PERAN WORLD WIDE FUND FOR NATURE WWF KESIMPULAN

26

B. Awal Terbentuknya dan Perkembangan Program Inisiatif Heart of Borneo

Konferensi pertama yang membahas isu lingkungan adalah Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia atau the UN Conference on the Human Environment UNCHE, atau dikenal sebagai Stockholm Conference pada 16 Juni 1972. Konferensi ini membuktikan meningkatnya perhatian masyarakat dunia terhadap isu lingkungan. 58 Dalam menguatkan kembali dari Konferensi Stockholm dan dengan tujuan membangun kemitraan global yang baru dan adil, PBB mengusulkan Konferensi tentang Lingkungan dan Pembangunan atau UN Conference on Environment and Development UNCED yang juga dikenal sebagai Rio Summit, Rio Conference, dan Earth Summit, Juni 1992 di Rio de Janeiro, Brasil. 59 Konferensi ini menghasilkan salah satu dari dua dokumen yang mengikat secara hukum yaitu, Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati atau yang disebut the United Nations Convention on Biological Diversity UNCBD. Konvensi ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1 Peraturan tentang konservasi keanekaragaman hayati biodiversity. 2 Pemanfaatan secara berkelanjutan komponen keanekaragaman hayati. 3 Pembagian keuntungan yang adil dan merata dalam pemanfaatan sumber daya alam. 60 Konvensi UNCB mulai berlaku 58 Monique Perrot-Lanaud, et al., UNESCO and Sustainable Development, Paris: UNESCO, 2005, 2, [database on-line]; tersedia di http:unesdoc.unesco.orgimages0013001393139369e.pdf; Internet; diakses pada Agustus 29, 2014. 59 Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003, 3. 60 N.H.T Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga, 2004, 147. 27 pada 29 Desember 1993 61 dan sampai 2014, UNCBD memiliki 194 anggota negara dan menerima 168 tanda tangan ratifikasi. 62 Indonesia merupakan anggota dan meratifikasi UNCBD pada tanggal 23 Agustus 1994. 63 Dalam UNCBD, terdapat badan pembuat keputusan tertinggi disebut Konferensi Para Pihak atau Conference of the Parties COP. Ini adalah sebuah asosiasi para pihak yang meratifikasi konvensi tersebut. 64 Dari tahun 1994 hingga tahun 1996, COP mengadakan pertemuan setiap setahun, tetapi pada tahun 2000 pertemuan COP diadakan setiap dua tahun. 65 Ada beberapa kewajiban bagi Negara-negara COP dalam mewujudkan tujuan UNCB, salah satunya mengembangkan strategi nasional untuk konservasi dan pembangunan berkelanjutan mengenai keanekaragaman hayati, dan meningkatkan kerjasama diantara pihak-pihak mengenai kerjasama teknis, keuangan, bioteknologi, dan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bantuan negara-negara maju kepada negara-negara bekembang. 66 Dalam perkembangan UNCBD, pada Maret 2006 diadakan COP 8 di Curitiba, Brasil. Indonesia sebagai anggota COP mengadakan side event untuk membahas inisiatif Heart of Borneo. Dalam side event tersebut, Indonesia mengundang berbagai pihak dalam rangka peluncuran inisiatif HoB yang akan 61 Convention on Biological Diversity CBD , “History of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di http:www.cbd.inthistory; Internet; diakses pada November 15, 2014. 62 Convention on Biological Diversity CBD , “List of Parties of CBD”, CBD, [database on-line]; tersedia di http:www.cbd.intinformationparties.shtml; Internet; diakses pada November 15, 2014. 63 Convention on Biological Diversity CBD , “Indonesia Overview”, CBD, [database on-line]; tersedia di http:www.cbd.intcountries?country=id; Internet; diakses pada November 16, 2014. 64 Daniel Murdiyarso, Sepuluh Tahun Perjalanan Negosiasi Konvensi Perubahan Iklim Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2003, 29. 65 Convention on Biological Diversity CBD, “The Conference of the Parties of CBD”, CBD, [database on- line]; tersedia di http:www.cbd.intcop; Internet; diakses pada November 17, 2014. 66 Departemen Pertanian, “Konvensi Keanekaragaman Hayati”, BB Biogen Litbang Departemen Pertanian, Rabu, Juni 25, 2008, [database on-line]; tersedia di http:biogen.litbang.deptan.go.idindex.php200806konvensi-keanekaragaman-hayati; Internet; diakses pada November 18, 2014.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kerjasama Trilateral Indonesia Malaysia Dan Brunei Darussalam Melalui Program Heart Of Borneo (HOB) Terhadap Penanganan Masalah Kerusakan Hutan Wilayah Perbatasan Kalimantan Timur

7 58 129

Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) (Studi Deskriptif Tentang Strategi Komunikasi World Wide Fund For Nature (WWF) Dalam Mensosialisasikan Pelestarian Lingkungan Kepada Peserta Sosialisasi di Bumi Panda Bandung)

7 43 79

STRATEGI IMPLEMENTASI HASIL ROUNDTABLE ON SUSTAINABLE PALM OIL (RSPO) OLEH WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE (WWF) DI INDONESIA

0 3 115

KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDACLICK KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program

0 2 16

PENDAHULUAN KOMUNIKASI PARTISIPATIF MELALUI PROSES KEGIATAN PANDA CLICK (Studi Kasus Pada Program Komunikasi Partisipatif Panda Click Yang Dilakukan Oleh World Wildlife Fund For Nature (Wwf) Indonesia Program Kalimantan Barat Di Desa Teluk Aur, Kecamatan

0 3 56

SKRIPSI IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 3 18

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 3 51

OBYEK PENELITIAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 5 25

KESIMPULAN DAN SARAN IMPLEMENTASI KAMPANYE “SEBANGAU CONSERVATION PROJECT” WORLD WIDE FUND for NATURE” (WWF) INDONESIA KALIMANTAN TENGAH.

0 2 11

AUDIT KOMUNIKASI PROGRAM KAMPANYE “EARTH HOUR” WORLD WILDLIFE FUND FOR NATURE INDONESIA - FISIP Untirta Repository

0 1 318