Pengertian Agama Pembelajaran Agama
40 a.
Segi kejiwaan psychological state, ialah kondisi subjektif atau kondisi dalam jiwa manusia, yaitu apa yang dirasakan oleh penganut agama.
Kondisi inilah yang bisa disebut kondisi agama, yaitu kondisi patuh, dan taat kepada yang disembah.
b. Segi objektif objektif state, ialah segi luar yang disebut juga kejadian
objektif yang dapat dipelajari apa adanya dari luar. Dengan demikian, dapat dipelajari dengan menggunakan metode ilmu sosial. Segi kedua ini
mencakup adat istiadat, upacara keagamaan, bangunan, tempat-tempat peribadatan, cerita yang dikisahkan, kepercayaan, maupun prinsip-prinsip
yang dianut oleh suatu masyarakat. Sekalipun agama itu berupa keharusan, ketundukan dan kepatuhan,
tidak setiap ketaatan itu dapat disebut agama. Kepatuhan pihak yang kalah perang kepada pihak yang menang, taatnya rakyat kepada pemerintah,
hormatnya bawahan kepada atasan, semuanya tidak dapat disebut agama dalam kacamata keilmuan karena selain ketundukan dan kepatuhan masih ada
lagi ciri khas yang merupakan hal yang terpenting pada agama. Dari hasil studi dapat diketahui bahwa agama merupakan suatu
pandangan hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan individu maupun kelompok, mempunyai hubungan pengaruh-mempengaruhi dan saling
bergantung interdependence dengan semua faktor yang ikut membentuk struktur sosial dalam masyarakat mana pun.
59
Jadi pembelajaran agama diartikan suatu kegiatan yang bertujuan untuk membenuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan,
amaliah, dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia
59
Dadang Kahmad, Metode Penelitian Agama, h. 22
41 yang bertaqwa kepada Allah SWT. Disamping itu pula pangkal ketentraman
dan kedamaian hidup terletak dalam keluarga, yakni sebagai lembaga hidup manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup celaka
atau bahagia dunia akhirat.
42