Uji COD Penelitian Laboratorium 1. Tempat dan Waktu Penelitian

commit to user merupakan nilai oksigen terlarut nol hari C 1 dan nilai oksigen terlarut 5 hari C 2 . Melakukan kembali pengerjaan di atas terhadap beberapamacam pengenceran contoh uji. 5 Perhitungan BOD 5 = Dengan pengertian: BOD 5 adalah nilai BOD 5 contoh uji mgl A 1 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji sebelum inkubasi 0 hari mgl; A 2 adalah kadar oksigen terlarut contoh uji setelah inkubasi 5 hari mgl; B 1 adalah kadar oksigen terlarut blanko sebelum inkubasi 0 hari mgl; B 2 adalah kadar oksigen terlarut blanko setelah inkubasi 5 hari mgl; V B adalah volume suspensi mikroba ml dalam botol DO blanko; V C adalah volume suspensi mikroba dalam botol contoh uji; P adalah perbandingan volume contoh uji V 1 per volume total V 2 .

d. Uji COD

Uji COD menggunakan metode uji APHA 2005, Section 5220-C. 1 Prinsip Senyawa organik dan anorganik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr 2 O 7 2- dalam refluks tertutup selama 2 jam menghasilkan Cr3+. Kelebihan kalium dikromat yang tidak tereduksi, ditritasi dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat FAS menggunakan indikator ferroin. Jumlah oksidan yang dibutuhkan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen O 2 mgl. 2 Alat Alat yang diperlukan yaitu: digestion vessel lebih baik gunakan kultur tabung borosilikat dengan ukuran 16 mm x 100 mm; 20 mm x 150 mm atau 25 mm x 150 mm bertutup ulir. Atau alternatif lain, gunakan ampul borosilikat dengan kapasitas 10 ml diameter 19 mm sampai dengan 20 mm; pemanas dengan lubang-lubang penyangga tabung heating block; mikroburet; labu ukur 100 dan 1000 ml; pipet volumetrik 5 ml, 10 ml dan 25 ml; gelas piala; timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg; erlenmeyer; dan magnetic stirrer. commit to user 3 Bahan Bahan yang diperlukan yaitu: sample limbah, air bebas organik, larutan pereaksi asam sulfat, larutan baku kalium dikromat K 2 Cr 2 O 7 0,01667 M 0,1 N; larutan indikator ferroin; larutan baku Ferro Ammonium Sulfat FAS 0,05M; asam sulfamat NH 2 SO 3 H; dan larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat HOOCC 6 H 4 COOK, KHP COD 500 mg O 2 l. 4 Cara Kerja Pembuatan larutan pereaksi asam sulfat yaitu dengan melarutkan 10,12 g serbukkristal Ag 2 SO 4 ke dalam 1000 ml H 2 SO 4 pekat kemudian mengaduknya hingga larut. Pembuatan larutan baku kalium dikromat digestion solution yaitu dengan melarutkan 4,903 g K 2 Cr 2 O 7 yang telah dikeringkan pada suhu 150 C selama 2 jam ke dalam 500 ml air bebas organik. Kemudian menambahkan 167 ml H 2 SO 4 pekat dan 33,3 g HgSO 4 . Larutkan dan dinginkan pada suhu ruang dan encerkan sampai 1000 ml. Pembuatan larutan indikator ferroin yaitu dengan melarutkan 1,485 g 1,10- phenanthrolin monohidrat dan 695 mg FeSO 4 .7H 2 O dalam air bebas organik dan encerkan sampai 100 ml. Pembuatan larutan baku Ferro Ammonium Sulfat FAS 0,05M yaitu dengan melarutkan 19,6 g FeNH 4 2 SO 4 2 .6H 2 O dalam 300 ml air bebas organik, kemudian menambahkan 20 ml H 2 SO 4 pekat, dinginkan dan tepatkan sampai 1000 ml. Pembuatan asam sulfamat NH 2 SO 3 H yaitu dengan menambahkan 10 mg asam sulfamat untuk setiap mg NO 2 -N yang ada dalam contoh uji. Penambhan asam sulfamat jika ada gangguan nitrit. Pembuatan larutan baku Kalium Hidrogen Ftalat HOOCC 6 H 4 COOK, KHP yaitu dengan menggerus perlahan KHP lalu keringkan sampai berat konstan pada suhu 110 C. 425 mg KHP dilarutkan ke dalama air bebas organik dan tepatkan sampai 1000 ml. Larutan ini stabil bila disimpan dalam kondisi dingin pada temperatur 4 C 2 C dan dapat digunakan sampai 1 minggu selama tidak ada pertumbuhan mikroba. Sebaiknya larutan ini dipersiapkan setiap 1 minggu. commit to user Contoh uji dihomogenkan. Digestion vessel dan tutupnya dicuci dengan H 2 SO 4 20 sebelum digunakan. Standarisasi larutan baku FAS dilakukan dengan larutan baku kalium dikromat setiap melakukan pengujian dengan cara sebagai berikut: pipet 5 ml digestion vessel ke dalam erlenmeyer, tambahkan air bebas organik sejumlah contoh uji dan dinginkan pada suhu ruang. 1-2 tetes indikator ferroin ditambahkan dan titrasi dengan larutan titrasi FAS kemudian menghitung kembali molaritas larutan. Molaritas larutan FAS = x normalitas digestion vessel Pipet volume contoh uji dan menambahkan digestion vessel dan pereaksi asam sulfat ke dalam tabungampul seperti yang dinyatakan dalam tabel berikut: Tabel 3. Contoh Uji dan Larutan Pereaksi untuk Bermacam-macam Digestion Vessel Digestion vessel Contoh Uji ml Digestion solution ml Larutan pereaksi asam sulfat ml Total volume ml Tabung kultur 16x100mm 20x150mm 25x150mm Standar Ampul: 10 ml 2,50 5,00 10,00 2,50 1,50 3,00 6,00 1,50 3,5 7,0 14,0 3,50 7,5 15,0 30,0 7,50 tabung ditutup dan dikocok perlahan sampai homogen. Tabung diletakkan pada pemanas yang telah dipanaskan pada suhu 150 C kemudian melakukan digestion selama 2 jam. Contoh uji yang sudah direfluks perlahan-lahan didinginkan samapi suhu ruang. Saat pendinginan sesekali tutp contoh uji dibuka untuk mencegah adanya tekanan gas. Memindahkan secara kuantitatif contoh uji dari tubeampul ke dalam erlenmeyer untuk titrasi. Indikator ferroin 0,05 ml ± 0,1 ml atau 1-2 tetes ditambahkan dan diaduk dengan pengaduk magnetik sambil dititrasi dengan larutan baku FAS 0,05 M sampai terjadi perubahan warna yang jelas dari hijau- biru menjadi coklat-kemerahan. Kemudian mencatat volume larutan FAS yang commit to user digunakan. Mengulangi pengerjaan di atas terhadap air bebas organik sebagai blanko. Kemudian mencatat volume FAS yang digunakan. 5 Perhitungan Nilai COD sebagai mgl O 2 : COD mg O 2 l = Keterangan : A adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk blanko ml; B adalah volume larutan FAS yang dibutuhkan untuk contoh uji ml; M adalah molaritas larutan FAS 8000 adalah berat miliequivalent oksigen x 1000 mll

