Aturan 61 Aturan 62 Aturan 66 Aturan 67

Dari Tabel 5.21, diperoleh aturan-aturan yang memiliki daerah hasil fungsi implikasi minimum yang dapat dilihat pada Tabel 5.22. Misalkan, untuk aturan 61, nilai S berkategori M Moderate, nilai O berkategori M Moderate dan nilai D berkategori VL Very Low memiliki nilai minimum 0,25 dan berdasarkan aturan fuzzy di Tabel 5.16, menghasilkan nilai FRPN berkategori M-H Moderate- High. Tabel 5.22. Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum Aturan S = 5 O = 7 D = 2 Nilai A min Nilai Fuzzy RPN Kategori μS[x] Kategori μO[x] Kategori μD[x] 61 M 1 M 0,25 VL 0,33 0,25 M 62 M 1 M 0,25 L 0,67 0,25 M-H 66 M 1 H 0,75 VL 0,33 0,33 M-H 67 M 1 H 0,75 L 0,67 0,67 H

1. Aturan 61

Pada saat μFRPN[x] = 0,25, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output Moderate M, yaitu: a. 0,25 = x-200100 25 = x-200 x = 225 b. 0,25 = 400-x100 25 = 400-x x = 375 Berdasarkan nilai tersebut, maka batas nilai untuk μFRPN, menjadi: Universitas Sumatera Utara [ ]                 ≥ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ = 400 400 375 100 400 375 225 25 , 225 200 100 200 200 X μFRPN x x x x x x x Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk μFRPN tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.22. μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Gambar 5.22. Grafik Fungsi Output Aturan 61

2. Aturan 62

Pada saat μFRPN[x] = 0,25, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output Moderate-High M-H, yaitu: a. 0,25 = x-300100 25 = x-300 x = 325 b. 0,25 = 500-x100 25 = 500-x x = 475 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai tersebut, maka batas nilai untuk μFRPN, menjadi: [ ]                 ≥ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ = 500 500 475 100 500 475 325 25 , 325 300 100 300 300 X μFRPN x x x x x x x Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk μFRPN tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.23. μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Gambar 5.23. Grafik Fungsi Output Aturan 62

3. Aturan 66

Pada saat μFRPN[x] = 0,33, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output Moderate-High M-H, yaitu: a. 0,33 = x-300100 33 = x-300 x = 333 b. 0,33 = 500-x100 33 = 500-x x = 467 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan nilai tersebut, maka batas nilai untuk μFRPN, menjadi: [ ]                 ≥ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ = 500 500 467 100 500 467 333 33 , 333 300 100 300 300 X μFRPN x x x x x x x Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk μFRPN tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.24. μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Gambar 5.24. Grafik Fungsi Output Aturan 66

4. Aturan 67

Pada saat μFRPN[x] = 0,67, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output High H, yaitu: a. 0,67 = x-400100 67 = x-400 x = 467 Universitas Sumatera Utara b. 0,67 = 700-x200 134 = 700-x x = 566 Berdasarkan nilai tersebut, maka batas nilai untuk μFRPN, menjadi: [ ]                 ≥ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ = 700 700 566 200 700 566 467 67 , 467 400 100 400 400 X μFRPN x x x x x x x Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk μFRPN tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.25. μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Gambar 5.25. Grafik Fungsi Output Aturan 67

B. Komposisi Aturan

Komposisi semua output untuk nilai S = 5, O = 7 dan D = 2 dengan menggunakan aturan maksimum. Grafik komposisi semua output dari seluruh aturan yang memiliki daerah hasil fungsi implikasi minimum dapat dilihat pada Gambar 5.26. Universitas Sumatera Utara μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Gambar 5.26. Komposisi Semua Output Untuk Input S = 5, O = 7 dan D = 2 Berdasarkan perhitungan aplikasi fungsi implikasi tidak terdapat titik potong antara aturan-aturan yang memiliki nilai daerah hasil, sehingga nilai daerah hasil keseluruhan adalah sebagai berikut: [ ]                             ≥ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ ≤ ≤ ≤ − ≤ = 700 700 566 200 700 566 467 67 , 467 450 100 400 450 333 33 , 333 325 100 300 325 225 25 , 225 200 100 200 200 X μFRPN x x x x x x x x x x x x x

