Histogram Jenis Kegagalan Proses Produksi Diagram Pareto Jenis Kegagalan Proses Produksi Cause and Effect Diagram Penyebab Kegagalan Proses Produksi

Tabel 5.5. Jenis dan Persentase Kegagalan Proses Produksi No. Jenis Kegagalan Jumlah Kegagalan Persentase Kegagalan 1 Konstruksi pintu merenggang 48 23,88 2 Kayu bahan baku patah ataupun retak 104 51,74 3 Kesalahan pembentukan tidak membentuk pola 13 6,47 4 Kesalahan pengeboran 8 3,98 5 Kayu bahan baku membusuk 26 12,94 6 Kesalahan perakitan 2 0,99 Jumlah 201 100,00

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Histogram Jenis Kegagalan Proses Produksi

Dari rekapitulasi jenis dan jumlah kegagalan proses produksi di Tabel 5.4, dapat ditabulasikan ke dalam bentuk histogram. Histogram jenis dan frekuensi kegagalan proses produksi dapat dilihat pada Gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Histogram Jenis dan Kegagalan Proses Produksi Pada Gambar 5.2, histogram menunjukkan sebaran frekuensi kegagalan pada proses produksi. Data menyebar di keenam jenis kegagalan, di mana jenis kegagalan yang memiliki frekuensi terbesar berada pada jenis kegagalan kayu bahan baku patah ataupun retak dengan frekuensi sebesar 104. Selanjutnya diikuti dengan jenis kegagalan konstruksi pintu merenggang dan kayu bahan baku membusuk. Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Diagram Pareto Jenis Kegagalan Proses Produksi

Dari histogram pada Gambar 5.2, jenis kegagalan dapat diurutkan dari frekuensi yang terbesar hingga yang terkecil dan persentase kegagalan kumulatif yang ditunjukkan dalam Tabel 5.6. Tabel 5.6. Persentase Kegagalan Kumulatif Proses Produksi No. Jenis Kegagalan Jumlah Kegagalan Persentase Kegagalan Persentase Kegagalan Kumulatif 1 Kayu bahan baku patah ataupun retak 104 51,74 51,74 2 Konstruksi pintu merenggang 48 23,88 75,62 3 Kayu bahan baku membusuk 26 12,94 88,56 4 Kesalahan pembentukan tidak membentuk pola 13 6,47 95,03 5 Kesalahan pengeboran 8 3,98 99,01 6 Kesalahan perakitan 2 0,99 100,00 Jumlah 201 100,00 Dari data pada Tabel 5.6 dapat dibentuk Pareto Diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5.3. Dengan menggunakan aturan pareto 80 - 20 Dale H. Besterfield, maka diperoleh dua jenis kegagalan proses produksi yang berada di bawah 80, yaitu: 1. Kayu bahan baku patah ataupun retak 2. Konstruksi pintu merenggang Kedua jenis kegagalan inilah yang akan dibahas pada cause and effect diagram. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Pareto Diagram Jenis dan Kegagalan Proses Produksi

5.2.3. Cause and Effect Diagram Penyebab Kegagalan Proses Produksi

Untuk menganalisis hal-hal yang menyebabkan kegagalan tersebut terjadi, maka akan digunakan cause and effect diagram atau diagram sebab akibat. Dalam penyusunannya, dilakukan teknik sumbang saran brainstorming dengan melibatkan seluruh pekerja di bagian proses produksi. Brainstorming dimaksudkan agar pendapat serta gagasan dapat dikumpulkan mencari penyebab masalah yang mungkin terjadi dalam proses produksi. Dari kegiatan tersebut, diperoleh beberapa kategori faktor utama penyebab cacat, dan dibuat tabel Why- Why. Dari tabel Why-Why, dikelompokkan ke dalam faktor manusia, mesin, Universitas Sumatera Utara metode, material dan lingkungan kerja kemudian dianalisis untuk dibuat cause effect diagram.

