3.10 Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu, mendeskriptifk data masing- masing variabel. Analisis deskriptif
digunakan untuk mencari distribusi frekuensi, rata-rata Mean, nilai tengah Median, nilai yang sering muncul Modus, Standar Deviasi SD Serta
pembuatan histogram dari setiap variable. Penelitian Statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah diterkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam mendeskripsikan data, setiap hasil pernyataan akan diolah sehingga menghasilkan
deskripsi jawaban dalam bentuk tabulasi. 2.
Uji Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
digunakan uji korelasi yang menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson, serta bantuan komputerisasi program SPSS 15.0 for Windows yaitu:
∑ ∑
∑
=
2 2
y x
r
xy xy
Keterangan :
xy
r
= Koefisien Korelasi Pearson Product Moment x
y
= jumlah dari x kali y Arikunto, 2002: 146 Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi dari rumus Pearson
maka dapat ditentukan bagaimana hubungan antara layanan pengguna variabel X dengan kepuasan pengguna variabel Y pada Perpustakaan Politeknik Negeri
Medan POLMED. Untuk menentukan korelasi antara kedua variabel tersebut penulis berpedoman kapada pendapat Irianto 2004: 141 yang mengelompokkan
korelasi menjadi tiga, yaitu: 1. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1
atau sama dengan +1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skornilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skornilai variabel Y.
Sebaiknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y.
2. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skornilai pada
variabel X akan diikuti dengan penurunan skornilai variabel Y.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, jika variabel X mengalami turun, maka akan diikuti dengan naik variabel Y.
3. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa naik turunnya skornilai
satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skornilai variabel lainnya. Apabila skornilai variabel X naik tidak diikut i
dengan naik atau turunnya skornilai variabel Y, demikian sebaliknya.
Hasil perhitungan korelasi bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi jika ada hasil perhitungan korelasi lebih besar daripada +1 atau kurang dari -1, maka
penghitungan tersebut terjadi kesalahan. Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel layanan pengguna dengan kepuasan pengguna digunakan koefisien
korelasi, yang disimbolkan dengan ‘r’ dengan kategori sebagai berikut:
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat sekali
Sumber: Sugiyono, 2002: 149. 3.
Uji Signifikansi Selanjutnya dilakikan penentuan uji signifikansi, gunanya adalah untuk
mengetahui probabilitas hubungan antara variabel yang dijadikan sebagai pengambil keputusan. Menurut Sarwono 2006 : 112 signifikansi hubungan dua
variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika probabilitas 0,05, hubungan kedua variabel signifikan
b. Jika probabilitas , hubungan kedua variabel tidak signifikan 4.
Uji Hipotesis Setelah diperoleh nilai korelasi dari variabel X dan variabel Y, langkah
selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah pengujian data secara statistik. Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah
hipotesis nol dapat diterima atau ditolak. Irianto 2004: 98 menyatakan bahwa: “Setiap problem yang akan dipecahkan selalu mendukung dua pengertian
jabawan, dengan demikian maka kita akan menghadapi dua macam hipotesis. Hipotesis yang akan kita hadapi adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. H Hipotesis nol yang memperdiksikan bahwa tidak adanya
perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya. 2. H
a
Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang memprediksikan adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya”.
Prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes menguji kredibilitas H
. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan menguji H
, bukan menguji H
a
, walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah H
a
. Oleh karena itu, jika H ternyata terbukti kebenarannya, maka
kita akan menolak H
a
. Sebaliknya, apabila H tidak terbukti kebenarannya maka
kita harus menolak H dan menerima H
a
. Setelah diperoleh nilai r tabel dari tabel r Product Moment, langkah
selanjutnya adalah menentukan rumusan atau formula untuk mendapatkan apakah H
a
diterima atau H
o
ditolak atau sebaliknya. Untuk itu dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai rh dengan rt. Dalam hal ini, hipot esis teoritis harus
dijadikan hipotesis kerja yaitu: 1. Apabila r hitung rh
≤ r tabel rt = H diterima dan H
a
ditolak. 2. Apabila r hitung
гh ≥ r tabel гt = H ditolak dan H
a
diterima. Sugiyono, 2006: 185.
5. Uji Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kemampuan varian dari variabel independen X menjelaskan variabel dependen Y, maka dilakukan uji
koefisien determinasi. Menurut Subagyo 2004: 166 “Koefisien determinasi menunjukkan persentase perubahan nilai variabel terikat yang disebabkan oleh
perubahan nilai variabel bebas, sisanya dipengaruhi oleh perubahan faktor lain”. Untuk menghitung koefisien determinasi dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut : KD = r
2
x 100 KD = koefisien deterninasi
r
2
= nilai koefisien determinasi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA