commit to user 61
ayam ras di pasar tradisional lebih murah dibandingkan dengan harga daging ayam ras yang dijual di pasar swalayan maupun di warung-
warung sayur, responden juga mendapatkan kepuasan tersendiri apabila berbelanja di pasar tradisional sebab dapat melakukan tawar menawar
dengan penjual daging ayam ras secara langsung sehingga mendapatkan harga yang sesuai dengan keinginan responden. Selain itu, alasan lain
responden membeli daging ayam ras di pasar tradisional adalah karena ada banyak pilihan atau variasi kategori atribut daging ayam ras apabila
dibandingkan dengan daging ayam ras yang dijual di warung atau pasar swalayan.
Responden daging ayam ras diketahui sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga memiliki lebih
banyak waktu dirumah untuk mengurusi kebutuhan rumah tangga, sehingga memilih untuk melakukan pembelian daging ayam ras di pasar
tradisional dengan alasan terbanyak adalah jarak pasar tradisional lebih dekat dari rumah. Hal ini berkaitan dengan akses menuju ke pasar yang
lebih dekat dan mudah serta tidak menambah pengeluaran biaya untuk transportasi. Responden ibu rumah tangga juga lebih memilih belanja di
pasar tradisional karena harga daging ayam ras lebih murah dan juga tersedia banyak pilihan daging ayam ras yang sesuai dengan selera
preferensi mereka.
2. Frekuensi Pembelian
Konsumen dalam membeli suatu produk biasanya disesuaikan dengan kebutuhan rumahh tangga masing-masing keluarga. Dalam
melakukan keputusan pembelian daging ayam ras, konsumen biasanya memiliki jadwal khusus akan tetapi ada pula yang melakukan pembelian
daging ayam ras tidak tentu. Frekuensi pembelian daging ayam ras oleh konsumen di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 21
berikut :
commit to user 62
Tabel 21. Frekuensi Pembelian Daging Ayam Ras di Pasar Tradisional
Kabupaten Karanganyar
No Frekuensi pembelian
Jumlah Responden orang
Persentase 1.
Setiap hari 12
12,50 2.
Seminggu sekali 36
37,50 3.
Dua minggu sekali 4
4,16 4.
5. Sebulan sekali
Tidak tentu 5
39 5,21
40,63 Jumlah
96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2011 Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa responden yang
terbanyak melakukan pembelian daging ayam ras di pasar tradisional dalam frekuensi yang tidak tentu, yaitu sebanyak 39 responden atau
sebesar 40,63 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak memiliki jadwal khusus untuk melakukan pembelian daging ayam ras,
keputusan pembelian daging ayam ras yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh kondisi keuangan yang mereka miliki. Selain itu
daging ayam ras bukan merupakan kebutuhan konsumsi pangan yang pokok namun hanya sebagai bahan makanan pelengkap atau tambahan
gizi dan juga variasi lauk pauk, sehingga pembeliannya tidak rutin dilakukan.
Untuk responden yang melakukan pembelian daging ayam ras seminggu sekali adalah sebanyak 36 responden atau sebesar 37,50
persen, dan responden yang melakukan pembelian daging ayam ras setiap hari adalah sebanyak 12 responden atau sebesar 12,50 persen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diketahui bahwa responden yang melakukan pembelian daging ayam ras seminggu sekali
atau setiap hari karena keluarga mereka menyukai menu lauk pauk dari daging ayam ras, selain itu daging ayam ras sering dikonsumsi oleh
responden untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga responden terutama kebutuhan protein bagi anak-anak mereka. Sedangkan responden yang
commit to user 63
melakukan pembelian daging ayam ras sebulan sekali karena mereka menyukai variasi lauk pauk yang lebih beragam dan tidak monoton.
Semakin sering atau jarang responden melakukan pembelian daging ayam ras tergantung juga pada besarnya jumlah anggota keluarga
dan pendapatan per bulan yang mereka terima serta alokasi pendapatan mereka untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Pada penelitian ini
diketahui bahwa untuk responden dengan anggota keluarga 2-3 dan 4-5 orang banyak melakukan pembelian daging ayam ras dengan frekuensi
pembelian yang tidak tentu dan hanya seminggu sekali data dapat dilihat pada Lampiran 10. Hal ini dikarenakan jumlah anggota keluarga
responden kecil dan kebutuhan konsumsi daging ayam ras juga sedikit sehingga dengan frekuensi pembelian seminggu sekali sudah cukup
untuk pemenuhan kebutuhan daging ayam ras. Sedangkan untuk responden dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 6-7 orang
melakukan pembelian daging ayam ras dengan frekuensi pembelian terbanyak yaitu setiap hari dan seminggu sekali. Hal ini dikarenakan
dengan jumlah anggota keluarga yang lebih besar maka kebutuhan konsumsi daging ayam ras juga lebih besar sehingga pembelian daging
ayam ras sering dilakukan. Terkait dengan besarnya pendapatan dan alokasinya untuk
pemenuhan konsumsi daging ayam ras, pada penelitian ini diketahui sebagian besar responden memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000,00-
Rp 1.999.000,00. Pada golongan pendapatan ini, responden banyak membeli daging ayam ras dengan frekuensi pembelian seminggu sekali
dan tidak tentu data dapat dilihat pada Lampiran 10. Responden memilih membeli dengan frekuensi pembelian seminggu sekali
sehingga dapat dimungkinkan alokasi untuk pemenuhan kebutuhan akan daging ayam ras juga tidak cukup besar, sehingga frekuensi pembelian
daging ayam ras juga tidak tentu. Sedangkan untuk responden dengan golongan pendapatan diatas Rp 2.000.000,00 terbanyak membeli dengan
frekuensi pembelian seminggu sekali dan tidak tentu. Namun, pada
commit to user 64
golongan pendapatan ini responden yang memilih untuk membeli dengan frekuensi pembelian tidak tentu lebih besar dibandingkan dengan
yang membeli seminggu sekali. Ini berarti dengan tingkat pendapatan yang lebih besar maka alokasi pendapatan yang digunakan untuk
pemenuhan konsumsi juga semakin besar sehingga responden cenderung untuk membeli daging ayam ras dengan frekuensi yang tidak tentu
karena akan lebih memilih untuk memvariasikan menu lauk pauknya dengan jenis daging yang lain.
3. Tempat Pembelian