Pendidikan Ketenagakerjaan Laju Inflasi

Jumlah penduduk Kota Pematang Siantar terbanyak terdapat di Kecamatan Siantar Utara, yaitu sebanyak 50.978 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Siantar Selatan, yaitu sebanyak 21.700 jiwa. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Siantar Barat 14.992 jiwa km² , sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Siantar Marihat 1.259 jiwa km²

e. Pendidikan

Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Ditingkat pendidikan, Taman Kanak-Kanak TK, jumlah sekolah pada tahun 2006 ada sebanyak 19 buah dengan jumlah guru sebanyak 135 orang dan murid sebanyak 2.110 orang. Jumlah Sekolah Dasar ada sebanyak 164 sekolah dengan jumlah guru 1.668 orang dan jumlah murid sebanyak 32.617 orang. Sementara jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP ada sebanyak 51 sekolah dengan jumlah guru 1.421 dan jumlah murid sebanyak 19.765 orang. Pada tahun yang sama jumlah Sekolah Menengah Atas SMA ada sebanyak 35 sekolah dengan jumlah guru 1.219 orang dan murid 18.016 orang.

f. Ketenagakerjaan

Pertumbuhan tenaga kerja di Kota Pematang Siantar sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Namun pertumbuhan ini tidak sebanding dengan Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah pengangguran. Pada tahun 2006, jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar sebanyak 3.013 orang, dimana pencari kerja terbesar dari tingkat pendidikan SLTA sebanyak 1.788 atau sekitar 59 persen dari total pencari kerja. Jumlah buruh yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kota Pematang Siantar ada sebanyak 15.017 orang.

g. Potensi Wilayah

Wilayah Pematang Siantar memiliki potensi lahan yang cukup luas dan subur untuk dikembangkan menjadi areal pertanian untuk menunjang pertumbuhan industri. Sedangkan keindahan alam daerah merupakan potensi energik untuk pengembangan industri, perdagangan, dan lain-lain. Kegiatan perekonomian terpenting di Pematang Siantar adalah pada sektor pertanian yang menghasilkan bahan pangan dan budidaya ekspor dari perkebunan karet, sawit, dan the , tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sedangkan industri yang berkembang di Pematang Siantar adalah industri pengolahan yang menunjang sektor pertanian meliputi industri makanan, minuman, dan tembakau , industri yang memproduksi barang-barang kebutuhan dalam negeri dan ekspor, meliputi industri logam dasar, mesin dan perlengkapannya, industri kecil dan kerajinan . Kemudian kota ini juga menghubungkan jalan darat ke kabupaten-kabupaten lainnya, seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Sehingga, Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten atau transit wisata ke Danau Toba Parapat. Disamping itu, sektor jasa berkaitan dengan fasilitas perbankan dan jasa perdagangan lainnya serta komunikasi seperti telepon, teleks, faximile, pos dan giro telah cukup berkembang.

