Dari kondisi ini tergambar bahwa laju inflasi di Pematang Siantar masih belum stabil, tergantung pada kondisi yang terjadi baik karena faktor ekonomi
maupun non-ekonomi. Misalnya secara fundamental tingginya inflasi tahun 2005 terjadi karena kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sehingga memberi
dampak makro yang cukup besar. Kondisi ini telah membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap harga terpuruk.
Tingginya tingkat inflasi di Kota Pematang Siantar terkhusus beberapa tahun belakangan ini terlihat dari beberapa faktor seperti tingginya permintaan akan
kelompok barang makanan akibat pelaksanaan hari besar keagamaan,sementara untuk kelompok di luar barang makanan terlihat pada kenaikan harga barang seperti
perumahan, listrik, gas, air minum, dan lain-lain.
b. PDRB
Data Pendapata Regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian suatu negara. PDRB ADHB nominal
menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang di hasilkan suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, pendapatan
yang memungkinkan yang dapat dinikmati oleh penduduk suatu wilayah. Sedangkan PDRB ADHK menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau
setiap sektor dari tahun ke tahun. Ditinjau dari kontribusi PDRB terhadap perekonomian Kota Pematang Siantar
tidak terlalu buruk. Sebelum krisis ekonomi, kontribusi PDRB terhadap perekonomian sebagai salah satu indikator tidak terlalu menurun. Hal ini disebabkan
Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009
pada masa ini kontribusi dari semua sektor perekonomian mengalami perbaikan. Namun, dampak krisis yang terjadi ternyata juga berpengaruh pada peningkatan
PDRB seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.5 PDRB Kota Pematang Siantar Atas Dasar Harga Konstan dan Berlaku Tahun 1984-2006
dalam jutaan rupiah Tahun
PDRB ADHK PDRB ADHB
1984 1985
1986 1987
1988 1989
1990 1991
1992 1993
1994 1995
1996 1997
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006
73312.41 78736.95
83544.37 110068.88
125834.77 142201.79
153653.84 172260.34
184719.27 521051.98
578051.50 615661.09
647779.37 687620.29
655266.89 680453.18
715474.97 762820.42
813591.58 1503888.39
1561475.95 1649967.57
1748627.79 85945.58
97236.08 107455.40
156570.56 190620.05
231031.25 270837.76
321109.13 381405.00
521051.98 650556.75
728285.20 801484.71
915921.18 1314130.91
1528996.89 1694192.87
1919717.57 2178686.47
2482820.69 2515280.18
2662898.06 2865618.86
Sumber : BPS Pematang Siantar dan BPS Sumatera Utara
Candra P.Butar-Butar : Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Kota Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..., 2008 USU Repository © 2009
Dengan terjadinya krisis moneter sekitar tahun 19971998 menyebabkan terjadinya penurunan pada perkembangan PDRB Pematang Siantar. Pada tahun 1998,
PDRB Pematang Siantar mengalami penurunan dari tahun sebelumnya ADHK yaitu sebesar 655.266,89. Pada tahun 1999, sebagai dampak dari krisis moneter, terjadi
sedikit peningkatan perkembangan PDRB Pematang Siantar yaitu menjadi 680.453,18. Namun, pada tahun-tahun selanjutnya perkembangan PDRB Sumatera
Utara terus mengalami kenaikan. Ini terlihat pada adanya kenaikan perkembangan PDRB Pematang Siantar pada tahun 2000 yaitu menjadi 715.474,97. Kondisi ini terus
meningkat sebagaimana yang dapat dilihat pada tahun 2006, perkembangan PDRB Pematang Siantar meningkat menjadi 1.748.627,79.
c. Pendapatan Per Kapita