Organisasi Kelompok Pengrajin Etos Kerja Pengrajin sepatu Bunut dalam berusaha .1 Motivasi Kerja Pengrajin Sepatu

yang jalan-jalan. Ya kadang mereka berhenti untuk beli sepatu.hasil wawancara dengan Pak Budianto pada Juli 2013. Berdasarkan dari pemaparan informan penjualan sepatu Bunut dilakukan di toko-toko yang terdapat didepan rumah pengrajin. Kalau pun pemasaran keluar daerah biasanya menggunakan agen atau distributor. Penjualan sepatu Bunut meningkat bila mendekati hari- hari libur seperti ketika anak sekolah sedang libur atau hari-hari besar seperti hari raya idul fitri, natal dan tahun baru.

4.4.7.3 Organisasi Kelompok Pengrajin

Pengorganisasian adalah salah satu langkah penting dalam mengembangkan suatu usaha atau pun industri kecil. Organisasi ini dibentuk untuk menjadi wadah untuk menyalurkan keinginan dan kepentingan pengusaha-penguasaha kecil serta memenuhi kebutuhan. Organisasi ini dapat berupa persatuan para pengusaha kecil ataupun berupa koperasi pengusaha kecil. Pengrajin sepatu Bunut telah membentuk organisasi yang bernama asosiasi pengrajin sepatu Bunut yang diketuai oleh Bapak Rasyid yang merupakan salah satu pengrajin dan penjual sepatu Bunut dan di fasilitasi oleh Dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Asahan. Seperti yang diungkapkan oleh staf Disperindag Bapak M. Yusuf “oganisasi pengrajin sepatu Bunut belum berfungsi sebagaimana dengan mestinya, dikarenakan para pengrajin sepatu ini masih mempunyai sifat iri-irian, dengki dan tidak dapat bekerjasama antar pengrajin. Padahal struktur organisasi telah dibentuk dan juga telah berbadan hukum namun, para pengrajin tidak memanfaatkannya. Jika para pengrajin dapat memanfaatkannya dengan baik, maka akan memberikan keuntungan bagi mereka juga, dan industri sepatu Bunut Universitas Sumatera Utara ini dapat berkembang dengan baik.” hasil wawancara dengan Pak Yusuf, Juli 2013 Sama halnya dengan pernyataan informan berikut ini : “kumpulan pengrajin sepatu ini memang ada. Bapak ditunjuk langsung sama petugas Disperindag sebagai ketua kelompok pengrajin. Cuma kelompoknya gak jalan karena para pengrajinnya susah diatur”. hasil wawancara dengan Bapak Rasyid, Juli 2013 Hal serupa juga diutarakan oleh informan berikut : “ Kek manalah kelompok pengrajin ini mau jalan, ketua nya aja kek gitu, tidak benar-benar berasal dari keluarga pengrajin, trus pun kalo’ pengrajin disini suka iri-irian sama dengki. Kalo liat toko orang lain rame saja langsung iri. hasil wawancara dengan Bapak Johari Hidayat, Juli 2013 Berdasarkan hasil pemaparan informan adanya organisasi kelompok pengrajin sepatu tidak dapat berjalan dengan baik karena adanya rasa iri ataupun dengki pada tiap pengrajinnya. Padahal organisasi ini berfungsi sebagai wadah komunikasi bagi seluruh pengusaha sepatu Bunut seperti penetapan harga sepatu Bunut, saling bertukar informasi mengenai produksi dan pemasaran sepatu Bunut. Selain itu, asosiasi pengrajin sepatu Bunut ini juga bisa menjadi penyalur pengusaha industri sepatu Bunut kepada pemerintah daerah dalam hal penyampaian aspirasi. Namun karena kurangnya rasa solidaritas antar pengrajin sepatu yang membuat kelompok asosiasi pengrajin sepatu Bunut tidak berjalan dengan baik. Hal tersebutlah yang membuat pengrajin sepatu Bunut tidak dapat berkembang. Universitas Sumatera Utara

4.4.7.4 Bantuan Pemerintah

Dokumen yang terkait

Beberapa Masalah Yang Dihadapi Petani Dalam Pengembangan Usaha Tani Melon di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang)

0 41 110

Analisis Usaha Tani Dan Harga Pokok ( Cost Price) Padi Sawah Sistem Legovvo 4:1 Dan Tegel Di Kabupaten Deli Serdang ( Studi Kasus : Desa Wonosari, Kecamatan Tanjung Morawa)

1 38 130

Analisis Ekonomi Usaha Kerajinan Sapu Ijuk (Studi Kasus : Pengrajin Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara)

1 66 98

Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Anthurium Gelombang Cinta ( Studi Kasus : Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupeten Deli Serdang)

10 139 84

Prospek Pengembangan Usaha Tani Melon Dan Usaha Tani Semangka Di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kec. Beringin, Kab. Deli Serdang)

1 51 154

Peran Usaha Industri Kecil Pangan Terhadap Pengembangan Wilayah (Studi Kasus Di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Provinsi Jambi)

1 53 137

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Penggilingan Padi Kecil (Studi Kasus: Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara)

9 138 93

ANALISIS INDUSTRI KECIL SAPU IJUK DI DESA MEDAN SENEMBAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

2 18 24

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2..1.1 Pengertian Strategi - Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 1 32

Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Kerajinan Sapu Moro Bondo di Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang)

0 3 9