Interpretasi Data Jadwal Kegiatan Keterbatasan Penelitian

menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utama serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Data yang diperoleh adalah mengenai aktivitas kehidupan yang melakukan mobilitas sosial berhubungan dengan keberdayaan ekonomi pengrajin sepatu Bunut. b. Wawancara mendalam, bertujuan untuk memperoleh keterangan, pendapat secara lisan dari seseorang dengan berbicara langsung ataupun tanya jawab dengan informan. Wawancara ini dapat menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder jika memang dibutuhkan untuk memudahkan peneliti menangkap keseluruhan informasi yang dioberikan informan. Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara dan untuk memperoleh data secara mendetail tentang mobilitas sosial dan keberdayaan ekonomi keluarga pengrajin sepatu di Bunut. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil informasi dari buku-buku referensi, dokumen, koran, majalah, jurnal dan bahan dari situs-situs internet yang dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

3.5 Interpretasi Data

Interpretasi data adalah pencarian pengertian yang luas tentang data yang telah dianalisis dengan jalan bekerja oleh data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, membuat ikhtisarnya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Disini peneliti akan mengelompokkan data-data yang Universitas Sumatera Utara diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan kedalam kategori, pola, atau uraian tertentu maka, langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan secara abstraksi. Abstraksi yang dimaksud adalah dengan membuat rangkuman yang terperinci, merujuk keinti dengan menelaah p-ernyataan- pernyataan yang diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Langkan yang harus dilakukan selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-satuan kemudian dikategorisasikan dan diinterpretasikan secara kualitatif. Universitas Sumatera Utara

7.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Pra Observasi √ 2 ACC Judul √ 3 Penyusunan Proposal √ √ √ 4 Seminar Proposal √ 5 Revisi Proposal √ 6 Penelitian Lapangan √ √ √ 7 Pengumpulan dan Interprestasi Data √ √ √ √ 8 Penulisan Laporan √ √ √ √ 9 Bimbingan Skripsi √ √ √ 10 Sidang Meja Hijau √ Universitas Sumatera Utara

7.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Selain itu terkait erat dengan kelemahan instrument wawancara mendalam. Kendala lain adalah keterbatasan waktu saat melakukan wawancara dengan informan, hal ini disebabkan kegiatan informan yang rentan akan kesibukan. Tidak terlepas dari permasalahan teknis penelitian dan kendala dilapangan, peneliti menyadari keterbatasan peneliti mengenai metode yang menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan, dan masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman melakukan penelitian ilmiah serta referensi buku atau jurnal. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini semaksimal mungkin agar data dan tujuan yang ingin dicapai dapat diperoleh. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Asahan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan pantai Timur Sumatera Utara, secara geografis Kabupaten Asahan berada pada 203’00”-326’00” Lintang Utara 99 00-100 00 Bujur Timur dengan ketinggian 0-1000 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Asahan merupakan ibukota Kisaran Barat yang terdiri dari 13 kelurahan yang salah satunya merupakan Kelurahan Bunut. Kelurahan Bunut merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan Kisaran Baru. Kondisi kelurahan Bunut merupakan dataran rendah yang luas wilayahnya 126 Ha. Berikut perincian luas wilayah kelurahan Bunut berdasarkan kegunaannya. Table 4.1 Pemanfaatan Tanah di Kelurahan Bunut NO Pemanfaatan Tanah Luas Ha 1 Pemukiman 29 2 Pertanian _ 3 Perkebunan 91 4 Hutan _ 5 Fasilitas Umum dan Lainnya 6 Jumlah 126 Sumber : Profil Kelurahan Bunut tahun 2012 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 41 110

Analisis Usaha Tani Dan Harga Pokok ( Cost Price) Padi Sawah Sistem Legovvo 4:1 Dan Tegel Di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa)

1 38 130

Analisis Ekonomi Usaha Kerajinan Sapu Ijuk (Studi Kasus : Pengrajin Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara)

1 66 98

Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Anthurium Gelombang Cinta ( Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupeten Deli Serdang)

10 139 84

Prospek Pengembangan Usaha Tani Melon Dan Usaha Tani Semangka Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang)

1 51 154

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Kecil (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

9 138 93

ANALISIS INDUSTRI KECIL SAPU IJUK DI DESA MEDAN SENEMBAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

2 18 24

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2..1.1 Pengertian Strategi - Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 32

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 9