4.1.2 Gambaran Perekonomian Kota Pematang Siantar

Setiap tahun perekonomian di Kota Pematang Siantar di warnai dengan berbagai perkembangan berdasarkan berbagai indikator ekonomi. Perkembangan ini dapat terlihat pada masa sebelum dan sesudah krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Sebelum terjadi krisis ekonomi tahun 19971998, perekonomian Kota Pematang Siantar tidak terlalu buruk. Misalnya pertumbuhan ekonomi tahun 1989 sebesar 14,84. Pada saat ini kontribusi dari sektor ekonomi cukup berkembang, selanjutnya pada tahun berikutnya mengalami penurunan walaupun tidak terlalu signifikan sehingga pada tahun 1996 kembali pada posisi 5,22. Hal ini diakibatkan meningkatnya peranan dari beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, industri, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi. Namun sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, terjadi perubahan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Perekonomian mengalami perlambatan. Dampak krisis moneter yang berlangsung sejak semester II 1997 sampai dengan semester I 1998 tersebut berpengaruh terhadap perekonomian misalnya terlihat dari terdepresiasinya nilai dollar, inflasi yang melonjak hingga posisi 40,79 Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 pada semester I tahun 1998, meningkat dari tahun 1997 yang berada pada level 9,96. Disamping itu pengaruh dari sektor non-ekonomi juga turut mempengaruhi perekonomian Indonesia yang selanjutnya berpengaruh terhadap perekonomian Kota Pematang Siantar seperti terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan dan kondisi politik yang tidak stabil. Dalam perkembangan selanjutnya, aktivitas perekonomian Kota Pematang Siantar berusaha bangkit dengan perbaikan berbagai indikator ekonomi yang nantinya akan mempengaruhi ekonomi Kota Pematang Siantar ke arah yang lebih baik. Seperti yang terjadi pada tahun 2003 sampai 2004, pertumbuhan ekonomi tahun 2003 tumbuh 5,82 lebih tinggi dari tahun 2004 yang sebesar 3,82. Disamping itu, indikator ekonomi Kota Pematang Siantar relatif mengalami perbaikan sehingga turut mempengaruhi roda perekonomian Kota Pematang Siantar secara keseluruhan. Begitu juga memasuki tahun 2005, tidak terlalu banyak mengalami perubahan dari tahun 2003, walaupun sedikit diwarnai perkembangan yang cukup ketat akibat kebijakan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak BBM. Pada tahun 2005 terjadi penurunan perekonomian dari tahun sebelumnya, dimana indikator pertumbuhan ekonomi tahun 2006 mengalami kenaikan di Pematang Siantar menjadi 5,67. Akan tetapi, dikarenakan adanya perbaikan 5,98. Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Pematang Siantar Tahun 1984-2006 dalam persen Tahun Laju Pertumbuhan Ekonomi 1984 7.73 1985 7.40 1986 6.11 1987 13.75 1988 14.84 1989 12.50 1990 8.05 1991 12.11 1992 7.23 1993 9.66 1994 11.03 1995 6.42 1996 5.22 1997 6.42 1998 -4.71 1999 3.84 2000 5.15 2001 6.62 2002 6.66 2003 5.82 2004 3.82 2005 5.67 2006 5.98 Sumber : BPS Kota Pematang Siantar Pertumbuhan Ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat apakah perkembangan ekonomi tersebut secara rinci dari tahun ke tahun, disajikan melalui PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha secara berkala pertumbuhannya. Jika terjadi pertumbuhan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian di bandingkan dengan tahun lalu. Sebaliknya apabila menunjukkan negatif, hal ini menunjukkan terjadinya penurunan perekonomian dibanding dengan tahun lalu. Pada Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 tahun 2006 Pertumbuhan Ekonomi Kota Pematang Siantar mengalami kenaikan sebesar 5.98 , angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2005 yang lalu. Pada tahun 2006 keadaan ekonomi Indonesia pada umumnya kota Pematang Siantar khususnya mengalami perbaikan, dimana para pelaku ekonomi melakukan aspirasi dan perbaikan di bidang ekonomi. Salah satu penyebab positifnya pertumbuhan ekonomi di kota Pematang Siantar adalah turunnya tingkat suku bunga sehingga merangsang kegiatan ekonomi di sektor riil. Terjadinya laju pertumbuhan ekonomi kota Pematang Siantar sebesar 5.98 pada tahun 2006, mengakibatkan rata-rata pertumbuhan ekonomi kota Pematang Siantar periode 1984 sampai dengan 2006 menjadi 3.38. Beberapa indikator ekonomi tersebut misalnya dapat dilihat dari :

a. Laju Inflasi

Sebelum terjadi krisis moneter, laju inflasi di Pematang Siantar masih berada pada posisi yang tidak terlalu parah, namun pada tahun 1998 sejak krisis melanda perekonomian, inflasi melonjak tajam mencapai 80,23. Ini menjadi tingkat inflasi yang paling parah yang pernah terjadi dalam perekonomian Pematang Siantar. Kondisi ini turut mempengaruhi kurs rupiah yang mencapai angka Rp 18.000 per US dollar. Terjadi lonjakan harga yang sangat tinggi mengakibatkan biaya produksi meningkat tajam. Namun seiring perkembangannya, laju inflasi dapat menurun perlahan-lahan pada posisi -0,54 pada tahun 1999 ketika secara lambat laun perekonomian bangkit kembali. Pada tahun 2006, inflasi Pematang Siantar mencapai 6,06. Angka ini jauh Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 lebih rendah dari tahun 2005 yang berada pada posisi 19,67. Sebelumnya pada tahun 2004, inflasi Kota Pematang Siantar mencapai 7,31, naik pada posisi 2,51 pada tahun 2003. Tabel 4.4 Inflasi Kota Pematang Siantar Tahun 1984-2006 dalam persen Tahun Inflasi 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 8.43 3.59 11.82 8.48 8.15 13.64 12.94 11.64 5.32 10.46 14.10 10.48 10.26 15.14 80.23 -0.54 4.66 13.55 9.41 2.51 7.31 19.67 6.06 Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009 Dari kondisi ini tergambar bahwa laju inflasi di Pematang Siantar masih belum stabil, tergantung pada kondisi yang terjadi baik karena faktor ekonomi maupun non-ekonomi. Misalnya secara fundamental tingginya inflasi tahun 2005 terjadi karena kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sehingga memberi dampak makro yang cukup besar. Kondisi ini telah membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap harga terpuruk. Tingginya tingkat inflasi di Kota Pematang Siantar terkhusus beberapa tahun belakangan ini terlihat dari beberapa faktor seperti tingginya permintaan akan kelompok barang makanan akibat pelaksanaan hari besar keagamaan,sementara untuk kelompok di luar barang makanan terlihat pada kenaikan harga barang seperti perumahan, listrik, gas, air minum, dan lain-lain.

b. PDRB