C. Proses Defuzzifikasi

Proses defuzzifikasi proses penegasan dilakukan dengan menggunakan metode centroid. Pada tahapan ini, dilakukan dengan pengubahan terhadap himpunan fuzzy pada variabel input efek kegagalan S, peluang kegagalan O dan deteksi kegagalan D yang diperoleh dari komposisi output aturan Universitas Sumatera Utara fuzzy menjadi bilangan crisp tertentu, yaitu nilai FRPN. Daerah solusi fuzzy dapat dilihat pada Gambar 5.27. μ [x] 0,50 0,25 0,75 1 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 Gambar 5.27. Daerah Solusi Fuzzy Input S = 5, O = 7 dan D = 2 Untuk menentukan nilai crisp x, dilakukan dengan membagi daerah solusi menjadi 7 bagian dengan luas masing-masing A1 hingga A7. Momen terhadap nilai keanggotaan masing-masing adalah M1 hingga M7. Perhitungan nilai momen: ∫ − = 225 200 dx x 2 0,01x M1 ∫ − = 225 200 2 dx x 2 0,01x = -12656,25 – -13333,33 = 677,08 ∫ = 325 225 dx 0,25x M2 = 13203,125 – 6328,125 = 6875 Universitas Sumatera Utara ∫ − = 333 325 dx x 3 0,01x M3 ∫ − = 333 325 2 dx x 3 0,01x = -43246,71 – -44010,42 = 763,71 ∫ = 440 333 dx 0,33x M4 = 31944 – 18296,685 = 13647,315 ∫ − = 467 440 dx x 4 0,01x M5 ∫ − = 467 440 2 dx x 4 0,01x = -96686,12 – -103253,33 = 6567,21 ∫ = 566 467 dx 0,67x M6 = 107319,26 – 73059,815 = 34259,445 ∫ − = 700 566 dx x 005 , 3,5 M7 x ∫ − = 700 566 2 dx 005 , 3,5x x = 285833,33 – 258420,51 = 27412,82 Universitas Sumatera Utara Menghitung nilai luas A: 2 Tinggi x Alas A1 = 2 0,25 x 200 - 225 = 125 , 3 = A2 = Panjang x Lebar = 325 – 225 x 0,25 = 25 2 Tinggi sejajar x sisi Jumlah A3 = 2 325 - 333 x 0,33 0,25 + = 2,32 = A4 = Panjang x Lebar = 450 – 333 x 0,33 = 38,61 2 Tinggi sejajar x sisi Jumlah A5 = 2 450 - 467 x 0,33 0,67 + = 8,5 = A6 = Panjang x Lebar = 566 – 467 x 0,67 = 66,33 Universitas Sumatera Utara 2 Tinggi x Alas A7 = 2 0,67 x 566 - 700 = 89 , 44 = Menghitung titik pusat: A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 M7 M6 M5 M4 M3 M2 M1 pusat Titik + + + + + + + + + + + + = 775 , 188 58 , 90202 = 831 , 477 = Maka dapat diperoleh, hasil evaluasi variabel input proses FMEA yaitu Fuzzy RPN dengan nilai Efek kegagalan S = 5, Peluang kegagalan O = 7 dan Deteksi kegagalan O = 2 adalah 477,831. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Analisis Histogram

Berdasarkan hasil pengamatan dan histogram, didapatkan frekuensi terjadinya kegagalan yang berpotensi beresiko terjadi selama proses produksi. Jenis kegagalan tidak tersebar ke seluruh stasiun kerja. Beberapa stasiun kerja yang memiliki tingkat ketelitian dan tingkat kesulitan pengerjaan dinilai yang memiliki resiko terjadinya kegagalan. Seperti stasiun kerja pembentukan komponen dan stasiun kerja pengeboran komponen.

6.2. Analisis Diagram Pareto

Dari diagram pareto, berdasarkan aturan pareto 80-20, diperoleh dua jenis kegagalan yang berpotensi mengakibatkan resiko kegagalan yaitu: 3. Kayu bahan baku patah ataupun retak dengan persentase kumulatif 51,74 4. Konstruksi pintu merenggang dengan persentase kumulatif 75,62 Artinya frekuensi kegagalan yang terjadi dalam proses produksi, 80 merupakan dua jenis kegagalan tersebut. Dan 20 frekuensi lainnya dapat berkurang, jika dua jenis kegagalan tersebut dapat diketahui faktor penyebabnya serta dapat dilakukan perbaikan segera. Universitas Sumatera Utara