Sistem Layanan Terbuka Opened Access

Berorientasi pada kepuasan pengguna dalam memberikan informasi maka perpustakaan membentuk kelompok kerja dalam memenuhi kebutuhan para pengguna, yaitu pelayanan teknis, pelayanan pemakai, pelayanan admisistrasi dan pengelolaan. Kelompok kegiatan kerja yang dilakukan bertujuan menyelaraskan semua kelompok kegiatan kerja sehingga berjalan harmonis dan terpadu. Dari pendapat para ahli di atas, menunjukkan bahwa pustakawan dituntut bersikap ramah, sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberi jawaban dari semua pertanyaan pengunjung perpustakaan jika perlu memberikan jalan keluar membimbing dan mengarahkan setiap pengguna. Berajak dari hal tersebut maka pustakawan harus memiliki kompetensi sehingga dapat menimbulkan pelayanan yang berkualitas.

2.2.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Agar pengguna jasa perpustakaan dapat memenfaatkan koleksi dengan baik maka perpustakaan memberi berbagai layanan yang sesuai kemampuan perpustakaan dengan cara menentukan sistem layanan secara jelas. Dengan adanya penentuan sistem ini maka pengguna semakin mudah mengetahui bagaimana memanfaatkan fasilitas yang dimiliki perpustakaan. Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999: 33 sistem layanan perpustakaan yang dikenal ada 2 dua yaitu : Sistem layanan terbuka opened access dan sistem layanan tertutup closed access . Penjelasan tentang kedua sistem tersebut dapat dilihat pada sub bab berikut.

2.2.1.1 Sistem Layanan Terbuka Opened Access

Sistem layanan terbuka merupakan bagian dari sistem layanan perpustakaan. Menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1999: 33 “Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan memilih dan mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendakinya dari ruang koleksi” Sedangkan menurut Lasa 1994:5 “Suatu layanan yang memungkinkan pengguna untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih, mengambil sendiri koleksi yang sesuai”. Pada dasarnya setiap sistem memiliki keuntungan dan kerugian, begitu juga yang terdapat peda sistem layanan terbuka ini yaitu perpustakaan memiliki beberapa keuntungan dan kerugian dalam pelaksanaannya. Menurut Darmono 2001: 139 keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka antara lain: Universitas Sumatera Utara Keuntungan: 1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaraan koleksi. 2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan 3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan 4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bisa diberi tanggung jawab di bagian lain Kerugian: 1. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan jajaran menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat 2. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup 3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu lintasmobilitas pemakai lebih leluasa 4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. Dari beberapa urain pendapat di atas dapat diambil kesimpulan dalam sistem layanan terbuka adalah pelayanaan perpustakaan yang memberi kebebasan kepada pennguna dalam mencari, memilih dan menentukan koleksi yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila koleksi yang dicari tidak dapat ditemukan maka pengguna dapat mencari koleksi lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian sistem layanan terbuka ini memiliki keuntungan begitu juga sebaliknya terdapat kerugian disebabkan terjadinya interaksi pengguna dengan koleksi perpustakaan.

2.2.1.2 Sistem Layanan Tertutup Closed Access