5.2.3.1. Cause and Effect Diagram Kayu Bahan Baku Patah Ataupun Retak

Langkah-langkah pembuatan Cause and Effect Diagram penyebab kegagalan kayu bahan baku patah ataupun retak yang ditemukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut: A. Digambarkan panah dengan kotak di ujung kanannya dan ditentukan masalah yang hendak diperbaikidiamati dan adanya tolak ukur yang jelas dari permasalahan tersebut sehingga perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilakukan. Pada kasus ini, permasalahan yang hendak diamati yaitu terjadinya kegagalan kayu bahan baku patah ataupun retak yang ditemukan dalam proses produksi. Kegagalan ini merupakan kegagalan yang paling dominan ditemukan di lantai produksi. Penyelesaian mengenai kualitas produk melalui proses produksi yang menjadi tolak ukur dalam menemukan faktor penyebab kegagalan ini. B. Ditentukan faktor-faktor penyebab utama main causes yang diperkirakan menjadi sumber terjadinya penyimpangan atau yang mempunyai akibat pada permasalahan yang ada tersebut. Digambarkan anak panah yang menunjukkan faktor penyebab yang mengarah pada panah utama. Universitas Sumatera Utara Penyebab utama terjadinya kegagalan ini yaitu pada faktor material bahan baku, mesin-peralatan, lingkungan kerja, metode kerja dan manusia. C. Dicari lebih lanjut faktor-faktor yang lebih terperinci yang mempunyai akibat pada faktor-faktor penyebab utama tersebut. Detail faktor tersebut di kiri kanan gambar panah cabang faktor-faktor utama dan buatlah anak panah ranting menuju ke arah panah cabang tersebut. Pada penelitian ini dicari detail faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas dengan melakukan wawancara dan dilakukan brainstorming. Pertanyaan “Why” atau “mengapa” secara terus-menerus dinilai membantu mendapatkan penyebab masalah. Hasilnya kemudian dbentuk dalam bentuk tabel why-why yang dapat dilihat pada Tabel 5.7. Tabel 5.7. Tabel Why-Why Kayu Bahan Baku Patah Ataupun Retak Why Why Why Why Why Produk cacat Kayu bahan baku patah ataupun retak Proses penyambungan yang tidak optimal Material Temperatur pengeringan tidak diperhatikan Mesin Tidak diperhatikan proses pengeringan di mesin Manusia Penyangga kayu di mesin tidak optimal Mesin Operator tidak teliti dalam menetapkan penyangga kayu Manusia Suhu dan debu yang mengganggu konsentrasi kerja Lingkungan kerja Dari Tabel 5.7, didapatkan akar permasalahan terjadi kegagalan. Penyebabnya kemudian dikelompokkan ke dalam faktor-faktor penyebab utama sebagai berikut: 1. Bahan baku: a. Bagian dalam kayu yang mengering. Sehingga sulit untuk dibentuk atau dibor. Mengakibatkan kayu mudah retakpatah. Universitas Sumatera Utara b. Kayu busuk di bagian dalam akibat proses pengeringan penyambungan yang tidak optimal 2. Mesinperalatan a. Umur mesin dan peralatan yang telah tua. b. Penyangga kayu di mesin yang rusak. Bila ingin digunakan, dibutuhkan ketelitian pekerja dalam pemasangannya. 3. Lingkungan kerja: Pekerjaan operator tidak optimal karena adanya debu di sekitar stasiun kerja dan suhu ruangan yang panas yang tidak mendukung bagi pekerja. 4. Metode kerja a. Komponen daun pintu yang tipis selalu ditumpuk sehingga pada saat pemindahannya ke stasiun kerja berikutnya, kayu berpotensi untuk retak. b. Layout kerja terlalu sempit untuk stasiun kerja door press. 5. Manusia a. Pekerja kurang terampil dalam bekerja. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman para pekerja mengenai metode kerja yang baik digunakan. Seperti pada saat penyatuan komponen daun pintu, kayu diketuk terlalu keras dan pemasangan dowell yang tidak tepat. b. Pekerja jenuh akibat lingkungan kerja yang tidak mendukung dan kerja yang tidak variatif beragam. D. Diperiksa kembali hingga semua item yang berkaitan dengan karakteristik kualitas output telah dicantumkan seluruhnya dalam diagram. Universitas Sumatera Utara E. Dicari faktor-faktor penyebab yang paling dominan. Penyebab utama terjadinya kegagalan ini yaitu pada faktor material bahan baku serta mesin dan peralatan. Faktor lain yang tidak terlalu dominan yaitu lingkungan kerja, metode kerja dan manusia. Diagram sebab-akibat untuk kegagalan kayu bahan baku patahretak yang dapat dilihat pada Gambar 5.4. Manusia Material Mesin Peralatan Lingkungan Kerja Metode Kerja Kayu bahan baku patahretak Kebosanan kejenuhan operator Penyangga kayu di mesin sudah rusak Umur mesin yang telah tua Pekerja kurang terampil Kayu busuk di bagian dalam Proses pemindahan komponen tidak tepat Suhu ruangan yang panas Adanya debu di sekitar stasiun kerja Layout stasiun kerja kurang mendukung sikap kerja pekerja Kayu terlalu kering, sulit dibentuk Gambar 5.4. Cause and Effect Diagram Kayu Bahan Baku PatahRusak