B. Penelitian Tindakan Kelas 1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dilaksanakan di kelas X.3 Sekolah Menengah Atas SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Pelajaran 20102011.

b. Waktu Penelitian

Penelitian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian dilakukan secara bertahap meliputi tahap persiapan, penelitian, dan penyelesaian dengan perincian masing-masing tahap sebagai berikut: 1 Tahap Persiapan Tahap persiapan meliputi observasi, identifikasi masalah, penentuan tindakan, pengajuan judul skripsi, penyusunan proposal, penyusunan instrumen penelitian berupa Silabus, RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, angket, lambar observasi, pedoman wawancara, seminar proposal, dan pengajuan perizinan penelitian. 2 Tahap Penelitian Tahap penelitian penggunaan modul pembelajaran hasil penelitian yaitu meliputi pelaksanaan pembelajaran dengan modul pembelajaran hasil penelitian, pengambilan data, dan analisa data.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN CD PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAYA PADA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 2 SEMARANG

0 6 60

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI OPTIMALISASI PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN HASIL PENELITIAN PADA POKOK BAHASAN PERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI

2 20 109

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DISERTAI MODUL HASIL PENELITIAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PADA POKOK BAHASAN LIMBAH SISWA KELAS X.4 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

0 4 102

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA PADA POKOK BAHASAN KALOR SISWA KELAS X6 DI SMA AL ISLAM 1

0 2 109

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM SISWA SMP AL-ISLAM SURAKARTA.

0 0 7

EFEKTIVITAS STRATEGI ACTIVE LEARNING MODEL PEMBELAJARAN GALLERY OF LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN HAYATI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 10

Meningkatkan keaktifan dan hasil belajar biologi siswa kelas X D SMA Negeri Depok Yogyakarta pada pokok bahasan ekosistem melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

0 5 243

PENERAPAN CD PEMBELAJARAN LABORATORIUM MAYA PADA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA N 2 SEMARANG.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA DAN BERDISKUSI SISWA KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015.

0 0 19

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN VERTEBRATA DI SMA KELAS X DARUSSALAM INDRAMAYU ( Penelitian Tindakan Kelas ) SKRIPSI

0 0 12