kg 3 Radial Arm Saw Scromab- Italy Memotong komponen pintu sesuai ukuran Dimensi 1110 mm x 1000 mm x 1665 mm 3 Kecepatan putar pisau 2840 rpm Jangkauan maksimum 620 mm Berat 220 kg 4 Rip Saw Kuang Yung Membelah komponen pintu Dimensi 1669 mm x 1045 mm x 1356 mm 4 Panjang minimum 200 mm Ketebalan 10-85 mm Berat 924 kg Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari Lanjutan No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah 5 Spinder Moulder CMP-523 Mengetam komponen di empat sisi Dimensi 3200 mm x 1520 mm x 1542 mm 3 Lebar maksimum 160 mm Lebar minimum 25 mm Tebal maksimum 100 mm Tebal minimum 10 mm Panjang meja depan 1475 mm Berat 2125 kg 6 Shaper Panel ABE-CN Membuat profil pada panel Ukuran Meja 480 mm x 690 mm 2 Daya 5 Hp Voltase 380 V 7 Shaper komponen ABE-CN Membuat profil pada panel Ukuran meja 900 mm x 700 mm 3 Dimensi 900 mm x 700 mm x 995 mm Daya 5 Hp Voltase 380 V 8 Double End Thai Chan Taiwan Membuat profil pendek pada komponen Daya 5 Hp 1 Voltase 380 V 9 Six Head Bor Champ Fond Membuat lubang pada komponen ST Daya 1 Hp 1 Voltase 220 V Jumlah mata bor 6 unit Dimensi 700 mm x 1005 mm x 950 mm Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari Lanjutan No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah 10 One head bor Kin Kong Membuat lubang di sisi komponen Daya 1 Hp 1 Voltase 220 V Jumlah mata bor 1 unit Dimensi 576 mm x 520 mm x 876 mm Berat 98 kg 11 Double head bor Thai Chan Taiwan Membuat lubang di sisi komponen Daya 1 Hp 1 Voltase 220 V Jumlah mata bor 2 unit 12 Door Press CMP-523 Perakitan daun pintu Daya 1,5 KW 2 Voltase 220 V Dimensi 200 cm x 210 mm x 100 cm 13 Automatic Round Dowell Machine LCS Membuat dowell Daya 3 Hp 2 Voltase 380 V Dimensi 56 cm x 41 cm x 25 cm 14 Master Shander SbF Menghaluskan permukaan pintu Daya 9,4 HP 2 Voltase 220 V Dimensi 3860 mm x 1530 mm x 1430 mm Berat 300 kg 15 Rolling Machine ABE-CN Meluruskan kayu Daya 9,4 HP 4 Voltase 220 V Dimensi 710 mm x 570 mm x 560 mm Universitas Sumatera Utara Tabel 2.5. Daftar Mesin Produksi yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari Lanjutan No. Nama Mesin Merek Fungsi Spesifikasi Jumlah 16 Band Saw Kuang Yung Membentuk panel Kedalaman potong 155 mm 1 Lebar pemotongan 300 mm Panjang pisau 2085 mm Ukuran meja 355 mm x 355 mm Berat 68 kg 17 Hot Press Kuang Yung Mengelem komponen produk Dimensi 2950 mm x 2715 m x 550 mm 5 Daya 9,4 HP Voltase 220 V Sumber : Bagian Produksi PT. Mahogany Lestari Universitas Sumatera Utara

2.6.4.2. Peralatan

Adapun peralatan yang digunakan PT. Mahogany Lestari untuk melakukan proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Daftar Peralatan yang Digunakan di PT. Mahogany Lestari No. Nama Peralatan Fungsi Jumlah unit 1 Air Gun Membersihkan produk dari debu dengan cara menyemprotkan produk dengan udara bertekanan tinggi 9 2 Dryer Memanaskan plastik pembungkus agar rekat satu sama lain 2 3 Forklift Alat angkut untuk memindahkan material 3 4 Handlift Alat angkut untuk memindahkan material yang digerakkan dengan cara manual 2 5 Cutter Menyisip produk dengan kulit kayu 20 6 Meja Penyisipan Meja untuk melakukan penyisipan 20 7 Pahat Merapikan produk dari permukaan yang kurang rata 20 8 Handshanding Menghaluskan produk dengan cara menggosok secara manual 8 9 Mesin Packing Mengikat produk kedalam satu bundelan 1 10 Meteran Mengukur ukuran kayu yang digunakan 100 11 Jangka Sorong Mengukur diameter dan ukuran dari pembentukan lubang dan profil 10 Sumber : Bagian Produksi PT. Mahogany Lestari Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Kualitas

3 ∗ Menurut Vincent Gasperz Definisi kualitas sangatlah bervariasi, menurut para pakar dibidang kualitas, kualitas didefinisikan sebagai berikut: Kualitas adalah sebagai konsistensi peningkatan dan penurunan variasi karakteristik produk, agar dapat memenuhi spesifikasi dan kebutuhan, guna meningkatkan kepuasan pelanggan internal maupun external. ∗ Menurut Deming Kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan di masa mendatang ∗ Menurut Feigenbaum Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintanance, di mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Untuk dapat mempertahankan kualitas produk maka diperlukan aktivitas pengendalian kualitas. Aktivitas tersebut dilakukan untuk mereduksi variabilitas dari proses dan produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas 3 Hidayat, Anang, Strategi Six Sigma, hal 160 Universitas Sumatera Utara