5.2.3.2. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu Merenggang

Dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan Cause and Effect Diagram pada sub bab sebelumnya, diperoleh faktor-faktor penyebab kegagalan konstruksi pintu yang merenggang yang ditemukan dalam proses produksi Universitas Sumatera Utara Hasilnya kemudian dbentuk dalam bentuk tabel why-why yang dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Tabel Why-Why Konstruksi Pintu Merenggang Why Why Why Why Why Produk cacat Konstruksi pintu merenggang Sambungan ditekan terlalu keras Manusia Penyambungan komponen yang tidak tepat Metode Kerja Peralatan yang digunakan tidak sesuai Mesin dan peralatan Sifat alami bahan baku kayu Material Pengeringan kayu di mesin pengeringan tidak optimal Mesin Temperatur terlalu tinggi, sehingga bagian dalam kayu mongering Manusia Dari Tabel 5.8, didapatkan akar permasalahan terjadi kegagalan. Penyebabnya kemudian dikelompokkan ke dalam faktor-faktor penyebab utama sebagai berikut: 1. Manusia: a. Pekerja kurang terampil dalam proses penyatuan komponen daun pintu. 2. Mesinperalatan: pijakan mesin sudah rusak, sehingga sulit untuk digunakan pada saat penyambungan komponen di mesin. Untuk menghasilkan daun pintu yang baik, pekerja sering menggunakan potongan kayu untuk mengetukkan komponen agar dapat menyatu. 3. Bahan baku: kayu membusuk di bagian permukaan. Akibatnya komponen menjadi lapuk dan tidak dapat digunakan kembali. 4. Metode kerja: proses penyambungan komponen di stasiun kerja tidak tepat yang mengakibatkan profil kayu rusak dan tidak tersambung dengan baik. Universitas Sumatera Utara 5. Lingkungan kerja: Pekerjaan operator tidak optimal karena suhu ruangan yang panas dan adanya debu dari stasiun kerja sebelumnya mengganggu konsentrasi pekerja untuk proses yang membutuhkan ketelitian. Faktor utama yang dominan terjadinya kegagalan yaitu faktor manusia, material bahan baku dan metode kerja. Faktor lain yang kurang dominan seperti faktor lingkungan kerja dan mesin-peralatan. Dengan begitu, didapatlah sebuah diagram sebab-akibat atau cause and effect diagram untuk kegagalan konstruksi pintu merenggang yang dapat dilihat pada Gambar 5.5. Manusia Material Mesin Peralatan Lingkungan Kerja Metode Kerja Konstruksi pintu merenggang Suhu ruangan panas Debu dari stasiun kerja lainnya Proses penyambungan yang tidak tepat Kayu busuk di permukaan Pijakan mesin sudah rusak, sulit untuk digunakan Kurang terampil Gambar 5.5. Cause and Effect Diagram Konstruksi Pintu Merenggang Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Failure Mode and Effect Analysis FMEA